Posts

Showing posts from March, 2012

PELAJARAN DARI DAHLAN ISKAN & JOKO WIDODO.

Image
Saya sungguh tidak mengenal menteri BUMN Dahlan Iskan dan Walikota Solo Joko Widodo, Tidakpun pernah bertatapmuka, apalagi berdiskusi, bersalaman. Saya cuma tahu mereka berdua dari berbagai media TV, Koran,  Internet,  karena sepak terjang mereka yang tak lazim di dunia Indonesia. Sehingga saya termasuk yang selalu ingin dengar, ingin baca dan ingin ikuti terus perihal mereka. Pada umumnya berita tentang mereka berdua selalu menarik untuk diikuti, karena kegiatannya mereka lain dari pejabat Indonesia lainnya, umumnya membela kepentingan rakyat banyak, menyentuh orang banyak, tidak pakai embel-embel, tidak untuk pencitraan, tidak pura-pura. Mereka berdua dianggap orang-orang sukses, memimpin, sehingga menjadi inspirasi bagi banyak orang, bukan isnpirasi bagi pejabat-pejabat lain. Apa yang menjadi pelajaran dari mereka berdua?. Mereka berdua secara fisik tidak begitu proporsional, tidak tinggi besar, tidak juga ganteng amat, tidak pula berkesan wibawa, tidak pula menjaga 'image'

BAIK MAKSUD, TAPI BELUM TENTU BENAR.

Image
Subuh dua hari yang lalu, seperti biasa aku berusaha untuk sholat di mesjid dekat rumahku. Ketika  selesai sholat sunat sebelum sholat subuh, aku tanpa sengaja melihat pada sosok muda yang selama ini belum aku pernah lihat sholat berjamaah di mesjid itu. Ia memakai baju koko warna putih, peci warna putih bulat hanya menempel ala 'rabi' Yahudi dan celana ketat-seperti legging ketat seperti tak bercelana. Pembawaannya cueks, kalem, rambut berpotongan ala anak muda zaman sekarang gondrong, rambut bagian depan menutup kening, satu matanya dan separuh pipinya. Tadinya aku  ingin menegurnya, karena setahuku ketika kita sujud kening / jidad kita harus terkena langsung tempat sujud, tidak boleh tertutup oleh rambut, makanya sangat dianjurkan menggunakan peci atau sejenisnya agar kening tidak tertutup oleh rambut saat sujud. Tapi niatku itu tak kesampaian, lalu muazinpun khomat, sianak muda berdiri persis disamping sang muazin dibelakang imam. Adegan selanjutnya, ketika sholat hendak

MAHLUK SOSIAL.

Image
Manusia terkadang lupa kalau sesungguhnya ia juga mahluk. Banyak yang mengira mahluk itu hanya selain manusia, seperti hewan, setan, iblis karena sering disebut mahluk gaib, tumbuhan, batu, bintang, bulan juga sebetulnya mahluk, semualah yang diciptakan Allah disebut Mahluk. Manusia jelas juga mahluk, malah ditambah mahluk sosial karena tidak bisa lepas dari manusia lain atau dengan kata lain ada ketergantungan pada manusia lain, manusia satu perlu berinteraksi dengan manusia lain. Jadi singkatnya manusia tidak bisa hidup seorang diri, sudah kodratnya begitu. Tulisan ini muncul saat saya sebagai RW mengundang warga perumahanku, untuk rapat sehubungan dengan kondisi keamanan, kegiatan gotong royong, dan permasalahan antar warga lainnya; hewan peliharan. Maklumlah, warga perumahan terdiri dari berbagai suku, keturunan, bahasa, agama, latar belakang pendidikan serta pekerjaan, dan seterusnya. Perumahan kami termasuk perumahan baru.

MIE TAREMPA & ASMA RUJAK.

Image
Pergilah aku dan istri hari ini 21 Maret 2012 ke Tanjung Pinang dengan menggunakan kapal ferry, kurang lebih 1 jam perjalanan laut. Ke Tanjung Pinang dalam rangka urusan dengan Bank Tabungan Negara (BTN), saya heran dalam dunia perbankan yang serba 'online' seperti sekarang ini, masih saja penyelesaian diharuskan dimana tabungan itu di buka. Sekitar 10 tahun yang lalu, ketika kami masih di Lobam-Tanjung Pinang mengajukan kredit pembelian rumah melalui kantor cabang BTN Tanjung Pinang. Ketika kami ingin menyelesaikan hal itu di Batam, ditolak petugas BTN Batam dan mengatakan harus diselesaikan di Tanjung Pinang, karena BTN Tanjung Pinang yang membuka. Alhamdulillah Batam - Tanjung Pinang hanya ditempuh kurang lebih satu jam dan urusan bisa diselesaikan dalam hitungan beberapa jam. Coba bayangkan kalau misalnya kami pindah ke Jawa, Palembang, Bali, berapa ongkos dan waktu yang terbuang. Sebelum jam 12 siang urusan di BTN itu, Alhamdulillah selesai, dan kami mampir sebentar pada

LADING: Gambaran Penuh Kesiapan & Berjaga-jaga Lekali Komering Ulu.

