YOGYAKARTA 2


YOGYAKARTA 2.

'Mari kita berdoa bersama' .
Pagi hari kedua setelah sarapan kamipun menuju Magelang untuk mewawancarai para pelamar yang telah dipanggil / diundang oleh penyedia tenaga kerja. Dalam perjalanan itu mataku tak henti-hentinya memperhatikan pemandangan kiri kanan, sekedar untuk mendapatkan momen unik dan langka untuk kuambil gambarnya. Ada sebuah sepeda motor yang catnya ‘full’ bermotif batik, namun sayang mobil kami terlalu cepat dan sepeda motor itu sepertinya berbelok kearah lain, karena ditunggu-tunggu di lampu merah tak muncul-muncul.
Sampai di Magelang para pelamar sudah duduk rapi, siap untuk dipanggil, setelah dibuka acaranya dan memperkenal diri serta menceritakan selintas tentang profil perusahaan, maka wawancara itupun dimulai. Lumayan capek dan menguras energi padahal cuma duduk tapi bicara terus. Setelah itu kamipun makan siang disebuah warung  besar ‘bu eny’, prasmanan dan spesial es campur. Makanannya dibariskan yang panjangnya sekitar 8 meter dalam sebuah etalase berlantai dua, mulai dari nasi, lauk pauk hingga asesorisnya yang semuanya menarik dan menggoda selera. Es campurnya sekitar 26 jenis dengan nama-nama yang unik ( es kasmaran, es kemesraan, es cinta mati dst) dan berwarna-warni, disebuah sudut tertera tulisan yang menawarkan kepada pengunjung untuk meracik sendiri es sesuai selera masing-masing.
Setelah makan kami sholat, lalu melanjutkan perjalanan ke Borobudur, ramai oleh pengunjung lokal dan mancanegara juga oleh para penjual produk dan jasa. Aku tetap saja penasaran berkunjung ke sini padahal ini adalah kunjungan yang ke 4ku. Aku tetap saja ingin berphoto dan ikut-ikutan mencoba menyentuh sebuah patung di dalam sebuah stupa. Selama berada di Borobudur ini ada cerita yang menarik, banyak sekali penyedia jasa payung, ditengah keramaian itu sipemilik payung tetap mengenal payungnya masing-masing ditengah kerumunan orang, padahal tidak dicatat dan tidak pakai tanda serah terima apapun.
Cerita yang lain ketika kami sampai di pintu masuk ke area Borobudur, banyak sekali yang mengerumuni kami untuk menawarkan produk dan jasa. Dengan menggelengkan kepala, melambaikan tangan, atau mengucapkan terima kasih, kami menolak semua tawaran itu. Lalu setelah keluar dari are Borobudur kami kembali dikerubiti. Saya sampai bingung untuk menolak dan diam saja, mereka terus saja mendesak agar saya membeli; “ayo, beli pak untuk pembuka rezeki, untuk penglaris, semoga bapak lancar rezeki, untuk sama-sama berbagi rezeki, ayo pak sambil menawar saya tak pijitin kakinya, dan banyak lagi cercaan, godaan mereka agar saya membeli atau memakai jasa mereka. Dalam dudukku yang dikerubiti itu, tiba-tiba aku dapat ide nakal dan nyeleneh. “kalau begitu mari kita berdoa bersama agar rezeki kita dimurahkan, mari mendekat semua” ujar saya. Teman-teman saya bengong dan terus tertawa terpingkal-pingkal melihat tindakan saya.
Wah jika kita tak kuat, benar-benar akan terkuras kantong kita, oleh godaan mereka yang memaksa secara halus dan dengan segala cara serta rada-rada nekad. Kalaupun anda harus membeli tawarlah dengan harga separuhnya. Pastikan anda membeli sesuatu karena anda membutuhkannya, bukan karena desakan atau godaan dari mereka, sebab disana terlihat semuanya menarik dan sepertinya semuanya murah. Anda akan tergoda karenanya.

Setelah lolos dari kepungan para penjual produk souvenir dan jasa di Borobudur (lolos karena mobil saja susah ditutup pintunya), kami menuju Prambanan. Ke prambanan tidak sepenasaran ke Borobudur karena bangunananya yang tidak seseru borobudur juga karena prambanan lagi di renovasi dan sebahagaian bangunan dilarang dimasuki, dipagari. Ramai juga menurut ukuran saya, tapi kata orang-orang disana itu tergolong sepi.
Para penjual produk souvenir disini tak segencar dan senekad di Borobudur, anda bisa lebih santai untuk menikmati suasana disana. Namun Borobudur lebih menimbulkan kesan yang mendalam, konon katanya jika anda sedang berpacaran sebaiknya tidak ke prambanan karena bisa putus, boleh tidak percaya, buktikan sendiri. Setelah puas dan memang mulai gelap memasuki mahgrib kamipun kembali menuju Yogyakarta untuk makan malam dan mencari ole-ole khas Yogyakarta.

Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.