MANIPULASI ALA BIMBEL.

Ini adalah cerita tentang tempat-tempat BIMBEL yang terkenal dari Jakarta, tapi beroperasi di Batam. 

Malam tadi istri saya mengatakan bahwa untuk murid yang barada di ranking 1 dapat potongan harga 50%, ranking 2 dapat potongan harga 30% dan murid dengan ranking 3 dapat potongan harga 20%. Saya langsung berhenti mengunyah lalu segera menelan kue yang disodorkan istriku dan berujar;

“Loh..apa itu gak terbalik”.
“Memangnya kenapa?”
“Ya.. terkadang logika kita berbeda dengan logikanya pebisnis”
“Maksudnya?” Istriku lebih penasaran…

Mengapa yang mendapatkan ranking yang mendapatkan potongan harga, bukankah BIMBEL (bimbingan belajar) seharusnya diperuntukkan bagi murid atau pelajar yang tidak mendapatkan ranking atau mengalami kesulitan dalam menangkap pelajaran atau pelajar yang perlu mendapatkan tambahan pelajaran selain di sekolah.

Itulah logika kita, bahwa anaknya perlu mendapatkan tambahan pelajaran karena nilainya kurang, karena orangtua sibuk tak sempat mengajarkan anaknya maka BIMBEL adalah tempatnya. BIMBEL-lah yang akan memacu dan meningkatkan prestasi anak murid dalam hal pelajaran sekolah.

Tapi karena ini bisnis, maka logika kita terkadang tidak sesuai, tidak cocok dengan dunia bisnis bahkan terkadang bertentangan, atau mungkin sudut pandang pebisnis itu memang jeli dan berbeda. Contohnya saja itu tadi yang dapat ranking diberi potongan, lah… kalau peserta BIMBEL itu orang-orang yang sudah mendapatkan ranking 1,2, 3 hingga sepuluh, maka sebenarnya BIMBEL tidak diperlukan lagi bagi murid ber-ranking itu. Kerja BIMBEL tentu lebih ringan jika pesertanya rata-rata memiliki ranking di sekolahnya masing-masing. Setelah para juara-juara kelas atau juara-juara sekolah tamat, bimbel-bimbel itu mengaku alumni mereka lulus, hebat dan masuk perguruan tinggi terkenal. Padahal  kelulusan para juara kelas / sekolah itu belum terbukti secara meyakinkan dengan usahanya BIMBEL, la..kan mereka para juara, tak ikut bimbelpun mungkin mereka lulus, lain halnya kalau peserta bimbel memang anak-anak tidak berpretasi disekolah. Manipulasi ala BIMBEL.

Orang bisnis menangkap peluang, BIMBEL memang sangat dibutuhkan bagi murid yang tidak mendapatkan ranking dan itulah bisnisnya. Tidak perlu ada potongan harga bagi yang tidak berkemampuan atau orang yang sangat membutuhkan. Kalau butuh datang, itulah mungkin prinsipnya. BIMBEL sepertinya memperebutkan murid-murid yang berprestasi demi gengsi dan demi kelangsungan bisnis. Salahkan mereka? Tentu saja tidak karena semua itu halal dan legal.

Selalu akan ada peluang dan hikmah dari sebuah kejadian, maka sebaiknya kita sebagai orangtua harus memiliki waktu untuk anak setidaknya memperhatikan kegiatan belajar dan pelajaran anak serta kebutuhan-kebutuhan mereka secara bijak. Sehingga anak kita lebih berprestasi. Alhamdulillah kedua anakku kalaupun ikut BIMBEL bisa mendapatkan potongan harga.

Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.