Posts

Showing posts from May, 2009

PASAR KAGET JODOH-BATAM

Image
Pasar Pagi Jodoh-Batam Tanggal 23 Mei 2009 lalu, saya, istri dan kedua putri saya sekitar pukul 06.30 pagi sudah meninggal rumah untuk melihat pasar pagi di Jodoh-Batam, tepatnya di depan Mall Ramayana. Tujuan kami bukan belanja sayuran, tapi kami ingin melihat-lihat pasar pakaian (bekas) eks Singapura, boleh disebut pasar kaget karena jam operasinya hanya sekitar jam 07.00 sampai 10.00 pagi. Semua penjual disini, menggelar dagangannya diatas aspal jalanan, barang dagangan ditumpuk begitu saja. Mayoritas yang diperjual belikan disini pakaian, disamping itu barang lain bisa kita temukan seperti alat dapur, gorden, mainan anak-anak, jam tangan, sepatu, tas, kaca mata, asesoris, alat-alat elektronik (laptop, kamera digital, telepon genggam). Bahkan saya menemukan blackberry, namun sayang penjual tak berkenan saya ambil gambarnya. Para pembeli dipersilahkan memilih dan membongkar-bongkar pakaian yang ditumpuk. Konon pakaian yang dijual tidak semuanya bekas, bahkan tidak jarang masih terdap

Tidak ada yang lebih kalau tidak ada kurang

Saling Melengkapi Manusia sering kali melupakan, tentang anugerah yang diberikan padanya. Ada orang begitu bangga dengan warna kulitnya yang putih dan mulus. Ada orang yang begitu bangga dengan postur tubuhnya yang tinggi. Ada orang begitu bangga pada raut wajahnya yang cantik atau tampan. Ada orang yang begitu bangga dengan kecerdasan atau IQ yang tinggi. Ada orang yang begitu bangga dengan jabatannya yang tinggi. Kebanggannya yang begitu berlebihan sehingga meremehkan orang lain, mereka merasa lebih dari yang lain. Padahal tidaklah disebut putih warna kulit seseorang kalau tidak ada yang warna gelap atau hitam. Padahal tidaklah seseorang disebut tinggi kalau tidak ada yang bertubuh pendek. Padahal tidaklah disebut cantik atau tampan seseorang kalau tidak ada yang kurang cantik atau kurang tampan. Padahal tidaklah disebut tinggi kecerdasan atau IQ seseorang kalau tidak ada yang kurang cerdas atau rendah IQ. Padahal tidaklah disebut tinggi jabatan seseorang kalau tidak ada jabatan yang

BANGGA DENGAN PEMANDANGAN KAMPUNG (AN)

Hari Sabtu tanggal 16 Mei 2009 yang lalu saya jalan-jalan ke sebuah Mall paling terkenal saat ini, di daerah Nagoya-Batam. Ketika saya bersama istri dan anak sedang santai berjalan melintasi sebuah ruang pamer sebuah perumahan, tiba-tiba seorang wanita menyodorkan brosur perumahannya, dan langsung nyerocos. “Pak ini adalah sebuah perumahan yang sangat menarik, nyaman dan pasti akan menguntungkan bagi bapak” “Kenapa begitu, apa bedanya dengan yang lain” “Perumahan ini satu-satunya yang begitu bagus pemandangannya” “Masak?!” “Iya,…begitu bapak membuka jendela, bapak langsung melihat Singapura begitu dekat, jelas dan indah”. “Kenapa.. harus bangga dengan pemandangan Singapura, memangnya ada apa dengan Singapura, apa yang bisa saya dapat dengan pemandangan itu”. Siwanita terdiam sejenak, mendengarkan kalimat saya, tapi yang namanya tenaga penjual tidak boleh gelagapan, ragu dan kalah dengan orang yang sedang dihadapinya. “Mungkin bapak, sering ke Singapura” “Karena tugas

