Perbedaan Jari-Jemari Wanita dengan Daun pepaya
Tertawalah sebelum, tertawa dilarang.
Adalah benar jika pembuat kelucuan atau yang lebih populer disebut Pelawak tergolong jenius. Kenapa begitu…???, Tidaklah mudah membuat orang tertawa, apalagi terpingkal-pingkal, kerena sebuah cerita yang dibangun oleh pembuat kelucuan. Kalau sipendengar/audiensnya tidak memahami, latar belakang cerita, tujuan cerita atau aspek apapun dari cerita yang disampaikan maka sipendengar akan terlambat tertawa atau bahkan tidak tertawa sama sekali.
Pagi ini saya sedang duduk-duduk dengan beberapa staff di Pantry/”dapur kecil” di kantor, setelah cerita sana-sini. Kemudian saya melontarkan sebuah teka-teki kepada dua orang wanita yang satu sedang hamil muda anak kedua, yang satunya lagi hingga kini belum mendapatkan jodoh alias masih sendirian/lajang walau sudah berkepala empat, rekan satu lagi seorang pria. Teka-tekinya.
“apa beda jari wanita dengan daun pepaya?”
Rekan saya yang sedang Hamil dan rekan laki-laki yang sudah memiliki anak, hanya tersenyum-senyum, sedang rekan wanita yang masih lajang, dengan sengitnya mengatakan “ah..bapak ini ada-ada saja teka-tekinya, masak teka-tekinya seperti itu”
“Loh..gak tau ya…”
“Jelas bedalah pak…”
“ya tapi apa bedanya? Kalo gak tau bilang”. Sepertinya dia gak tau juga. Saya lanjutkan “Kalau jari wanita bikin keras daging, sedang daun pepaya bikin lembek daging”
“Ah..mana ada itu” katanya lagi tetap gak paham….mungkin karena dia belum pernah bikin daging mengeras siiih, jadinya gak tau..maklum belum menikah.
Sebuah cerita/teka-teki akan menjadi lucu jika kita memahaminya atau pernah mengalaminya. Lucu yang universal adalah yang dapat dipahami oleh semua ras, semua orang dari berbagai belahan bumi, seperti Pak BEAN itu. Saya suka sekali dengan Pak BEAN tetap tertawa walau nontonnya berulang-ulang. Manfaat tertawa bagi tubuh kita (hasil penelitian) beberapa diantaranya:
Selama tertawa, 15 otot di wajah akan berkontraksi sehingga meningkatkan aliran darah ke area tersebut. Hasilnya, wajah terlihat lebih kencang, merona, dan memancarkan cahaya. Tertawa juga memperlancar aliran darah ke sekitar mata dan mengaktifkan saluran air mata. Tertawa terbahak-bahak juga menguatkan diafragma atau otot di bawah paru-paru. Efek analgesik tertawa meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit. Riset Lily Tomlin menemukan, orang yang benar-benar tertawa selama 20 menit bisa menolerir rasa sakit akibat manset ketat. Tertawa adalah olahraga karena membuat otot tegang dan melentur bergantian. Detak jantung cepat dan tekanan darah meningkat saat tertawa dan kembali menurun setelahnya. Tertawa menggantikan olahraga jalan sejauh dua mil bagi lansia dan orang sakit. Perut rata. William Fry juga menemukan tertawa membuat perut lebih langsing seperti saat mengayuh dayung selama 10 menit. Tertawa bikin ramping. Pada saat tertawa, denyut jantung naik 10-20 persen dan membakar 1,3 kalori per menit. Tertawa selama 15 menit setiap hari selama satu tahun akan mengurangi kalori hingga dua kiligram.
Jadi tertawalah sebelum dibuat Undang-Undangnya (diatur) tentang tertawa.
Adalah benar jika pembuat kelucuan atau yang lebih populer disebut Pelawak tergolong jenius. Kenapa begitu…???, Tidaklah mudah membuat orang tertawa, apalagi terpingkal-pingkal, kerena sebuah cerita yang dibangun oleh pembuat kelucuan. Kalau sipendengar/audiensnya tidak memahami, latar belakang cerita, tujuan cerita atau aspek apapun dari cerita yang disampaikan maka sipendengar akan terlambat tertawa atau bahkan tidak tertawa sama sekali.
Pagi ini saya sedang duduk-duduk dengan beberapa staff di Pantry/”dapur kecil” di kantor, setelah cerita sana-sini. Kemudian saya melontarkan sebuah teka-teki kepada dua orang wanita yang satu sedang hamil muda anak kedua, yang satunya lagi hingga kini belum mendapatkan jodoh alias masih sendirian/lajang walau sudah berkepala empat, rekan satu lagi seorang pria. Teka-tekinya.
“apa beda jari wanita dengan daun pepaya?”
Rekan saya yang sedang Hamil dan rekan laki-laki yang sudah memiliki anak, hanya tersenyum-senyum, sedang rekan wanita yang masih lajang, dengan sengitnya mengatakan “ah..bapak ini ada-ada saja teka-tekinya, masak teka-tekinya seperti itu”
“Loh..gak tau ya…”
“Jelas bedalah pak…”
“ya tapi apa bedanya? Kalo gak tau bilang”. Sepertinya dia gak tau juga. Saya lanjutkan “Kalau jari wanita bikin keras daging, sedang daun pepaya bikin lembek daging”
“Ah..mana ada itu” katanya lagi tetap gak paham….mungkin karena dia belum pernah bikin daging mengeras siiih, jadinya gak tau..maklum belum menikah.
Sebuah cerita/teka-teki akan menjadi lucu jika kita memahaminya atau pernah mengalaminya. Lucu yang universal adalah yang dapat dipahami oleh semua ras, semua orang dari berbagai belahan bumi, seperti Pak BEAN itu. Saya suka sekali dengan Pak BEAN tetap tertawa walau nontonnya berulang-ulang. Manfaat tertawa bagi tubuh kita (hasil penelitian) beberapa diantaranya:
Selama tertawa, 15 otot di wajah akan berkontraksi sehingga meningkatkan aliran darah ke area tersebut. Hasilnya, wajah terlihat lebih kencang, merona, dan memancarkan cahaya. Tertawa juga memperlancar aliran darah ke sekitar mata dan mengaktifkan saluran air mata. Tertawa terbahak-bahak juga menguatkan diafragma atau otot di bawah paru-paru. Efek analgesik tertawa meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit. Riset Lily Tomlin menemukan, orang yang benar-benar tertawa selama 20 menit bisa menolerir rasa sakit akibat manset ketat. Tertawa adalah olahraga karena membuat otot tegang dan melentur bergantian. Detak jantung cepat dan tekanan darah meningkat saat tertawa dan kembali menurun setelahnya. Tertawa menggantikan olahraga jalan sejauh dua mil bagi lansia dan orang sakit. Perut rata. William Fry juga menemukan tertawa membuat perut lebih langsing seperti saat mengayuh dayung selama 10 menit. Tertawa bikin ramping. Pada saat tertawa, denyut jantung naik 10-20 persen dan membakar 1,3 kalori per menit. Tertawa selama 15 menit setiap hari selama satu tahun akan mengurangi kalori hingga dua kiligram.
Jadi tertawalah sebelum dibuat Undang-Undangnya (diatur) tentang tertawa.
Comments