PEMILU WALIKOTA BATAM, ANGGAPLAH MENANG SEMUA.



Kemenangan Untuk Kemajuan Batam.

Ketika pulang kerja kemarin, sampai dirumah kutemukan undangan untuk ikut memilih Walikota Batam. Sebagai warga yang baik Insya’ Allah saya dan istri akan ikut melaksanakan dan memilih tanggal 05 Januari 2011. Tempat Pemilihan Suara (TPS) di sebuah kampung Jengkol-sebuah rumah liar (ruli) dibelakang perumahanku, Kelurahan Taman Baloi-Batam Centre. Ketika istriku membaca undangan itu, ia sempat menanyakan siapa yang harus dipilih. Aku tidak langsung menjawab, karena pengetahuan kami tentang calon sangat minim, dan sayapun tidak memiliki hubungan emosional secara kepartaian (karena saya bukan anggota partai manapun), tidak juga memiliki hubungan emosi secara pribadi karena diantara semua calon, tidak ada yang benar-benar saya kenal. Cuma satu yang pernah berbicara langsung dan diskusi dengan saya, itupun sekitar 6 tahun lalu.

Ketika itu saya sedang menunggu untuk transit di Cengkareng-Jakarta menuju Yogyakarta untuk merekrut karyawan (waktu itu saya masih bekerja di Lobam-Bintan), disebelah saya duduk seorang laki-laki botak yang saya tahu melalui koran dan tulisannya / artikelnya yang sering dimuat di koran terbitan Batam. Kami terlibat diskusi sekitar 30 menit, bertukar nomor HP dan kartu nama. Kami juga saling mempertanyakan tujuan masing-masing, ia bahkan sempat bertanya kenapa harus mencari tenaga kerja ke Jawa, ‘saya katakan ini adalah pilihan sulit dan biaya tinggi, tapi karena yang dibutuhkan banyak dan di Bintan sulit menemukan pelamar maka pilihannya ke luar KEPRI’. Beberapa minggu setelah perkenalan / diskusi kecil itu, masuklah SMS ke HP saya dari Bapak yang saya kenal di Cengkareng itu yang isinya mengundang saya untuk hadir pada acara Khataman mengaji anaknya, dan acara lainnya. Bayangkan kami hanya berkenalan sekitar 30 menit yang bersangkutan mengundang saya.

Sayapun hadir dan sayapun bangga, karena begitu tiba di rumahnya-perumahan Rosdale Batam Centre, banyak pejabat dan orang-orang penting datang, walau saya tahu mereka tidak ada yang mengenal saya, namun sang tuan rumah masih mengingat saya waktu itu, tapi tidak tahu sekarang. Nah itulah, satu-satunya calon yang saya sedikit kenal. Saya terus terang berharap ia yang menang dalam pemilihan Walikota Batam kali ini, karena pemikiran-pemikiran dia untuk pembangunan dan kemajuan Batam.

Namun apa bisa ia bekerja serta memaksimalkan pemikiran-pemikirannya, karena ia kalau menang hanya sebagai Wakil Walikota. Saya justru semakin khawatir karena pasangan ini satu dokter spesialis dan dia doctor lulusan Autralia. Mereka sama-sama pintar dan hebat dibidang masing-masing, bisa-bisa kelak ego masing-masing muncul yang kemudian akan mengganjal keharmonisan mereka dan ujungnya kerja tidak maksimal selama memimpin Batam. Dalam kepepimpinan idealnya tidak boleh sama-sama pintar, kalo sama-sama pintar, sama-sama hebat “nakhoda kapal” bisa jadi dua, kalau begitu kapal bisa tidak fokus pada tujuan. Semoga tidak begitu dan semoga sukses. Tentang pasangan lain saya sebenarnya sudah juga menulis di blog ini dengan judul Walikota Selanjutnya.

Pertanyaan istri saya, tidak saya jawab hingga tulisan ini muncul, karena saya tak mampu memberikan rekomendasi, terserah dia. Berbeda dengan beberapa kali pemilihan Presiden, DPR, DPRD, Gubernur yang pernah kami ikuti selama hidup di KEPRI saya merekomendasikan pilihan pada istri saya,maksudnya saya mengarahkan istri saya untuk memilih siapa karena saya waktu itu memiliki hubungan secara kepartaian, dan pertemanan dengan beberapa calon DPR, DPD, DPRD serta Gubernur. Yang paling penting juga siapapun yang keluar sebagai pemenang tidak boleh membusungkan dada, kemenangan itu adalah amanah, yang kalah ya harus menerima, dan tidak boleh rusuh, apalagi pendukung calon yang kalah. Saya yakin yang menang tidak akan ada yang menang mutlak. Jadi anggaplah menang semua, dan kemenangan itu untuk kemajuan Batam.http://www.bux4ad.com/aft/a7c64554.html

Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.