Posts

Showing posts from November, 2012

PENIPU CINTA 6.

"Kebahagian itu, tidak selamanya bisa dicapai oleh hal-hal seperti;  berpangkat, berduit, pintar belum tentu membahagiakan manusia, walau tidak dipungkiri dengan itu banyak juga orang tersenyum lalu merasa bahagia". "Lalu kenapa ia tak berbicara jujur sama saya, kalau ia tidak bahagia". "Eit.... kamu jangan cepat-cepat, memfonis ia tak bahagia, kalaupun ia tak bahagia, bagi saya ia wanita hebat dan luar biasa". "Eh...mang jangan macam-macam".Tarman seolah tak ingin aku berfikiran macam-macam. "Kamu jangan berfikiran negatiflah, aku tak kenal dengan wanita itu. Maksudku ia hebat karena ia hanya memberi kamu sinyal, sesungguhnya ada sesuatu.....dan sesuatu itu tak mau ia ungkapkan ke kamu...Banyak hal yang menghalanginya untuk berkata jujur dan lebih terbuka pada kamu...hebatkan karena memang itulah seharusnya seorang istri, yang harus jaga martabatnya dan keluarga". "Maksud mamang?!". "Kamu bilang suaminya memil

PENIPU CINTA 5.

"Bukankah sudah jelas kalimatnya ia begitu mencintaimu dan tak pernah melupakanmu?". Ujarku. "Yo, mang...tapi kenapa baru sekarang ia nyatakan perasaannya, kenapa pula dulu ia menikah seolah tiba-tiba, tidak ada penjelasan apapun, bukankah ini penipuan, dia mengakhiri dan pergi ke Jakarta juga tak bilang apapun!". "Ya...juga ya..tapi banyak kemungkinannya, bisa jadi karena dia tak ingin kamu marah, bisa juga ia dalam posisi sulit, serba salah, bisa jadi ia memandang banyak hal, problem dan banyak lagi, mungkin juga dia itu korban perjodohan orangtuanya, seperti Siti Nurbaya, tapi kan sekarang kamu sudah pasti tentang perasaannya pada kamu, walau ia masih menjadi istri orang lain, kamu memiliki hati dan perasaannya, walau tubuhnya milik orang lain". "Tidak mang, aku sakit hati, aku merasa dipermainkan, aku merasa ditipu"  "Kenapa? emang apa lagi yang kamu harapkan dari dia, bukankah kamu, pernah bilang kalian sudah punya cerita sendi

PENIPU CINTA 4.

"Itulah beberapa, tulisannya kepadaku". Mang itu sebahagian yang tersisa, yang kebetulan belum aku hapus". Tarman terus membaca kembali tulisan itu, seperti ada sesuatu yang begitu mendalam dan penuh arti dalam hati dan fikirannya. "Wah kamu hebat dong, dicari setelah di duapulah tiga tahun, dan ia mengungkapkan perasaannya secara hebat, mendalam dan sepertinya ia benar-benar mencintaimu?". "Iyo mang, selama ini aku menganggap aku bertepuk sebelah tangan." "Kenapa?" "Iya aku mengeja-eja, hubungan kami dulu antara ada dan tiada, yang seperti puisi karya Nia Hidayati berikut". Sambil membacakan puisi itu penuh penghayatan. Sekian hari menapaki hatimu tak pernah sama kumengertimu selalu saja tersisip tanya dalam ketermanguan bisu mengapa dan ternyata seringkali bercengkrama dalam irama air mata Dari titik nol kuartikanmu perlahan ada, tereja dan tersketsa menjalin huruf-huruf ketulusan merangkai kata keindahan d

PENIPU CINTA 3.

Saya heran...?!. saya masih mengingat beberapa ungkapan dalam email, sms wanita itu yang sempat membuat saya seperti diawang-awang. Lalu ia memperlihatkan beberapa tulisan kepadaku. "...Menemukan kembali teman2 lama dan bahkan teman yg sangat "spesial", yg lebih dari 20 tahun lalu pernah mengisi dan hinggap di hati saya. Walaupun hinggapnya hanya sebentar tp menaburkan kenangan yg tidak pernah bisa sy lupakan. Si "spesial" itu yang bernama cukup unik "......" (sy sih merasa namanya cukup unik). Nah inilah kehebatan si "pesbuk" yang sdh memberikan kejutan pada saya. Pesbuk....pesbuk.....dia yang bisa menyihir jutaan orang. Apakah orang2 mendapat kejutan seperti saya juga????". Ini penggalan tulisan wanita itu melalui email. Kalau tulisan berikut adalah balasan dari tulisan aku, yang waktu itu aku menulis semakin sulit tertidur, memejamkan mata malah semakin jelas w

PENIPU CINTA 2.

Hari pesta pernikahan itupun tiba, aku datang, aku hadir malam itu bersama sahabat-sahabatku. Aku lihat ia begitu senang dan bahagia. Saat datang dan berada di tengah pesta itu aku masih biasa saja namun begitu meninggalkan tempat acara itu aku langsung stres dan hampir seminggu aku pusing, aku lemah, aku tak bergairah, aku sakit hati. Namun lagi-lagi aku mampu mengendalikan diri, aku tak lagi stess dan kembali bersemangat, walaupun aku stress aku tetap kuliah seperti semula. Gadis pujaanku (ah...salah aku dia bukan gadis lagi) itupun kembali kuliah lagi, dan anehnya, jika kami satu mata kuliah yang sama, kami tetap duduk bersebelahan, duduk berdekatan bahkan ketika pulang dari kuliahpun kami terkadang tetap pulang bersama dalam satu angkot, kebetulan tempatku kos tak jauh dari rumahnya. Pernikahan itu seolah belum terjadi, kami akrab seperti semula namun tidak juga membicarakan hubungan kami, mungkin kalau zaman sekarang disebut teman tapi mesra (TTM). Kuliah di awal s

PENIPU CINTA.

