Tarawih malam ke 11; Mesjid Al Hikmah dan Malam ke 12: mesjid Nurus Salam

Tarawih Malam ke 11.
Mesjid Al Hikmah letaknya di Hang Tuah Blok D Legenda Malaka. Mesjid ini tidaklah besar namun lumayan megah dia lantai, ruang utama untuk sholat satu shoofnya dapat diisi sekitar 25 orang dewasa, kebelakang jumlah shoofnya sekitar 8. Selama mengunjungi beberapa mesjid baru kali ini saya melihat doa masuk dan doa keluar mesjid ditempel pada pintu bagian sisi luar dan sisi dalam. bagus bagi sudah tau tentu mengingatkan bagi yang belum tau bisa membacanya.

Saya kira pengurus dan para orangtua telah kecolongan/membiarkan anak-anak dibawah umur berada dishoof laki-laki kedua dari depan. Tak jauh dari saya sehingga aktifitasnya kelihatan. Salah satu anak terus menerus mengunyah permen karet lalu mempermainkan sambil menarik-naik hingga panjang bahkan saat mendengarkan 'kultum' sempat terlihat permen karet itu dipanjangkannya dengan menempelkan diujung jempol kakinya permen karet itu terlihat panjang tidak putus, lalu kemudian sianak kembali mengunyahnya sambil sholat. Entah kemana orangtuanya atau pengurus mesjid.
Pak Ustad Andi penyampai 'kultum' mengatakan bahwa pada umumnya pada bulan ramadhan rajin beribadah, rajin ke mesjid, rajin sholat, rajin mengaji, rajin sedekah. Jangan sampai setelah puasa selesai hal-hal itu tidak serajin lagi seperti di bulan puasa. Itu artinya puasa itu tidak berdampak positif dan tidak menjadikan pelaku puasa semakin bertaqwa.

Tarawih malam ke 12.
Mesjid Nurus Salam masih dilingkungan Legenda Malaka. Persisnya di Vila Hang Lengkir disamping Pasar Mega Legenda. Usianya... saya kira belum genap 3 tahun, rumah yang kemudian dijadikan mesjid. Mesjid ini tidak memiliki mihrab seperti mesjid/surau pada umumnya karena dindingnya sudah langsung berbatasan dengan rumah lainnya. Posisi mesjid tidak persis mengarah ke kiblat sehingga shoof agak serong ke kanan. Jadi mesjid dilingkungan Perumahan Legenda Malaka itu ada 7 buah.
Pak Ustad Irwansyah SPd, menyampaikan musuh terbesar dan terberat manusia itu adalah 'Hawa Nafsu'. Seorang muslim tidak sempurna imannya, kecuali ia menundukkan hawa nafsunya yang cenderung negatif itu dan mengikatnya dengan syari’at Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda :“tidak beriman salah seorang dari kalian, hingga ia mengikutkan (menundukkan) hawa nafsunya dengan (Islam) yang aku bawa” (HR. Imam An Nawawi dalam Kitab Al Arba’in An Nawawiyyah),  Dalam Al Qur’an terdapat kata ‘nafsu’ yang berarti ‘hawa’ atau ‘hawa nafsu’, seperti : “Karena sesunguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan”. (QS. Yusuf 54). Juga dalam firman-Nya :

"Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah”. (QS. Al Maidah 30).
Lalu kata Pak ustad bagaimana cara mengendalikan hawa nafu. Pertama kita harus memperbanyak bacaan  'astaghfirullah hal adzim' atau astaghfirullah saja. Rasulullah saja minimal 100 kali dalam sehari mengucapkannya, padahal sudah dijamin masuk syurga dan terpelihara. Kedua perbanyaklah mengucapkan kalimat 'La Ilah Illallah'. Minimal 1000 kali dalam sehari, itupun masih sedikit kata pak ustad, lebih banyak dan lebih sering itu lebih baik karena akan membuat hati kita tenang dan pahalnya juga besar. Ketiga kata pak ustad perbanyaklah ber sholawat kepada nabi. Pak ustad, Allah dan malaikat saja bersholawat kepada nabi Muhammad, apalagi kita. ini dasarnya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: “Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzaab: 56]. 
Begitulah pak ustad sampaikan. Apa yang Pak ustad sampaikan sudah tentu tidak sama persis dengan apa yang saya tulis, saya mencoba merangkum. Bila terdapat kekurangan dan kesalahan saya mohon ampunan dari Allah SWT,..semoga bermnafaat... aamiin.





Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.