Posts

Showing posts from April, 2009
DEMO..UNJUK RASA DAN UPAYA MELINDUNGI HASIL PEMBANGUNAN Sedih melihat berita di televisi, akibat demo yang dilakukan sekelompok orang sebuah bangunan hancur, kaca berserakan, kursi, meja menjadi berantakan. Berita serupa ini bukanlah hal baru, hal ini terus terjadi hampir disemua tempat, di bengkulu beberapa waktu lalu gedung rakyat, kantor polisi dibakar, bahkan yang sangat memilukan di kota medan Ketua DPRD-nya meninggal yang disinyalir karena dampak demo. Sampai segitu beringaskah kita? Atau sebegitukah perilaku kita sehingga keramahtamahan, sopan santun, lemah lembut, upaya damai seolah bukan menjadi milik bangsa ini lagi. Demo dengan disertai kekerasan dan penghancuran seolah menjadi bahagian kehidupan dan cara yang dianggap paling efektif untuk menyelesaikan masalah. Saya bukanlah anti demo, saya juga terkadang setuju, bahwa dengan demo permasalahan bisa ditanggapi atau dituntaskan. Saya yakin pihak pendemo sudah melakukan upaya-upaya elegan namun pihak yang didemo seringkali men

Jangan stresssss..

MANAJEMEN STRESSSS. Seorang Ahli Manajemen Stress, Stephen Corey, bertanya kepada siswanya sambil mengangkat gelas yang berisi air”seberapa berat menurut anda gelas ini?”. Para siswa ada yang menjawab 200 gr, 500 gr, 300 gr dsb. “Bukan masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegang dan mengangkatnya, jika kita mengangkatnya hanya satu menit, tentu tak ada masalah, akan berbeda bila kita pegang dan angkat satu jam, apalagi jika satu hari, satu bulan dan bahkan bila satu tahun” Beratnya sama, namun karena semakin lama kita pegang dan angkat, bebannya akan semakin berat dan melelahkan, BAHKAN BISA MEMATIKAN!. Apa yang menarik dari pelajaran itu, ANDA harus melatakkan gelas itu sejenak lalu mengangkatnya kembali. Nah jika kita memiliki MASALAH sekecil apapun kita tidak harus membawanya kemana-mana. Masalah kantor tidak harus dibawa kerumah. Masalah di Rumah tidak harus dibawa kekantor. Tinggalkan beban / masalah itu, jika akan pulang kerumah, atau hendak berangkat ke k

SEHARUSNYA KITA SADAR

SADARKAH KITA, BANYAK SEKALI HAL YANG PATUT KITA SYUKURI Banyak sekali limpahan rahmat dan karunia dari YANG MAHA KUASA patut kita syukuri. Kita akan semakin menyadari itu bila melihat di sekeliling kita atau melihat kebawah. Banyak sekali orang-orang yang nasibnya tidak lebih baik dari kita. Mulai dari anda berhasil menjadi janin, lahir dan masih hidup hingga hari ini. Coba dengar dan lihat banyak sekali yang gugur sebelum lahir, bahkan sengaja digugurkan atau dibuang begitu lahir. Anda tidak usah mengeluh dan putus asa karena gaji anda sedikit, jika anda sadar masih banyak orang tidak memiliki pendapatan sama sekali, bahkan mengemis untuk mengisi perut. Anda tidak usaha mengeluh dan putus asa karena pekerjaan anda tidak memuaskan, jika anda sadar diluar sana banyak sekali orang berbulan-bulan bahkan menahun tidak mendapatkan pekerjaan, terlunta-lunta, keliling dari kantor-ke kantor mencari lowongan kerja. Anda tidak usah mengeluh dan putus asa karena pusing, demam, batuk, pilek, jik