Image
Apakah anda tahu makna kata 'LADING', Kata ini cukup terkenal pada masyarakat Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan, khususnya kaum lelaki. Kata itu untuk menyebutkan sejenis pisau kecil, pisau ini bukanlah sembarang pisau, dengan kata lain pisau ini bukanlah untuk sembarangan penggunaan seperti untuk memotong ikan, sayuran, dan sebagainya. Ukuran Lading ini biasanya antara kurang lebih 10 Cm sampai 25 Cm (dari gagang hingga ujung pisau), penampilannya cukup mungil, bersarung kulit dan bisanya berwarna coklat muda atau tua. Lading ini selalu dalam keadaan terasah, terawat, tajam dan selalu mendampingi sang empunya. Pemiliknya tak akan membiarkan dipakai sembarangan, diletakkan sembarangan, tidak terawat, berkarat dan tumpul. Lading bagi pemiliknya adalah pelambang atau gambaran penuh kesiapan, kesiagaan, berjaga-jaga dari berbagai ancaman baik dari manusia maupun dari hewan buas.  Lading adalah sebuah budaya yang tidak bisa diterjemahkan sebagai sikap banci, penakut dan lem

DUKU, NASIBMU KINI.

Image
Duku, adalah salah satu buah andalan dari Sumatera Selatan. Orang diluar Sumatera Selatan (Jakarta, Bandung, Subaya, Batam...dan seterusnya) sering menyebutnya DUKU Palembang. Padahal di Palembang tidak ada pohon Duku, kalaupun ada pohon-pohon yang di tanam dikota Palembang tidak akan mampu menghasilkan / memasok duku diberbagai kota besar di Indonesia seperti saat ini. Lalu kenapa pula, orang menyebutkannya duku Palembang. Banyak pula pedagang yang mengambil manfaat ketenaran Duku dari Sumatera Selatan (Duku Palembang) dengan menyebut duku yang ia jual duku Palembang, padahal bukan dari Palembang. Duku yang kita kenal dan disuka serta yang kita sebut Duku Palembang sebenarnya, bukan dari Palembang  tapi dari daerah Komering Ulu, salah satunya dari Desa saya Banding Agung, Kecamatan Madang III, Ogan Komering Ulu Timur (Diberbagai daerah sebetulnya banyak ditumbuhi duku yang juga dikenal/disebut langsat). Penambahan kata Pelambang sesungguhnya hanya untuk memudahkan para penjual guna m

ANDAI BATAS UMUR DIKETAHUI.

Image
Apa yang akan dilakukan jika kita mengetahui batas umur dan waktu kematian kita?, karena kematian adalah sesuatu yang pasti. Atau saat kita lahir, kita langsung diberitahukan atau disodorkan (dituliskan di tubuh kita) batas umur kita dan disitu juga tercantum tahun, bulan, minggu, hari, tanggal jam dan detik ajal kita dijemput. Akah kita bergembira atau sebaliknya. Apakah kita menyesal dilahirkan atau malah bersyukur. Bukankah kematian pasti datang. Seandainya saat kita lahir diberitahu batas umur kita dan waktu kematian kita, pendek. Katakanlah beberapa menit saja mungkin tak terlalu masalah, lalu bagaimana jika hanya berumur hingga beberapa bulan saja atau 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun saja. Maka pihak orangtualah (Ibu dan Ayah) yang akan bersedih, atau bahkan bayi yang baru lahir itu langsung di bunuh, dibuang. Orangtua mungkin akan melakukan itu karena mereka beranggapan untuk apa, memelihara, membesarkan anak yang berumur pendek, mereka akan menganggap kelahiran anaknya adalah sia

TEMPOYAK, Makanan Pengingat Kampung Halaman.

Image
Anda pernah dengar kata itu. Tempoyak adalah hasil fermentasi buah durian (dagingnya saja) yang diberi garam secukupnya dan cabe. Kira-kira tiga hari kemudian fermentasi durian itu siap untuk di olah baik sebagai bumbu masakan tertentu atau sebagai sambal yang dipadukan dengan ikan teri, ikan salai, ikan lainnya. Rasanya lumayan asam. Tempoyak paling populer di seantero Sumatera Selatan (Palembang, OKI, OKU, Musia Banyuasin dan sebagainya) di Palembang dengan mudah kita temukan tempoyak, namun dibeberapa tempat juga dikenal seperti di tanah melayu, kalimantan bahkan di Malaysia. Kalau di dusunku Banding Agung-OKU Timur, SUMSEL sana biasa disebut tampuyak karena bahasa Komering tidak mengenal huruf 'E'. Hampir semua ibu rumah tangga membuat sendiri tempoyak dari durian yang mereka miliki, pada bulan-bulan seperti February, Maret, tempoyak sangat banyak seiring musim durian disana. Dan hampir dipastikan orang-orang asli dusunku menyukai tampuyak. Kalau Umak/Ibu saya du

SETIAP MEMBACA RIWAYAT INI, MATAKU BERLINANG.

Image
Entah mengapa, hampir setiap aku membaca riwayat menjelang wafat manusia serba 'PALING' itu mataku berlinang, badanku sekali-sekali merinding dan dadaku terkadang juga terasa gak karuan. Siapa yang kumaksud yaitu Rasullullah saw. Muhammad bin Abdullah. Minggu lalu aku meminjam buku yang berjudul 'Strory of The Message" karangan Aidh Bin Abdullah Al-Qarni, terbitan Maghfirah Pustaka cetakan pertama tahun 2008. Aku nukilkan kembali bagian akhir dari buku itu yang bersub judul 'Sesungguhnya Engkau akan Mati', tentu saja tidak seutuhnya kutulis kembali. Membaca riwayat peristiwa wafatnya Rasulullah sebelumnya aku sudah baca lebih dari 2 kali, namun aku tetap saja terharu. Muhammad adalah seorang manusia yang berhak mendapatkan predikat serba 'PALING'. Pemimpin palinng hebat, paling adil, paling berani, paling sabar, paling santun, paling murah hati, paling kasih sayang, paling penolong, paling bijak, paling lemah lembut, paling di cintai Allah SWT, paling