Tarawih Malam 2, MESJID AMANATUL UMMAH
Malam kedua tarawih tadi malam saya ke Mesjid Amanatul Ummah di Perumahan Duta Mas Batam Center. Mesjid ini juga tergolong tidak begitu besar, tapi bagian teras belakang terlihat sedang dalam renovasi / ditambah sehingga memanjang kebelakang yang selama ini hanya 'berupa tenda'. Renovasi itu tidak mengganggu tempat sholat di gedung utama.
Suasana tentu saja masih ramai dan jamaah sampai 'meluber' keluar gedung utama mesjid, namun sayang pengaturan anak-anak belum ada atau tidak maksimal, masih ada orang tua membawa anak-anak dalam shoof orang dewasa. Mungkin orangtuanya punya pertimbangan agar anaknya tidak bermain, lari-lari, namun sebenarnya si orangtua bisa mengambil tempat di paling pinggir. Ada juga terdengar suara anak-anak terus bermain seperti memperagakan film kartun kesayangannya.
Pelaksanaan sholat Isya hingga sholat sunat witir cukup efisien dan lancar, tidak bertele-tele. Ketika usai sholat isya, zikir, doa dan sholat sunat. Pembawa acara naik. saya sangat setuju cara ia membawa acara tidak bertele-tele, 'to the point'. Saya terkadang kesal, pembawa acara, kata sambutan malah lebih lama waktunya dari pada acara inti, yaitu penceramah, atau pemberi/penyampai 'kultum'.
Penyampai 'kultum' tadi malam seorang doktor lulusan Sudan, tapi saya lupa namanya. Saya juga salut karena ia menepati / sesuai dengan istilah 'kultum' itu, Kuliah Tujuh Menit. Tidak meleset jauh dari hal itu, singkat dan padat serta mengena. Banyak juga penceramah / mubaligh yang ketika naik ke mimbar lupa dengan 'kultum', malah terkadang hingga 15 sampai 20 menit.
Penyampai 'kultum', menyampaikan kita patut bersyukur, karena Allah SWT memberi kesempatan kita untuk bisa berpuasa lagi di bulan ramadhan tahun ini, karena bulan puasa itu penuh rahmat, ampunan dan dibebaskan dari api neraka. Ketika poin-poin itu kita kumpulkan dan dapatkan maka kita akan menjadi suci kembali tanpa dosa. maka bersungguh-sungguhlah dalam berpuasa memperbanyak amalan dan ibadah.
Berbuatlah kebaikan sebanyak-banyaknya, Dalam berbuat kebaikan pasti selalu akan mendapat komentar miring dari orang lain/orang disekitar kita. Lalu katanya saya teringat kisah cerita seorang ayah, anak dam seekor keledai. Ketika sianak yang naik ke keledai dan ayah yang memegang tali untuk manarik keledai, orang-orang berkata 'dasar anak tak tahu diri, ayahnya disuruh menarik keledai'. Kemudian mereka berganti posisi si ayah yang naik keledai dan si anak yang menarik keledai. Kemudian orang-orang berkata 'dasar ayah tak tahu diri, tak sayang anak. Lalu mereka berdua memutuskan untuk tidak naik keatas keledai itu, mereka berjalan sambil menarik keledai. Kemudian orang-orang berkata, 'dasar orang bodoh, ada keledai tak dipakai, tak ditunggangi, tak dinaiki'. Nah dalam upaya kebaikan selalu saja orang akan menanggapi miring dan mencemooh, jadi janagn terlalu mendengarkan orang lain, jika kita yakin itu baik dan benar. Kira-kira begitulah apa yang disampaikan oleh penyampai 'kultum' di mesjid Amanatul Ummah Perumahan Duta Mas tadi malam, Mohon maaf mungkin kalimat yang saya tulis tidaklah sama persis dengan apa yang diucapkan oleh pak Ustad.
Semoga bermanfaat, aamiin.
Comments