Posts

Showing posts from December, 2008

Mau jual uang Kuno Dan Prangko Kuno

Image
Saya memiliki uang Indonesia keluaran tahun 1958, dua lembar masing-masing Rp 100,- dan Rp 25,- kondisi masih baik, kaku dan masih licin. Sudut dan pinggiran kedua uang tersebut juga masih sangat baik, saya rawat dengan baik. Kedua uang tersebut akan saya jual, saya buka dengan nilai dua ratus juta rupiah dan akan saya jual pada penawar tertinggi. Saya juga memiliki 20 lembar prangko kuno, masing-masing bergambar Presiden pertama Indonesia Soekarno, Pahlawan Revolusi, Kantor pos pertama Indonesia, Seri Hewan, alat musik, pesawat, dan perkebunan. Saya akan jual juga dengan pembukaan harga untuk gambar Soekarno duapuluh juta rupiah sama dengan gambar kantor pos pertama, yang lainnya sa ya buka harga sepuluh juta rupiah. gambar prangko contoh dari sebahagian yang saya miliki, kondisi juga masih baik tertdapat tanda stempel kantor pos tanda pernah dipakai. Bagi yang berminat dapat menghubungi saya di alamat email saya: kolubirmn@gmail.com

HERAN

Suatu ketika saya terlibat perbincangan dengan beberapa teman. Teman-teman saya memuji dan menyanjung Bupati yang sekarang sedang menjabat. Kata meraka bupati yang sekarang beda dengan yang dulu. Bupati yang sekarang banyak berkunjung ke masyarakat dan program pembangunannya banyak, maksudnya sejak bupati yang sekarang menjabat dimana-mana ada pembangunan. Terus saya menimpali, jangan heran itu memang tugas bupati, maksudnya bupati manapun, siapapun bupatinya memang dia harus membangun daerahnya. Justru kita harus heran kalau tidak ada pembangunan. Pembangunan itu memang harus terjadi disegala sektor, yang patut kita perhatikan apakah pembangunan yang dilakukan itu berkualitas atau tidak. Jangan sampai jalan, parit yang baru dibangun, belum sebulan sudah rusak. M ereka masih tak mau kalah, untuk membela sang bupati idola. Kata mereka pak bupati mendapatkan beberapa penghargaan, salah satunya dibidang pendidikan dari pemerintah pusat. Saya bilang itu lebih mengherankan, artinya orang se

KERAJAAN SRIWIJAYA GAGAL MEMBANGUN SOSIAL BUDAYA

Kerajaan Sriwijaya dalam sejarah dikenal Kerajaan Pertama di Nusantara yang benar-benar besar dan luas jangkauan kekuasaannya hingga ke Thailand dan Vietnam, itu dibuktikan dengan penemuan beberapa prasasti batu tulis disana. Banyak juga yang meyakini bahwa perkembangan melayu dimulai di kerajaan Sriwijaya. Begitu besarnya kerajaan Sriwijaya membuat orang-orang yang ada di Sumatra Selatan begitu bangganya, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mengabadikan, mengindentikkan banyak hal dengan nama SRIWIJAYA. Mulai dari nama Pangdam, nama pabrik pupuk, nama harian (Koran) yang terbit disana, nama gedung olah raga dan banyak lagi. Penulis sangat berkeyakinan hanya sedikit sekali masyarakat Sumatera Selatan yang memahami mengapa mereka bangga dengan kerajaan SRIWIJAYA, karena pengetahuan tentang hal itu sangat sedikit, catatan-catatan lengkap tentang kerajaan SRIWIJAYA sangat sedikit dan tidak menyebar, cerita-cerita yang berlatar belakang kerajaan itu baik di TV, Koran da

ATRIBUT PARTAI

Image
Salah satu akibat masa kampanye yang cukup panjang, atribut partai berupa bendera yang dipasang di alam terbuka seperti di pinggir jalan, menjadi tidak terurus. Ketika memasuki masa kampanye para pengurus, simpatisan partai sepertinya berlomba untuk memasang bendera-bendera partai ditempat-tempat yang menurut mereka sangat strategis. Pemasangan bendera itu tidak diikuti pemeliharaan dan pengontrolan sehingga banyak sekali bendera partai yang dipasang dipinggir jalan, banyak yang rubuh, menganggu pengguna jalan, koyak, hilang, bahkan dikerubuti atau dipanjang sejenis rumput yang menutup seluruh bendera. Pengurus partai dan simpatisan, sangat mengetahui hal itu, namun banyak yang tak peduli, ada juga yang tidak mampu berbuat apa-apa dikarenakan beberapa faktor seperti kurangnya dana. Akibatnya bendera-bendera itu tidak terurus dan mereka sama saja mengabaikan atribut partainya sendiri. Kalau sudah begini artinya mereka tidak menghormati, yang agak mengherankan mereka bahkan lebih peduli

Lagi-lagi berhubungan dengan polisi

Bulan Desember 2008 ini untuk yang kedua kalinya sejak saya bergabung dengan perusahaan tempat saya bekerja sekarang di Lobam-Bintan, Saya lagi-lagi berusan dengan pihak polisi. Bulan April 2008 yang lalu saya juga berurusan dengan pihak polisi akibat seorang tenaga pengaman(sekuriti) memasukkan temannya bukan karyawan untuk mengambil barang-barang milik perusahaan. Namun usahanya gagal karena sekuriti dan temannya tertangkap basah oleh rekan-rekannya sendiri. Sekuriti tersebut akhirnya divonis pengadilan bersalah dan berhak menjalani kurungan selama 8 bulan. Kali ini (bulan Desember 2008) lain lagi masalahnya, mantan accounting officer (AO) tempat aku bekerja melakukan penggelapan uang sekitar Rp 189 juta, lalu terpaksa saya berurusan sama polisi lagi walaupun YBS bukan lagi karyawan tempatku bekerja. Secara tak sengaja ulah sang AO terungkap karena para supplier perusahaan atau rekanan menagih pembayaran yang menurut mereka telah tertunggak lama. Lalu AO kami yang baru mencoba menelu