10 MUHARRAM DAN NASI BEGONO.
Dalam rangka 10 Muharram lalu, tepatnya tanggal 5 Desember 2011. Saya diundang imam mesjid perumahan liar disamping perumahanku. Nama kampungnya Suka Jadi Lama-disebut begitu karena rumah-rumah liar itu didepan seberang jalan perumahan paling elit Suka Jadi di Batam, jadilah nebeng nama, kenapa disebut lama karena rumah-rumah disana sebahagian sudah ada sejak tahun 1982, buktinya ada saksi yang biasa disebut Pak Tono, ia memiliki phon kelapa yang tingginya sekitar 20 m, banyak pohon jengkol yang jika dipeluk oleh orang dewasa normal tangannya tak ketemu alias tak sampai. Rata-rata penghuni kampung ini orang Jawa-Kendal.
Namun menurut informasi dari warga disana, tanah-tanah yang pernah digarap oleh pak Tono itu sudah, dimiliki oleh beberapa pejabat, pengembang, orang berduit tanpa sepengetahuan mereka atau Pak Tono, padahal pejabat yang disebut mungkin tiba di Batam baru 10 tahun belakang. Nasib orang kecil....
Namun menurut informasi dari warga disana, tanah-tanah yang pernah digarap oleh pak Tono itu sudah, dimiliki oleh beberapa pejabat, pengembang, orang berduit tanpa sepengetahuan mereka atau Pak Tono, padahal pejabat yang disebut mungkin tiba di Batam baru 10 tahun belakang. Nasib orang kecil....
Setelah sholat Isya sayapun ke mesjid itu, sampai disana sudah mulai riuh dan ramai oleh anak-anak dan ibu-ibu sedang bapak-bapaknya kemudian bermunculan menambah banyaknya jumlah kaum lelaki yang sudah hadir. Lalu saya berbincang bersama Pak RWnya, dan menanyakan ihwal acara. Katanya ini dalam rangka 10 muharram, semacam istighosah membaca sholawat nariyah sebanyak 4444 kali, woow.... banyak???!!. apa sanggup sampai subuh bahkan bisa sampai pagi?. Kemudian terlihat botol-botol plastik berisi air berjejer dihadapan pak imam dan terus bertambah seiring kedatangan warga. Kalau ini saya tak tanyakan pada Pak RW, apa maksudnya.
Saat menunggu, dibagikanlah sebuah kertas bertuliskan ayat-ayat serta sholawat nariyah yang hendak dibaca nantinya, disertai plastik berisi jagung ke masing-masing hadirin yang dewasa. Lalu saya tanyakan lagi ke Pak RW, jagung ini untuk apa?. Ini sebagai alat hitung ketika membaca sholawat nariyah sebanyak 4444 itu, kalo pake tasbih, bisa keliru atau bahkan lupa sudah berapa kali dibaca.Ternyata jagung itu berjumlah 4444 butir semuanya, perplastik sekitar 100 butir, Na..jadi tak perlu setiap orang membaca sebanyak 4444 kali, semampunya atau menghabiskan bacaan sesuai jumlah butiran jagung yang dibagikan/didapat, kalau tak mampu lagi jagungnya boleh diover ke yang lain, sehingga jumlah bacaan 4444 kali. Saya bilang sama pak RW, ini baru pertama saya ikut, dulu di Aceh, di Palembang, atau ditempat lain belum pernah ketemu atau ikut, jadi saya ikut saja.
Saat menunggu, dibagikanlah sebuah kertas bertuliskan ayat-ayat serta sholawat nariyah yang hendak dibaca nantinya, disertai plastik berisi jagung ke masing-masing hadirin yang dewasa. Lalu saya tanyakan lagi ke Pak RW, jagung ini untuk apa?. Ini sebagai alat hitung ketika membaca sholawat nariyah sebanyak 4444 itu, kalo pake tasbih, bisa keliru atau bahkan lupa sudah berapa kali dibaca.Ternyata jagung itu berjumlah 4444 butir semuanya, perplastik sekitar 100 butir, Na..jadi tak perlu setiap orang membaca sebanyak 4444 kali, semampunya atau menghabiskan bacaan sesuai jumlah butiran jagung yang dibagikan/didapat, kalau tak mampu lagi jagungnya boleh diover ke yang lain, sehingga jumlah bacaan 4444 kali. Saya bilang sama pak RW, ini baru pertama saya ikut, dulu di Aceh, di Palembang, atau ditempat lain belum pernah ketemu atau ikut, jadi saya ikut saja.
