KEBERUNTUNGAN DALAM OMBAK BESAR.

Kumpul Keluarga Membawa Hikmah.
Pada musim angin utara dengan ombaknya yang besar seperti sekarang ini, sedikit nelayan yang ingin melaut untuk mencari ikan, karena mereka memikirkan kesalamatan. Nelayanpun diberi waktu untuk memperbaiki peralatan dan perlengkapan untuk menangkap ikan, seperti jaring, bubu dan sebagainya. Dampaknya ikan jadi langka dan jadi mahal. Namun datangnya musim angin utara yang biasanya mulai reda saat datangnya tahun baru China (imlek), juga membawa berkah bagi nelayan. Ikan dingkis menjadi sangat mahal, bisa mencapai ratusan ribu rupiah per kilo. Kenapa begitu…?. warga China banyak memburu ikan itu. Ikan dingkis hampir selalu bertelur pada musim angin utara atau pada saat tahun baru China tiba.
Mahalnya ikan itu juga berkaitan dengan hukum penawaran dan permintaan. Jumlah ikan dingkis yang tersedia lebih sedikit dari pada yang menginginkannya. Sebelum tahun 2000 ikan itu belumlah mencapai ratusan ribu perkilo. Sejalan dengan perkembangan lalu lintas manusia, transportasi. Ikan-ikan dingkis itu tidak lagi dibeli/dicari oleh warga China yang atang di Batam, Bintan dan sekitar namun dicari juga warga China dari Malaysia dan Singapura. Ikan dingkis menjadi komoditi lintas negara.
Pada saat tahun baru China, warga China melakukan upacara kumpul keluarga dan meyakini ikan dingkis yang dikukus dan dimakan bersama keluarga, akan mendatangkan keberuntungan di sepanjang tahun baik bagi diri sendiri maupun keluarga. Ikan dingkis memang enak. Makan bersama keluarga lengkap lebih enak lagi dan juga mendatangkan hikmah; salah satunya adalah kebersamaan, agar semakin dekat dan akrab. Melalui kumpul keluarga itu pula, dititahkan agar semua anggota keluarga mengejar / memburu keberuntungan, diingatkan kembali akan pentingnya kebersamaan, semangat perjuangan, tali persaudaraan/darah/silsilah mungkin juga kemargaan/leluhur, adat serta tujuan misi dan visi keluarga. Mereka tak lupakan, lihat mereka tetap dengan budayanya yang sangat kuat walau sudah ratusan tahun meninggalkan daratan China. Adat, sosial budaya China lainnya tetap menyatukan mereka dari berbagai belahan dunia manapun. Karena kuatnya silaturrahim sesama warga China, China semakin kuat secara ekonomi, keuangan, pertahanan dan keamanan. China patut ditiru!.
Bandingkan dengan kita ‘Orang Indonesia’ beberapa bulan di negeri orang. Sosial budaya kita terlupakan. Beberapa budaya kita mulai luntur bahkan hilang seperti gotong royong, ramah tamah, musyawarah (diganti dengan demo dan kekerasan). Apakah karena orang kita mudah beradaptasi atau tidak memiliki kekuatan budaya, bisa jadi!. Bagi yang memiliki akar sosial, budaya yang kuat dizaman moderen ini mereka akan berhasil dan sukses. China dan India telah membuktikan hal itu. Untuk di Indonesia Batak, Padang, Bali, Makasar telah membuktikannya.
Kembali ke masalah ikan dingkis. Ikan dingkis yang akan dimakan sebelum Imlek biasanya bertelur. Rasanya pun gurih, ikan dingkis yang masih bertelur itulah yang biasanya punya BAO (keberuntungan menurut mereka), asalkan jangan dimakan kepala dan ekornya, nanti sial, ujar kepercayaan mereka (siapa juga yang mau makan kepala dan ekor yang banyak tulang dan keras, kalau bibir ikan dingkis boleh tak ya…). Yang pasti keberuntungan didapat bagi yang menjual ikan dingkis itu, he..he…Itulah sekelumit keberuntungan dimusim utara dengan ombak besarnya.

Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.