Posts

Showing posts from November, 2011

Di Batam Banyak Orang Miskin, Pendatang Disalahkan.

Image
Bukankah tanpa orang miskin para calon walikota, calon DPR/DPRD, calon Bupati, calon gubernur bahkan calon Presiden, miskin program. Beginilah model pemimpin KEPRI khususnya di Batam. Ketika menanggapi sebuah laporan yang menyebutkan bahwa jumlah orang miskin di KEPRI, terbanyak terdapat di Batam. Lalu ketika wartawan mempertanyakan hal itu kepada Walikota Batam, Bapak Ahmad Dahlan, beliau sepertinya mengakui jumlah orang miskin di KEPRI terbanyak di Batam, dengan alasan banyaknya pendatang dari luar Batam yang tanpa kemampuan dan modal. Saya tak begitu mengerti apakah Pak Walikota ini serius atau bercanda, melontarkan kalimat itu yang kemudian ditulis wartawan dan diterbitkan media tempatnya bekerja. Tapi kalau ditanya wartawan masak bercanda dalam hal seperti ini. Perlu dipertanyakan data apa / data seperti apa yang dipakai Pak Walikota sehingga pendatang menjadi sasaran empuk dan enteng untuk dipersalahkan. Kemiskinan itu bukan soal pendatang atau bukan pendatang. Bapak dipilih me

MEMBELI TAMPILAN DAN GENGSI.

Apa yang terfikir oleh anda, ketika ada puluhan orang pingsan alias tak sadarkan diri akibat antri untuk mendapatkan sebuah produk bernama blackberry bellagio, Iphone seri terbaru. Hanya gara-gara iming-iming setengah harga produk baru itu, ribuan manusia rela antri untuk mendapatkannya, padahal blackberry yang setengah harga mungkin hanya seratus buah saja. Juga hanya ingin menjadi orang pertama memiliki alat terbaru. Sulit dipahami mengapa ribuan manusia rela antri, rela kepanasan, rela berdesakan dan rela kelelahan. Bila kita simak sebetulnya ribuan manusia yang rela antri itu bukan tak memiliki alat komunikasi (baca handphone/HP), bahkan mungkin sudah memiliki produk serupa, maksud saya sama-sama blackberry atau bahkan iphone atau yang lainnya. Tapi sekali lagi mengapa dan untuk apa mereka melakukan itu?. Jika mereka sudah memiliki alat komunikasi (HP), sebetulnya mereka bisa disebut tak lagi memahami antara 'KEINGINAN' dan 'KEBUTUHAN'. Keinginan seringkali s

UNTUK WAJAH BERSIH DAN SEGAR.

Image
Ada sebuah iklan produk pembersih wajah "POND", yang ditayangkan dibeberapa media televisi. Disana ditampilkan empat wanita dan empat pria muda disebuah lapangan olah raga. Semuanya cantik dan semuanya ganteng, kayaknya orang barat jika melihat letak geografis wajah masing-masing model iklannya. Digambarkan para wanita itu seolah ketakutan/khawatir bertemu para pria karena "wajah berjerawat, wajah berminyak, wajah berkomedo, dan kulit wajah berpori-pori besar". Lalu kemudian iklan produk itu seolah memberi solusi terhadap persoalan wajah para wanita-wanita itu, melalui permainan animasi dan kata-kata. Seperti 'bye-bye komedo'. Namun diakhir tayangan iklan produk itu, disebut dan ditampilkan kalimat berikut, "UNTUK WAJAH BERSIH DAN SEGAR". Jelas bahwa iklan ini diperuntukkan bagi wajah yang bersih dan segar, bukan untuk yang berjerawat, berminyak, berkomedo dan apalgi untuk kulit wajah berpori-pori besar. Jangan mengira produk ini untuk mengatasi

INILAH POTRET KITA?.