Image
Cerita ini terjadi sekitar awal tahun 2011 lalu. Aku fikir cerita ini layak untuk dibagi, karena mengandung untuk direnungkan. Sebutlah Tarman seorang rekan lamaku, tiba-tiba ia mengeluh dengan perasaan yang sangat mendalam dan sepertinya ia begitu galau, gundah dan begitu sakit hati sehingga beberapa hari ia terlihat kurang bergairah. "Ada apa ujar saya, berat kayaknya masalahnya?". Ujar saya memulai pembicaraan dengan pertanyaan selidik. "Ai mang..(dia memanggil aku mamang) disebut berat, tidak. Disebut ringan juga tidak, tapi membuat aku tak habis fikir, pusing dan stress dengan apa yang kualami...". Singkat cerita iapun memulai cerita. Dulu waktu penataran P4 saat awal kuliah, aku terpesona dengan seorang gadis yang sangat bening, manis dan cantik. Lalu aku berkirim puisi spontan padanya, ya puisi cintalah, namanya orang lagi kasmaran, jadi yang keluar adalah puisi cinta. Beberapa minggu kemudian ia membalas puisi saya, dengan penuh kelembutan ia menuliskan

KTP, GAK LAKU DISEMUA TEMPAT.

Beberapa hari yang lalu saya mengurus Pajak Motor dan STNK yang memang sudah waktunya harus diperbaharui setiap tahun dan setiap lima tahun. Kebetulan lima tahun yang lalu motor itu saya beli di Tanjung Uban-Bintan. Tahun 2009 lalu saya sekeluarga pindah tugas di Batam, masih satu provinsi yaitu Kepulauan Riau. Motor itu tidak saya mutasikan ke Batam karena saran orang-orang; untuk memindahkan / memutasikan kendaraan sebaiknya nunggu lima tahun sehingga tidak 'ribet'. Lagian Batam-Bintan itu bisa ditempuh satu jam paling lama dengan Kapal Roro, dengan speedboad paling lama 25 menit. Lalu apa yang menjadi masalah dari cerita ini?. Masalahnya di Kartu Tanda Penduduk (KTP) saya. Sejak tahun 2010 lalu saya sudah tidak ber KTP Bintan lagi. Pertama KTP Bintan itu memang sudah mati, kedua tidak mungkin juga saya memiliki dua buah KTP (Bintan dan Batam). Inilah masalahnya, KTP Batam tak laku di Samsat (POLRES) di Tanjung Uban-Bintan. Petugasnya tidak mau menerima atau memp

Rakyatnya ingin ketemu dihambat, atau Satpol PP yang membabat.

Ini cerita lanjutan dari tulisan saya sebelumnya,yang berjudul 'Cuma Bisa Komentar'. Pada tulisan tersebut saya bercerita bahwa umumnya orang hanya bisa berkomentar, bahkan menyalahkan. Jarang sekali yang benar-benar bersikap positif, memotifasi serta mendukung orang lain secara seratus persen atau semua mendukung. Untuk kasus nyatanya saya akan coba ambil contoh di Indonesia saja. Pertama Dahlan Iskan (DI), ia adalah contoh pemimpin yang lain dari pada yang lain jika dibandingkan Menteri lainnya. Ia rela tidur dirumah petani, membersihkan tempat-tempat umum, pakaiannya tidak glamour, dan banyak lainnya. Disamping itu ia benar-benar melakukan perbaikan / perubahan untuk BUMN demi lebih efisien, lebih efektif dan bisa 'go international'. Apa yang ia lakukan itu banyak juga yang mencibir, bahkan ingin menjatuhkannya atau menjauhkannya dari BUMN. DI masih dilihat orang sebagai sesuatu yang bukan/tidak baik dan tidak positif. DI semakin dimusuhi bahkan dicari-cari

CUMA SUKA KOMENTAR

Untuk menjelaskan maksud judul diatas, saya ingin nukilkan kisah seorang ayah yang sedang mendidik anaknya. Alkisah si ayah mengajak sianak berjalan-jalan melintas beberapa perkampungan menggunakan keledai (maaf ceritanya sudah saya edit). Lalu keduanya naik ke punggung keledai itu berjalanlah mereka melitas perkampungan pertama, lalu berkatalah sekelompok orang pada mereka. "Dasar anak kurang ajar, tidak tahu diri, keledai tua, dinaiki berdua, seharusnya anaknya yang turun". Lalu turunlah sianak, dan memegang tali keledai untuk meneruskan perjalanan, si ayah tetap diatas punggung keledai. Ketika memasuki perkampungan berikutnya, mereka ditegur kembali. "Dasar orangtua, tak sayang sama anak, tega-teganya membiarkan anaknya menuntun keledai sementara ayahnya senang-senang diatas punggung keledai". Lalu turunlah siayah dari punggung keledai itu dan menaikkan anaknya keatas punggung keledai. Lalu mereka kembali meneruskan perjalanan. Kini si ayah yang menuntun