Waktu begitu terasa lambat di mesjid itu, maklum suasana Jawanya sangat kental, imam belum ingin memulai hingga dirasa cukup, sambil bersholawat dan menjelaskan manfaat pembacaan sholawat nariyah, bahkan hadirin dipersilahkan mengambil air wudhu lagi, jika sudah batal / berhadast. Kata pak imam menjelaskan, kita semua harus jujur dalam membaca sholawat ini, yang penting juga ikhlas dan yakin, dan mengamiinkan saja sebenarnya juga sudah hebat dan berguna. Mulailah komat-kamit itu...dan Insya Allah khusyuk.
Setelah selesai membaca semua ayat-ayat yang tertera dalam kertas yang dibagikan, lalu giliran pak imam membaca/memanjatkan doa. Panjang sekali dan sangat cepat, para hadirin ikut cepat mengaminkan...amiiin....amiin ya robbal alamiin. Lalu selesai dan jedda maksudnya makan dan minum. Lalu saya diberikan sepiring nasi yang saya juga belum pernah melihat dan merasakan sebelumnya, lalu pak rt 01 bilang ini yang namanya nasi begono, asli dari jawa tengah, biasanya untuk para santri atau acara serupa ini.
Nasi begono itu rupanya; beras dimasak bersama, nangka muda, kacang panjang, tempe dicincang kecil-kecil berkut bumbu-bumbunya, sehingga nasinya ketika sudah masak warnanya kecoklatan dan rasanya sangat gurih dan tentu saja nikmat...enaak. Aku segera menyisihkannya separoh untuk istriku dirumah. Ada juga yang makan bersama-sama membentuk lingkaran, menghadap satu talam besar yang bersisi nasi begono itu, persis seperti dikampung dulu atau dipondok pesantren di Jawa. Luar biasa, hebat.
Hadiri mulai pulang, ingin makan dirumah bersama atau setelah kenyang dan botol-botol berisi air dihadapan pak imam satu persatu diambil untuk dipergunakan dirumah. Semoga bermanfaat dan dikabulkan hajatannya. akupun turut pulang sampai dirumah aku segera berujar pada istriku pernah dengar nasi begono, enak sekali. Lalu kamipun makan bersama menghabiskan mie goreng dan nasi begono yang kubawa dari acara itu, aku tertantang lagi untuk menikmati nasi begono itu yang enak dan baru pertama. Alhamdulillah dapat pengalaman dan penganan baru, semoga bermanfaat dan terkabul pula doa dan hajatan yang telah kupanjatkan saat istighosah tadi, amiiin.
Setelah selesai membaca semua ayat-ayat yang tertera dalam kertas yang dibagikan, lalu giliran pak imam membaca/memanjatkan doa. Panjang sekali dan sangat cepat, para hadirin ikut cepat mengaminkan...amiiin....amiin ya robbal alamiin. Lalu selesai dan jedda maksudnya makan dan minum. Lalu saya diberikan sepiring nasi yang saya juga belum pernah melihat dan merasakan sebelumnya, lalu pak rt 01 bilang ini yang namanya nasi begono, asli dari jawa tengah, biasanya untuk para santri atau acara serupa ini.
Nasi begono itu rupanya; beras dimasak bersama, nangka muda, kacang panjang, tempe dicincang kecil-kecil berkut bumbu-bumbunya, sehingga nasinya ketika sudah masak warnanya kecoklatan dan rasanya sangat gurih dan tentu saja nikmat...enaak. Aku segera menyisihkannya separoh untuk istriku dirumah. Ada juga yang makan bersama-sama membentuk lingkaran, menghadap satu talam besar yang bersisi nasi begono itu, persis seperti dikampung dulu atau dipondok pesantren di Jawa. Luar biasa, hebat.
Hadiri mulai pulang, ingin makan dirumah bersama atau setelah kenyang dan botol-botol berisi air dihadapan pak imam satu persatu diambil untuk dipergunakan dirumah. Semoga bermanfaat dan dikabulkan hajatannya. akupun turut pulang sampai dirumah aku segera berujar pada istriku pernah dengar nasi begono, enak sekali. Lalu kamipun makan bersama menghabiskan mie goreng dan nasi begono yang kubawa dari acara itu, aku tertantang lagi untuk menikmati nasi begono itu yang enak dan baru pertama. Alhamdulillah dapat pengalaman dan penganan baru, semoga bermanfaat dan terkabul pula doa dan hajatan yang telah kupanjatkan saat istighosah tadi, amiiin.
Comments