YOGYAKARTA 1.


YOGYAKARTA 1.
Mendarat di Yogyakarta, pihak penyedia tenaga kerja rupanya sudah menunggu. Di tengah kerumunan penjemput dan pengunjung ada seorang laki-laki memegang kertas putih yang menulis namaku agak besar dengan spidol di atasnya. Maklum kami memang belum pernah ketemu apalagi saling mengenal, untungnya saya segera melihatnya padahal dia sudah celingak-celinguk, kiri-kanan. Dengan sigap mereka melayani kami berdua dan memperkenalkan diri “Agung, Pak” lalu meminta kami untuk mengikutinya menuju mobil yang sudah disediakan. Dia langsung membuka percakapan.
“Terlambat ya..pak?”
“Iya...dari Batamnya juga terlambat” ujar saya.
“Kenapa ya..pak”
“Tak ada penjelasan yang memadai”
“Kemana kita pak, ke hotel dulu...atau”
“Saya lapar” rekan sayapun menimpali juga, dipesawat murah sekarang kue ditiadakan.
“Ya..sudah kita makan saja dulu”
Singgahlah kami, di restoran Lombok Idjo. Lumayan ramai padahal sudah pukul 14. lewat dan terlihat para pengunjung umumnya memakai mobil, enak tapi sambal idjonya kurang menggigit, tidak seperti balado hijaunya rumah makan padang. Restoran ini menggunakan semburan air yang sangat halus dari pinggiran genteng paling bawah / nako untuk mempertahankan kelembaban dan kesejukan, tapi bila memilih duduk paling pinggir tentu lama kelamaan terasa juga butiran air membasahi pipi.
Setelah perut terisi, kami ‘chek in” di Hotel Abadi persis depan stasiun kereta api di sekitar SARKEM (pasar kembang). Tanpa ganti pakaian apalagi mandi kami langsung menuju pantai Parang Tritis-konon waktu itu ada seorang petapa yang melihat batu yang meneteskan air (parang=batu dan tritis=menetes) maka disebutlah parang tritis. Batu itu kini di pagar menjadi bahagian legenda namun tidak lagi meneteskan air Hingga kunjungaku yang ke 7 ke Yogyakarta, akhirnya saya sampai juga ke pantai parang tritis yang kesohor itu. Cukup penasaran karena legenda dan cerita-cerita yang terbaca tentang pantai satu ini yang konon setiap tahun ada korban. Ombaknya lumayan besar dan ramai oleh turis lokal dan manca negara juga diramaikan oleh para pencari nafkah (penjual aneka makanan, souvenir, minuman serta penyedia jasa andong, lukis wajah dsb).
Rekanku langsung dihampiri pelukis wajah, sepakat dan langsung ambil posisi paling manis, cukup murah hanya Rp 35.000,- dan cukup singkat. Namun sayang saya tak sempat melihat hasilnya, apa mirip atau tidak, semoga mirip dan memuaskan rekanku, tapi kenapa tak mau memperlihatkan hasilnya ya...? jadi tak enak ni.. Setelah puas mengabadikan suasana parang tritis kala matahari terbenam itu kamipun menuju hotel. Mandi menyegarkan badan.
Sesuai janji setelah Isya’ teman semasa SMA di Taman Siswa Arun-Aceh dulu Andriansito menelponku, kalau ia menunggu di lobby. Lama juga tak bertemu, sekitar 22 tahun barangkali. Ia di Yogyakarta sedang mengambil S2 dan istrinya juga sedang mengambil S2 bidang laboratorium (kedokteran), hebat ya.. Cerita sana sini saling menanyakan keadaan, termasuk anak dan rekan-rekan yang lain. Tak lama kemudian Een S tetangga sejak dia masih kecil hingga taman SMApun datang, Ayah dan Ibunya setelah pensiun ikut pindah ke Yogya. Cerita panjang lebar.
Lalu aku mengajak keduanya ke sebuah mall top di Malioboro untuk minum dan makan, rupanya keduanya menginginkan duduk di Pizza HUT. Maklum lesehan di kawasan malioboro bukanlah hal yang menyenangkan lagi sekarang ini untuk santai minum atau makan, harganya yang tak terukur dan banyak sekali musisi jalanan ( yang sendiri, berdua, bertiga, berempat dan seterusnya) yang tak henti-hentinya datang mencoba mengibur. Kedua sahabat lamaku itu memesan Ice cream sedang aku memesan salad. Lumayan panjang perbincangan kami hingga mall itu mau tutup. Memang seringkali berbincang dengan teman lama yang sudah lama pula tak bertemu, membuat lupa waktu karena asyik dan perbincangan yang terjadi serta pertemuan itu tentu saja membahagiakan kami, di akhir pertemuan sambil jalan dari Malioboro menuju hotel kami saling mendoakan dan berharap dapat bertemu kembali dan terus menjaga silaturrahmi. SEMOGA KALIAN BERDUA SUKSES SELALU, SELAMAT DUNIA AKHIRAT, AMIIN.

Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.