VISIT BATAM 2010 (Kuliner)
Roti Prata (Canai/Cane).
Pagi minggu 30 Mei 2010, sehabis sholat subuh aku mengajak istri dan anak-anakku, sarapan pagi (yang namanya sarapan konotasinya selalu pagi...betul tak?). Aku jadi ingat dan pengen makan roti prata (canai/cane), gara-gara ada temanku (dia orang aceh), katanya kalau dinegara tetangga sana ia hanya suka makan roti canai, seperti di Banda Aceh dulu, aku juga memang pernah lama di Aceh. Pergilah kami sekeluarga ke Restoran “Martabak Har”.
Martabak Har merupakan cabang dari Palembang, disana cukup sukses hingga membuka beberapa cabang, tapi sesungguhnya makanan ini bukan asli Palembang namun makanan khas India. Diawal pembukaan cabangnya di Jalan Raden Patah-simpang patung Gajah Mada, Nagoya Batam, restoran ini belum begitu mendapat sambutan masyarakat, paling-paling orang-orang dari Palembang dan sekitarnya yang ingin bernostalgia. Kini restoran ini sudah maju dan terus berkembang dikunjungi orang Indonesia yang pernah lama di Malaysia / Singapura maupun orang Malaysia dan Singapura yang sehari-harinya kerja di Batam. Lihatlah para pengunjung, sudah makan ditempat lalu membawa beberapa bungkus untuk dibawa pulang.
Dua orang Malaysia tempatku bekerja pernah kuajak disini, mereka membandingkan dengan beberapa tempat serupa yang ada di Batam, menurut mereka roti canai ini lebih enak, legit dan karinya juga lebih enak dan sangat terasa (lebih mendekati rasa yang biasa mereka makan di Malaysia). Bagiku roti canai bukanlah hal aneh karena dulu di Aceh juga dapat dengan mudah ditemukan. Dan makan kali ini juga merupakan salah satu upaya mengobati kerinduan pada hal-hal yang disukai.
Roti Canai ala Martabak Har ini, sedikit beda dengan yang lazim ditemukan di Aceh. Kalau martabak har; telur dikocok bersama daging, sayuran & gengnya lalu di tumpahkan diatas adonan martabak yang sudah tipis dan lebar lalu dilipat membentuk segi empat lalu di masak (asesorisnya di dalam). Kalau di Aceh dulu, adonan yang sudah dibentuk dimasukkan dulu ke tempat memasak lalu telur kocok dan asesorisnya ditumpahkan keatas adonan (asesorisnya diluar). Untuk roti canainya (martabak kosong) di Martabak Har tampa gula namun tetap diberi pilihan kari (daging, ayam), kalau Di Aceh dulu roti Canai (kosong) ditaburi gula.
Ah...apapun itu, perbedaan itu tidaklah penting. Dua jenis penganan ini begitu enak lagi lezat, kerinduanku sedikit terobati. Kedua anakku ternyata suka dengan roti canai dan bersemangat sekali makannya. Kedua anakku biasanya tidaklah gampang menerima jenis makanan baru apalagi jarang mereka lihat, dengar dan alami. Tapi kali ini roti canai yang kami pesan masing-masing satu buah, habiiis. Siapapun anda yang di Batam atau ke Batam layak mengunjungi restoran Martabak Har di Nagoya-Batam ini jika mencari makanan pagi yang sedikit berbeda. Anda tidak akan rugi harganyapun cukup terjangkau roti canai sekitar rp 8.000,- sedang martabaknya sekitar rp 24.000,-, disini juga ada teh tarik rp 7.000,-. Lihatlah gambarnya, hmmm... cukup menantang dan tebal..ggleegk.
Comments