Pilih Presiden

(Jangan asal pilih) Sejak tumbangnya era Suharto dan munculnya era reformasi sangat dimungkinkan siapapun, dapat mencalonkan diri menjadi Presiden. Ketika pemilu legislatif usai dan sejak itu pula semakin kencang gaung pembicaraan tentang presiden. Ada yang mempersoalkan siapa yang paling pantas / kredibel untuk menjadi presiden Indonesia berikutnya. Jawabannya sangat tergantung siapa kita dan cendrung subyektif, karena jawaban kita akan sangat dipengaruhi alam emosi dan rasa suka dan tak suka kita terhadap calon presiden tertentu. Namun ada pula yang mempersoalkan syarat minimal untuk menjadi presiden. Padahal bila sudah berbicara syarat maka segera memasuki wilayah diskriminasi dan wilayah adil tak adil. Karena syarat selalu berbicara batasan / ukuran minimal. Bagaimana bila umur minimum tidak ditentukan apakah semua orang bisa mencalonkan diri. Kembali ke persoalan siapakah yang pantas menjadi presiden, militer atau sipil?. Wacana yang berkembang dan analisis para pakar cendrung ber

PERSIAPKAN HIDUP…YA NIKMATI JUGA

“ Ketika engkau di pagi hari, maka tak perlu menunggu datangnya sore” (HR. Bukhari). Kita sering kali resah, apa yang akan terjadi di sore hari nanti, padahal Allah tidak mungkin mengingkari janjinya untuk memberi rezeki kepada kita. Nikmatilah hidup, jangan biarkan usia anda terlewat begitu saja secara sia-sia, apalagi anda lupa bahwa Allah-lah yang telah memberi kehidupan, lalu anda melupakannya. Maksudnya anda tak pernah beribadah kepadaNYA. Ketika usia kita sudah menua, dengan berkurangnya manis kehidupan, kurangnya kenikmatan hidup, kurangnya kemampuan fisik kita baru sadar betapa kehidupan yang kita jalani, mungkin hampir separuhnya sia-sia. Itupun kalau sempat kita renungi. Menikmati hidup bukan berarti lupa pada masa depan, atau bahkan lupa mempersiapkan diri, untuk membekali diri. Ingatlah orang pandai dan cerdas adalah orang yang mengingat Allah, lalu membekali diri untuk akhirat nanti. Siapkanlah masa depan anda tanpa harus larut memikirkannya, fikirkan dan nikmati juga saa

Salah KAPRAH

Salah Kaprah Mengungsi Ketempat yang lebih aman Sering juga kita mendengar berita tentang musibah, baik itu karena banjir, gempa, longsor, maupun kerusuhan yang melanda atau menimpa suatu desa. Bunyi beritanya kira-kira begini “beberapa warga yang selamat, telah mengungsi ke tempat yang lebih aman”. Apa yang salah dari kalimat tersebut. Tidak salah hanya salah kaprah. Orang yang mengungsi sudah tentu saja tujuannnya agar lebih selamat. Selamat tentu saja tempat yang lebih aman. Artinya orang yang mengungsi pasti ke tempat yang lebih aman, mana ada yang orang mengungsi pergi ke sumber musibah. Sedang ketika berita beralih ke berita duka, kalimatnya kita-kira seperti berikut. “Jenazah korban musibah disambut oleh pihak keluarga dengan isak tangis dan duka yang mendalam”. Aneh juga kalau keluarga yang menerima jenazah korban menyambut dengan suka cita, apalagi jika malah bernyanyi, mutar lagu rock, atau sambil mabok-mabokkan. Ya pastilah..berduka, sedih dan tangisan, karena akibat mus

Siapa Peduli Bahasa Indonesia

Bukti kurang menghargai Bahasa Indonesia Ini adalah salah satu contoh betapa Bahasa Indonesia kurang dihargai oleh bangsanya sendiri. Lihatlah iklan lowongan kerja di media masa, bahasa apa yang dipakai? Atau bahasa apa yang lebih dominan dipakai untuk sebuah iklan lowongan kerja?. Kita semua barangkali akan sepakat jawabannya adalah Bahasa Inggris. Benar bahasa Inggris adalah bahasa International, tapi sesungguhnya terkesan janggal dan dipaksakan. Kenapa? Pertama iklan lowongan kerja tersebut yang pangsa pasarnya jelas orang Indonesia haruskah berbahasa Inggris. Kedua media tempat beriklan itu juga jelas-jelas berbahasa Indonesia, terbit di Indonesia dan pembacanya adalah orang yang harus mengerti/memahami bahasa Indonesia lisan dan tulisan, perlukah iklan lowongan berbahasa Inggris?. .Maksudnya iklan itu tidak perlu Berbahasa Inggris kalau yang mau dicari orang Indonesia, media tempat beriklan masih berbahasa Indonesia. Mengapa mereka penyedia lowongan kerja itu tak menyebut salah sa