Image
Kemaren tanggal 18 Nepember 2011, saya mendapat cerita yang sebetulnya tidak unik tapi menggugah hati saya untuk menulisnya dan dibagi ke orang banyak, semoga bermanfaat. Cerita pertama tentang sebuah program bantuan pemerintah yang bernama PNPM mandiri perkotaan Batam (ini program pengentasan keminskinan dari pemerintah). Ketika saya menunggu anakku yang kedua pulang disekolahnya. Saya lalu menghampiri seorang ibu penjual mie  instan. Sebuah gerobak mini menempel diatas sepeda motornya yang berlogo pnpm mandiri perkotaan. Dengan cekatan dan ramah ibu itu melayani anak-anak SD yang memesan setiap mie yang mereka inginkan. Bisa mie goreng, mie kuah, cukup diseduh dengan air panas yang mendidih diatas gerobaknya. Sambil melayani anak-anak saya lalu bertanya-tanya kepadanya, tentu saja percakapan itu sudah saya edit. "Bu, berapa modal yang ibu butuhkan untuk semua ini (gerobak, kompor dan asesorisnya)?". "Satu juta pak, tapi saya cuma menerima Rp 900.000 aja". "

RAS / BANGSA YANG AKAN BERTAHAN HINGGA AKHIR ZAMAN.

Image
Ras / bangsa manakah yang akan benar-benar bertahan hingga akhir zaman?. Apa yang dimaksud bertahan?, yang saya maksud bertahan adalah ras atau bangsa yang tetap memiliki / mampu mempertahankan adat istiadatnya yang menjadi ciri khas, termasuk bahasa yang mereka gunakan. Pembeda atau identitas mereka dari zaman awal-awal hingga akhir nanti. Kenapa mereka bertahan?, karena ras / bangsa itu mampu menjadi negara besar dengan ciri khas, pembeda, sosial budaya serta bahasa yg terus terpelihara dengan karakter sendiri atau identitas yang melekat pada mereka itu dan didukung pula oleh orang-orang hebat yang mereka miliki sehingga mampu membangun peradaban dan teknologi guna memajukan negaranya. Ras / bangsa yang saya maksud tersebut juga banyak jumlahnya. Ras / bangsa manakah yang saya maksud itu? bukan Indonesia / Melayu, bukan pula Amerika, bukan pula Inggris, Jerman, Eropah, atau Jepang, bahkan bukan Israel (dalam agama Islam mereka akan hancur, makanya mereka ingin menghancurkan isla

DULU MEMALUKAN, KINI MALAH DIPAMERKAN.

Untuk memahami maksud judul tulisan itu saya ingin bercerita kisah-kisah nyata saja, sekitar tahun 70an dan atau 80an. Saya masih ingat sekali dulu ketika masih kecil dikampung di pinggiran anak sungai komering di Sumatera Selatan sana, sekarang menjadi Kabupaten Ogan Kemering Timur. Sungguh malu memakai celana atau baju yang koyak, koyak itu karena kondisinya yang sudah tua alias lapuk, koyak karena penggunaan, yak maklumlah.. celana atau baju yang kita miliki sangat-sangat terbatas, jadi yang dipakai itu lagi-itu lagi. Kalau celana biasanya bolong duluan dibagian  belakang (maaf pas bagian pantat) dikarenakan terlalu sering kena gesekan saat duduk. Oleh Umak (sebutan untuk Ibu orang komering) celana itu lalu ditambal, kalau bolong lagi ditambal lagi, begitulah sampai betul-betul tak bisa dipakai lagi. Atau cara kreatif lainnya adalah memindahkan kantong celana yang menempel dibagian belakang celana untuk menutupi bolong celana, maka hasilnya kantong  ditempat baru. Bagitu juga b

SEKALI = BANGET??.

Image
Penggunaan kata 'sekali' sekarang sudah mulai jarang. Kata itu sekarang lebih banyak digantikan dengan kata 'banget' yang berasal dari bahasa Betawi. Tapi apakah benar arti kedua kata itu bersamaan / sama dengan. Mari kita simak contohnya: Saya suka sekali bakso - Saya suka banget bakso. Saya capek sekali - Saya capek banget. Panas sekali - Panas banget. Ngatuk sekali - ngantuk banget. Pelit sekali - Pelit banget. Beda sekali - Beda banget Cinta sekali - Cinta Banget Contoh diatas hanya sebahagian, dan sebetulnya masih banyak. Tapi coba simak kalimat-kalimat berikut; Tidak sama sekali    lalu diganti dengan      Tidak sama banget. Belum sama sekali  lalu diganti dengan       Belum sama banget. Jangan sekali         lalu diganti dengan        Jangan banget     Bukan sekali          lalu diganti dengan        Bukan banget ada lagi sebuah peribahasa: berbuat baik berpada-pada berbuat jahat jangan sekali. bisakah kata  'sekali' diatas diganti dengan