LURUS DAN RAPATKAN SHOOF

Saya yakin kita semua sudah pernah membaca atau mendengar kalimat tersebut. Dan memang betul kalimat tersebut cendrung lebih dominan di mesjid atau di surau. Sulit kita temukan kalimat tersebut digunakan ditempat-tempat lain. Penggunaan kalimat tersebut ditujukan untuk pelaksanaan sholat berjamaah. Lurus artinya tidak bengkok, dan sejajar. Dan yang menjadi patokan untuk meluruskannya adalah tumit kaki bagian belakang, bukan bagian depan kaki yaitu jari. ternyata panjang telapak kaki setiap orang berbeda-beda, tergantung ukuran postur tubuh. Jika patokan pelurusannya adalah tumit bagian belakang maka Insya Allah akan lurus dan sejajar. Kenapa harus lurus, dalam kaitan sholat berjamaah maka nilai sholat itu kurang sempurna bila tidak lurus. Rapatkan artinya tidak renggang, lengan antara siku sampai bahu sesama ma’mum harus bersentuhan rapat. Kenapa harus rapat, shoof yang tidak rapat nilai sholat kurang sempurna. Setan memasuki shoof yang kurang rapat itu. Mari kita perbandingkan dengan

PARTAI

Hari ini, PEMILU adalah sebuah hal yang begitu banyaknya menyedot perhatian. Bagaimana tidak dengan pemilu katanya masa depan bangsa Indonesia ditentukan. Tapi benarkah begitu?. Bicara Pemilu tak lepas dari pembicaraan PARTAI. Partai yang sekarang banyak berdiri, sebahagian besar merupakan pecahan dari partia lama, sebutlah GOLKAR, PPP, PDI. Dari ketiga partai inilah kemudian lahir partai-partai baru, kelahirannya disebabkan adanya perbedaan sesama pengurus, ketidakpuasan, terhambatnya komunikasi dan karir, ketidakcocokan sikap dan cara pandang, tidak sejalan lagi, adanya perubahan-perubahan yang terjadi baik secara individu maupun kelompok. Lalu hal tersebut menimbulkan keberanian orang-orang tertentu untuk membuat atau memperakarsai terbentuknya partai baru. Banyak alasan yang mendasari berdirinya partai baru, tentu saja mereka tidak mungkin menyebut secara tegas karena persoalan dengan partai lama, dibilang sama juga tidak mungkin. Buktinya dalam anggaran dasar visi dan misinya ber

PENJARA

Penjara adalah satu tempat bagi orang-orang yang telah melakukan pelanggaran. Dipenjarakan salah satu tujuannya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, atau supaya yang bersangkutan dapat melakukan perenungan-perenungan sehingga tidak melakukan pelanggaran atau tindak kejahatan lainnya. Bagi saya itu tidak menjadi persoalan bila yang bersangkutan akhirnya memang berubah menjadi baik atau tidak melakukan tindak kejahatan lainnya. Namun jika yang bersangkutan bulak balik keluar masuk penjara, apakah itu bukan masalah?. Sampai berapa kali seharusnya seseorang ditoleransi untuk masuk penjara akibat perbuatan / tindak kejahatannya?. Loh…kenapa begitu?..kenapa pula harus dihitung-hitung atau dibatasi seseorang masuk penjara?. Ya..menurut saya memang harus dibatasi minimal berapa kali, misalnya paling banyak 3 kali, atau 2 kali kalau berat. Dari manakah sumber pembiayaan aktifitas penjara, misalnya makan, minum, termasuk gaji para sipir dan pegawai lainnya?. Bukankah penjara dan segala akt

Demo dan Upaya Melindungi Hasil Pembangunan

Sedih melihat berita di televisi, akibat demo yang dilakukan sekelompok orang sebuah bangunan hancur, kaca berserakan, kursi, meja menjadi berantakan. Berita serupa ini bukanlah hal baru, hal ini terus terjadi hampir disemua tempat, di bengkulu beberapa waktu lalu gedung rakyat, kantor polisi dibakar, bahkan yang sangat memilukan di kota medan Ketua DPRD-nya meninggal yang disinyalir karena dampak demo. Sampai segitu beringaskah kita? Atau sebegitukah perilaku kita sehingga keramahtamahan, sopan santun, lemah lembut, upaya damai seolah bukan menjadi milik bangsa ini lagi. Demo dengan disertai kekerasan dan penghancuran seolah menjadi bahagian kehidupan dan cara yang dianggap paling efektif untuk menyelesaikan masalah. Saya bukanlah anti demo, saya juga terkadang setuju, bahwa dengan demo permasalahan bisa ditanggapi atau dituntaskan. Saya masih ingat permasalahan rumah ibadah di Bintan Utara beberapa waktu lalu, lambat atau tidak ditanggapi oleh Pemda setempat padahal masyarakat sampai