Posts

Showing posts from March, 2015

APAKAH ORANG PALEMBANG PEDULI?.

Sabtu tanggal 28 Maret 2015, lalu saya 'balek' (pulang) Palembang. Saya berangkat pukul 16.30 dengan menggunakan citilink, tadinya saya sudah memesan tiket dengan keberangkatan pukul 07.30 pagi, namun oleh pihak citilink dirubah menjadi sore hari dengan alasan penumpang di pagi hari sedikit. Saya dipaksa mengalah padahal saya sudah merencanakan beberapa hal. Seperti ingin singgah di Martabak HAR, salah satu makanan terkenal di Kota Palembang yang kufikir kurang lengkap jika tidak singgah. Walaupun di Batam sudah ada cabangnya dan saya agak sering juga makan Martabak HAR di Batam tapi kalau yang di Palembang tentu terasa lebih istimewa. Sampai di Palembang hampir pukul 18.00, abang ipar saya sudah menanti. Mobil yang menjemput saya langsung menuju Indralaya, tempat ayukku. Jalan dari lapangan terbang menuju jembatan musi 2 masih mulus, namun begitu mendekati jembatan musi 2 jalan sangat jelek; bergelombang, berlubang. Kemudian di jalan kami langsung bertemu dengan banyak se

CARA MENGUSIR BABI HUTAN (TAROBAH) AGAR TAK MASUK KEBUN.

Beberapa hari lalu saya pangkas rambut ditempat langganan saya, saat rambut saya di potong oleh tukang pangkas, tanpa sengaja saya melihat sekarung rambut. Lalu saya tanyakan sama sang pemotong rambut. "Dalam karung itu rambut ya. bang". Biasa gaya Indonesia basa-basi, lah tau masih ditanya. "Iya..bang". "Itu...sudah ada yang ambil / beli" "Gak, ..dibuang aja, tapi.. kalau di kampung kami, untuk mengusir babi". "Wah...sama, dulu saya ingat di kampung saya juga untuk mengusir babi". Si tukang pangkas kebetulan orang padang-Sumatera Barat... Dulu waktu saya masih kecil sekitar tahun 70an, di kampung kami Banding Agung, Ogan Komering Ulu Timur-Sumatera Selatan. Babi hutan (Tarobah-Bahasa Komering) memang luas biasa banyak. Dan saya masih ingat, waktu saya masih kecil sekitar kelas 4 SD, saat pulang sendiri dari kebun. Tiba-tiba saya dikejutkan oleh segerombolan babi hutan lagi mandi berkubang di lumpur, di pinggir tanah

ANAK SEPERTI INI SERING DIANGGAP PINTAR.

Image
Siang tadi 10 Maret 2015 saat istirahat, saya minum di warung depan tempatku bekerja. Kali ini agak sepi dari dari para pembeli, tapi ramai oleh tiga anaknya yang masih anak-anak yang paling tua saja baru kelas 2 SD. Suasana begitu ramai oleh anak-anaknya karena memang mereka terus asyik bermain dan bicara satu sama lainnya dan sekali-sekali menimpali pembicaraan saya dengan ibu mereka yang punya warung. Bicara anak-anak itu begitu lancar dan mudah sekali menjawab atau bahkan menimpali/menyela pembicaraan kami. Terutama anak pertama dan anak kedua. Saat saya tanyakan kelas berapa?. Anak pertama : "kelas 3" "kelas 2, ya kalau naik". ujar ibunya. "sudah bisa baca tulis?" ujar saya. "sudah" kata anak yang pertama. "coba tulis baikuni" ujar saya, si anak sampai tiga kali bertanya pada saya apa yang harus ditulis, kemudian ia menulis di buku sambil menutup dengan rapat agar tak terlihat oleh orang lain. Ketika saya melihat t

PGN: Tantangan terberatnya agar di yakini dan Dipercayai Masyarakat!.

Sekitar Nopember 2014 lalu saya sempat singgah di kantor Perusahaan Gas Negara di Batam Center-Batam. Tujuan saya untuk bertanya bagaimana caranya untuk berlangganan Gas Negara (gas dengan sistim pipa dan ber meter - seperti PAM). Setelah menunggu sejenak saya lalu di temui oleh seorang marketing officer PGN Batam. Kedatangan saya dan diskusi kami begitu menarik dan penuh antusias. Kenapa saya tertarik untuk datang ke PGN, karena saya terkesima dengan biaya yang lebih hematnya PGN. Waktu saya bertandang kerumah sepupu yang yang sudah pasang Gas Negara, dibilang  tagihan perbulan tidak sampai Rp 60.000,-, saya penasaran. Hasil diskusi dengan orang PGN itu kira-kira begini; pipa jaringan harus masuk dulu ke perumahan kami, bagaimana supaya masuk?. Tentu harus ada pelanggan, bolehkah satu orang pelanggan macam saya untuk mendaftar?. Sangat diperbolehkan, tapi karena pipa jaringan belum ada diperlukan biaya besar untuk itu, ada target-target tertentu yang harus dicapai. Misal minimal