BISNIS PEMBALUT WANITA BEKAS.
Ah…judulnya saja tak elok dan tak menarik, jorok lagi. Pada kenyataannya ada perusahaan atau orang yang hidup dari berbisnis ‘pembalut wanita’. Na.. yang ingin saya tulis berikut ini bukan pembalut wanita yang bersih dan masih dalam kemasan dalam keadaan terbungkus dengan rapi, indah dan menarik, tapi maaf ngomong ‘pembalut bekas pakai, ya pembalut yang sudah dipakai oleh wanita.
Ihh.. jorok, siapa sih yang mau bisnis itu!, siapa pula atau wanita mana pula yang menjual benda itu, itu mungkin pertanyaan yang akan muncul kemudian dan memang layak anda bertanya, karena anda berfikir aneh dan anda mungkin keki kalau anda tahu ada wanita yang membisniskan benda jorok itu.
Pada gedung-gedung, kantor-kantor moderen seperti mall, supermarket, pabrik, rumah sakit, hotel dan sebagainya yang memiliki pekerja wanita melarang membuang ‘pembalut wanita ke dalam toilet, karena benda itu tidak mudah terurai sehingga akan membuat toilet mampet. Coba anda simak ditempatku bekerja dari sekitar hampir 2000 orang pekerja 80 persennya adalah wanita yang berumur minimal 18 tahun dan paling tua sekitar 40 tahunan. Jumlah toilet wanitanya rata-rata lebih dari 10 untuk satu gedung. Itu baru satu perusahaan, di Kawasan Industri Batamindo-Muka Kuning-Batam terdapat sekitar 70 lebih perusahaan yang komposisi pekerjanya didominasi pekerja wanita.
Kita sebut saja setiap perusahaan memiliki rata-rata 1000 pekerja dan 800 diantaranya adalah wanita, berapa tu..pembalut wanita bekas yang bisa dikumpulkan per bulannya, belum lagi Kawasan Industri lainnya seperti di Batam Centre, Sekupang, Batu Ampar, Kabil, Tanjung Uncang, sejumlah Hotel, Rumah Sakit, Sejumlah Mall dan lainnya. Jumlah pekerja wanita jauh lebih banyak dari pada pekerja pria di Batam, dengan usia produktif (maksudnya datang bulanannya masih OK). Nah..inilah yang tangkap sebagai peluang bisnis oleh orang-orang hebat, seiring makin meningkatnya kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan. Ada larangan ada peluang bisnis, ada yang jorok juga ada peluang bisnisnya.
Di tempatku bekerja dalam 2 minggu ada sebuah perusahaan kolektor yang mengumpulkan kotak / tempat pembalut wanita itu harus dibuang. Perusahaan itu sudah menggunakan mobil untuk mengangkut kotak berisikan khusus pembalut wanita bekas itu, sudah pula memiliki karyawan yang berseragam dan yang unik semua pengepulnya adalah laki-laki. Sepertinya mereka sudah melayani beberapa perusahaan yang ada di Batam. Fikiranku jadi sedikit ‘nakal’ diapakan lagi ya? atau dibuat apalagi ya… benda itu oleh perusahaan pengepul?, apa didaur ulang?, sehingga semakin tipis lalu dijual lagi. Sepertinya ada nilai jualnya, masak cuma dikumpulin, tak diapa-apakan
Gratiskah itu semua, tentu tidak. Lalu siapa yang membayar, apakah wanita-wanita itu dipungut biaya atau adakah arisan untuk itu, tentu juga tidak. Perusahaan harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk itu, perusahaan berfikir lebih baik mencegah dari pada menggali saluran toilet yang mampet akibat pembalut-pembalut yang dibuang sembarangan. Biaya menggali saluran dan memperbaiki kembali tentu lebih besar dan akan mengganggu aktifitas dan produktifitas karyawan.
Maka orang-orang hebat mengajukan proposal untuk membisniskan ‘pembalut wanita bekas pakai’ ke perusahaan-perusahaan yang banyak mempekerjakan wanita. Dan gayung bersambut bisnis benda jorok itupun berjalan dan menguntungkan. Hebat bukan. Hebat betul orang yang bisa menangkap peluang, atau hebat betul orang yang memiliki pemikiran / ide cemerlang, bahkan ditempat / pada benda yang sangat jorok sekalipun yang pemakainya sendiri jijik melihatnya dan tidak difikirkan orang. Bagi mereka tidak ada yang jorok, tidak ada yang kotor, tidak ada yang terbuang, tidak ada yang mustahil. Ah…pengennya aku jadi pengusaha sukses, kaya, alim dan dermawan.
Comments