PENTINGNYA SEBUAH NAMA

Ada sebuah ungkapan William Shakespeare (lahir di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris, 26 April 1564 – meninggal di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris, 23 April 1616 pada umur 51 tahun) adalah seorang penulis Inggris yang seringkali disebut orang sebagai salah satu sastrawan terbesar dan sangat terkenal dari Inggris. "What's in a name? (apalah arti sebuah nama)That which we call a rose by any other word would smell as sweet." Dia penulis roman Romeo dan Juliet yang merupakan roman tragik pada zaman kuno. Romeo dan Juliet telah berkali-kali dipentaskan dalam bentuk drama, film, musikal dan opera serta berbagai versi, selalu saja menarik para penikmat cerita-cerita cinta. Mungkin sekarang di Indonesia diadaptasi dengan sebutan “Cinta Mati”.
Ungkapan itu mungkin benar, tapi untuk ‘produk atau jasa’ yang akan dijual tentu kita tidak sepakat. Mari kita buktikan dengan nama perumahan mewah dibeberapa tempat di Indonesia, termasuk salah satunya di Batam; ada Valencia, Paris, Roma, California, Barcelona, Mediterania. Kenapa tidak, Bandung, Bogor, Bali, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, Medan, dll. Bukankah nama-nama itu cukup elegan dan indah serta “Indonesia bangat”. Mungkin secara pemasaran nama-nama kota atau daerah di Indonesia belumlah dianggap memiliki nilai jual, apalagi berkesan mewah. Coba bayangkan perumahan mewah namanya (maaf tidak bermaksud buruk); Kulonprogo, Kuta Blang, Matang Glumpang, Gesek, Becek, Janda Berias (nama sebuah pulau di Batam). Coba simak pula jika nama maskapai penerbangan misalnya “perkutut air” atau “kelelawar air” atau “kalong air”atau yang rada seram “burung hantu air” pesawatnya mesti hitam dan gelap, pramugarinya berpakaian ala nenek sihir, asyik bukan?, penumpangnya akan mendapatkan suasana dan pengalaman baru, seperti dimana gitu?.
Kalau nama produk itu sembarangan tentu akan mempengaruhi nilai jual produk itu sendiri. Pada nama melekat kesan tertentu. Apakah nama ke-Indonesia kita tidak bisa “go international?”, bisa Jepang telah membuktikannya, dahulu Honda, Suzuki, Toyota, Toshiba dan lainnya adalah nama-nama yang menjadi bahan tertawaan orang-orang Amerika dan Eropa, tapi kini kita sudah tahu bagaimana nama-nama begitu hebat dan mendunia. Seingat saya zaman Suharto dulu pernah dilarang nama-nama perumahan bernuansa “luar negeri”. Tapi entah kenapa sekarang itu marak kembali, apa sudah dicabut larangan itu, atau mungkin supaya anak-anak mudah menangkap pelajaran geografi/ilmu bumi. Entahlah…..Coba simak ada tak nama-nama perumahan mewah diluar sana yang menggunakan nama kota, pulau di Indonesia?, hebat kalau ada.
Kembali merujuk keungkapan Shakespeare diatas, untuk nama hewan, tanaman/benda, seperti ; buah-buahan, sayuran, bunga-bungaan, memang berlaku “apalah arti sebuah nama”. Dibeberapa daerah untuk sebuah nama bisa berbeda penyebutannya, dan hal itu tidak merubah apapun baik dari segi bentuk, ukuran, rasa dan warna, contoh di Aceh disebut pisang Ayam di tempat lain disebut Barangan, nah penyebutan yang berbeda itu apakah membedakan rasa dan bentuk? Tidak kan!. Begitu juga untuk nama orang, nama adalah sebahagian dari doa dan harapan. MURI pernah mencatan sebuah nama tersingkat orang dari Jawa Tengah namanya adalah “N” tok. Untuk nama saya sendiri KOLUBI ARMAN (berasal dari Qolbu) banyak orang merasa aneh, asing dan suka tertawa. Tapi tak apalah mungkin mereka belum insyaf, semoga Allah bikin mereka Insyaf, setelah baca tulisan ini. Tapi tanpa nama masa kini hal yang tak mungkin, Itulah penting sebuah nama.

Enhanced by Zemanta

Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

RASA TOLONG MENOLONGNYA TINGGI