APAKAH KITA MASIH MEMBUTUHKAN POLISI?.

Setelah sebulan kejadian musibah, pencuri yang membobol rumahku tanggal 08 Desember tahun 2010 yang lalu, beberapa sahabat dan keluarga menanyakan perkembangan laporan saya ke POLSEK Batam kota. Saya kira wajar saja mereka bertanya karena mereka ikut prihatin atas kejadian dan kehilangan barang-barang saya.

Saya katakan bahwa tidak ada perkembangan apapun, saya sudah mengiklaskan walau saya belum sepenuhnya melupakan kejadian itu, apalagi sekarang saya masih was-was bila rumah itu kosong, merasa tidak begitu nyaman saja, padahal pihak pengembang perumahan tempat saya menetap itu sekarang menugaskan penjaga siang dan malam. Mengapa masih was-was?.

1. Saya teringat rumah saya pakai teralis masih bisa dibobol.
2. Perumahan itu masih sepi dan masih banyak tukang perumahan yang lalu lalang dan tidak ada sistim pengontrolannya.
3. Memperhatikan petugas jaga yang baru, tidak teratur ronda, kecil dan kurus, cara kerjanya yang tidak dilengkapi apapun (misal senter).
4. Palang pintu masuk ke perumahan yang tidak berfungsi, bahkan tidak ada.

Ketika membuat laporan di POLSEK Batam Kota, malam tanggal 8 Desember 2010 itu, saya sedikit yakin akan mudah terungkap, apalagi banyak sekali tanda, jejak, barang pencuri yang tertinggal dirumah. Polisi datang kerumah saya hanya untuk melihat-lihat tanpa melakukan penyidikan apapun. Aku fikir polisi kita sudah banyak berubah semenjak banyaknya peliputan berita tentang polisi yang tidak melayani, yang tidak adil, yang tidak profesional, ungkapan kalau kehilangan biaya kambing setelah dilaporkan ke polisi menjadi biaya sapi, tidak akan ada lagi. Ternyata fikiran saya salah besar. Budaya korup itu terlalu mengakar.

Dalam sebuah percakapan melalui telepon dengan sahabat, saya sempat melontarkan diadakannya polisi robot, ya..polisi dari robot seperti pada filem ‘robocop’. Polisi dari robot itu, bekerja tanpa pilih-pilih, setiap ada pelaporan adanya; pencurian, perampokan, kekerasan, langsung bergerak standar untuk mengungkap dan menangkap pelaku. Tidak membedakan nilai kerugian dan siapa yang dirampok (kaya, miskin, orang biasa atau pejabat). Polisi dari robot bekerja murni untuk tujuan pencehagan, pengungkapan, penangkapan, sangat profesinal, apa bisa ya…?,

Kenapa kasus yang saya alami tidak mengalami perkembangan apapun, polisi tidak melakukan penyidikan apapun, apa karena saya orang tidak berpunya, atau karena saya tidak menyetor sejumlah uang, atau karena saya bukan pejabat, atau karena saya bukan anggota keluarga polisi atau aparat?. Citra polisi semakin rusak oleh ulah segelintir oknum. Memperbaiki citra polisi kearah yang lebih baik memang tidak mudah, selain karena dibutuhkan dana yang besar, jumlah personel cukup dan ideal, penggajian, kesejahteraan, sistim rekrutan polisi juga patut dibenahi. Tapi polisi jangan cuma mengeluh, berubah cuma dibibir saja. Sudah rahasia umum masuk polisi harus memakai uang?. Kalau Polisi tidak dipercaya lalu siapa yang dapat diharapkan, atau pertanyaannya dibalik, apakah kita masih membutuhkan POLISI?.

Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.