PEMERATAAN ORANG PINTAR & ORANG HEBAT.
Waktu itu saya masih kuliah di Fakultas Ekonomi-Syaih Kuala banda Aceh, sekitar tahun delapanpuluhan , saya melihat ketimpangan-ketimpangan Universitas di Indonesia, baik dari segi fasilitas, mutu pendidikan (lulusannya) serta tenaga pengajarnya. Di Jawa pada umumnya fasilitasnya sangat memadai, lulusannya juga diperhitungkan, tenaga pengajarnya juga lebih baik dan lebih banyak bahkan waktu itu sudah diatas S2 serta profesor.
Kita tahu banyak sekali universitas negeri maupun swasta, setiap provinsi memiliki universitas, namun percayalah hingga kini masih banyak orang yang tidak tahu keberadaan (nama) sebuah universitas negeri di salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Universitasnya saja tidak dikenal apalagi lulusannya tidak diperhitungkan. Maksud saya orang Indonesia pada umumnya masih dengan mudah mengingat dan menyebut universitas negeri yang ada di pulai Jawa saja. Lowongan kerja juga selalu tidak adil hanya menginginkan tamatan universitas yang bereputasi saja. Maaf jika berbicara universitas yang bereputasi, maka itu hanya di pulau Jawa saja. Mungkin saja salah satu penyebab mahalnya biaya kuliah dikarenakan mengikuti hukum permintaan dan penawaran, makin banyak yang meminta maka makin mahal.
Na..melihat itu saya kemudian punya ide, bagaimana para pengajar-pengajar yang pintar dan hebat itu yang jenjang pendidikannya tinggi bahkan bergelar profesor di tugaskan secara bergilir ke berbagai universitas lainnya di Indonesia, untuk jangka waktu tertentu. Seperti pegawai negeri lainnya; Hakim, Jaksa, Bea Cukai, Imigrasi kan dipindah-pindah untuk waktu tertentu. Mereka tidak boleh hanya mengabdi pada almamaternya saja atau tempat lain karena uang, tapi mereka wajib mengabdi untuk kepentingan negara dalam hal ini dunia pendidikan. Teknisnya tentu orang pemerintah lebih tahu.
Dengan demikian diharapkan pemerataan pendidikan, pemerataan orang-orang pintar dan hebat terjadi. Orang tidak lagi berbondong-bondong ingin kuliah di pulau Jawa seperti di ITB, ITS, UGM, IPB, UNPAD, UNDIP dan sebagainya. Orang-orang hebat di Indonesia saat inipun rata-rata tamat dari universitas pulau Jawa yang bereputasi itu. Saya memakai istilah ‘Terjadi penumpukan’ orang berjenjang pendidikan tinggi (S2 &S3 bahkan profesor) di satu universitas atau di pulau Jawa. Universitas di luar Jawa tenaga pengajarnya (dosennya) yang bergelar S2 bisa dihitung dengan jari, apalagi yang bergelar profesor. Cukup timpang bukan?.
Siapapun, saya yakin tidak menolak pemerataan yang saya maksud diatas. Senangkan kalau semakin banyak orang Indonesia yang pintar, hebat menyebar merata di Nusantara ini. Tentu anda sukakan universitas diprovinsi anda diperhitungkan dan terkenal karena lulusannya yang bermutu.
Kita tahu banyak sekali universitas negeri maupun swasta, setiap provinsi memiliki universitas, namun percayalah hingga kini masih banyak orang yang tidak tahu keberadaan (nama) sebuah universitas negeri di salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Universitasnya saja tidak dikenal apalagi lulusannya tidak diperhitungkan. Maksud saya orang Indonesia pada umumnya masih dengan mudah mengingat dan menyebut universitas negeri yang ada di pulai Jawa saja. Lowongan kerja juga selalu tidak adil hanya menginginkan tamatan universitas yang bereputasi saja. Maaf jika berbicara universitas yang bereputasi, maka itu hanya di pulau Jawa saja. Mungkin saja salah satu penyebab mahalnya biaya kuliah dikarenakan mengikuti hukum permintaan dan penawaran, makin banyak yang meminta maka makin mahal.
Na..melihat itu saya kemudian punya ide, bagaimana para pengajar-pengajar yang pintar dan hebat itu yang jenjang pendidikannya tinggi bahkan bergelar profesor di tugaskan secara bergilir ke berbagai universitas lainnya di Indonesia, untuk jangka waktu tertentu. Seperti pegawai negeri lainnya; Hakim, Jaksa, Bea Cukai, Imigrasi kan dipindah-pindah untuk waktu tertentu. Mereka tidak boleh hanya mengabdi pada almamaternya saja atau tempat lain karena uang, tapi mereka wajib mengabdi untuk kepentingan negara dalam hal ini dunia pendidikan. Teknisnya tentu orang pemerintah lebih tahu.
Dengan demikian diharapkan pemerataan pendidikan, pemerataan orang-orang pintar dan hebat terjadi. Orang tidak lagi berbondong-bondong ingin kuliah di pulau Jawa seperti di ITB, ITS, UGM, IPB, UNPAD, UNDIP dan sebagainya. Orang-orang hebat di Indonesia saat inipun rata-rata tamat dari universitas pulau Jawa yang bereputasi itu. Saya memakai istilah ‘Terjadi penumpukan’ orang berjenjang pendidikan tinggi (S2 &S3 bahkan profesor) di satu universitas atau di pulau Jawa. Universitas di luar Jawa tenaga pengajarnya (dosennya) yang bergelar S2 bisa dihitung dengan jari, apalagi yang bergelar profesor. Cukup timpang bukan?.
Siapapun, saya yakin tidak menolak pemerataan yang saya maksud diatas. Senangkan kalau semakin banyak orang Indonesia yang pintar, hebat menyebar merata di Nusantara ini. Tentu anda sukakan universitas diprovinsi anda diperhitungkan dan terkenal karena lulusannya yang bermutu.
Comments