FACEBOOK, MENGUJI PERTEMANAN.
Beberapa bulan lalu, aku terpaksa menghapus beberapa temanku di Facebook (FB), kenapa?. Mungkin ada yang beranggapan ini tindakan angkuh / sombong, tapi simaklah penjelasanku berikut.
Sungguh aku berterima kasih kepada FB, sejak memulai beraktifitas didunia yang satu ini. Aku banyak menemukan sahabat-sahabat baikku, terutama masa-masa sekolah dulu di Aceh, rekan-rekan kerjaku diberbagai perusahaan yang pernah sama-sama berjuang, atau rekan-rekanku yang kukenal diberbagai daerah. Para sahabatku itu satu persatu bermunculan, silaturrahim tersambung kembali yang pernah puluhan tahun terputus, tak kuketahui keberadaan, apalagi kabarnya.
Semua itu aku anggap sesuatu yang luar biasa dan sungguh menyenangkan, teman, sahabat, rekan lama dapat berjumpa lagi walau melalui ‘dunia maya’. Kami bisa saling bertukar informasi dan kabar keadaan masing-masing dan banyak hal lagi yang dapat diketahui melalui media FB ini. Siapa sih yang tak senang memiliki teman banyak di FB. Tapi kemudian FB menurutku juga banyak yang aneh-aneh serta konyol, simaklah apa yang kutemui dalam FB.
Ada yang menggunakan FB untuk tempat berkeluh kesah, menghina, memojokkan, memamerkan, menipu, bahkan tempat bertransaksi untuk hal yang negatif alias buruk. Sejatinya FB bukan untuk itu. Anehnya lagi kalau kalimat yang disampaikan bernada kebaikan (nasehat) sedikit sekali yang menanggapi, tapi kalau yang disampaikan sebaliknya (keluh kesah, kekesalan) emm…banyak sekali yang menanggapi. Padahal banyak manfaat positik FB.
Pertemanan, menurutku sejatinya ada interaksi. Untuk saling menyapa, saling menanyakan kabar kawannya (idealnya) atau yang lebih baik untuk saling mengingatkan, tapi apa yang terjadi di FB, sungguh banyak yang tidak berinterkasi apapun walau mereka berteman. Ada yang meminta untuk berteman lalu sampai berbulan-bulan, mungkin bahkan sampai hari ini belum pernah melakukan interaksi apapun. Temannya hanya sebagai penambah daftar teman saja yang dari hari kehari jumlah temannya memang semakin banyak. Lalu pertemanan jenis apa yang dapat diharapkan seperti itu?. Mungkin ada yang memang tak ingin berinteraksi, karena ada permintaan untuk berteman lalu dikonfirmasi, maklum orang Indonesia, tak enak kalau ditolak. Ada kisah lain yang pernah terjadi, disapa tak dibalas, namun ‘up dates status’nya masuk terus, setiap hari. Bahkan ketika yang bersangkutan ‘milad’ / ulang tahun saya ucapkan sesuatu melalui FB yang bersangkutan juga tak memberikan reaksi apapun. Aku bertanya pertemanan model apa ini?. Lebih heran lagi FB seolah tempat menumpahkan semua perasaan, termasuk, AC mobilnya yang tak dingin, mobil sedang dicucipun masuk, FB, sofa dirumahnya yang empuk dan lain-lain.
Na.. dari beberapa kasus itulah saya akhirnya punya ide untuk mencoba / menguji apakah pertemanan ala FB ini tulus atau hanya sekedar iseng, atau adakah yang akan kehilangan ketika saya menonaktifkan FB dan menghapus beberapa teman dalam daftar teman saya di FB. Setelah beberapa bulan saya nonaktifkan FB saya, hasilnya adalah yang benar-benar menanyakan perihal mengapa FB saya nonaktif hanya beberapa orang saja. Dan yang kembali lagi ingin berteman hingga hari ini hanya satu orang. Kesimpulanku berarti pertemanan ala FB, hanya sedikit yang benar-benar iklas dan tulus. Selebihnya..?????, Mereka sibuk semua dengan urusan masing-masing atau sudah bosan dengan FB. Tak pernah dibuka lagi, atau buka sekedar liat lalu ditutup lagi. Mereka sudah tak lagi bergantung sama FB lagi, pakai apa ya….????. banyak media lain sebagai penyambung silaturrahim.
Aku harus realistis untuk mepertanyakan pertemanan ala FACEBOOK. Lebih baik memiliki teman yang sedikit tapi yang sedikit itu benar-benar teman. Ada saling interaksi, saling sapa, saling tukar kabar dan perkembangan untuk hal-hal positif dan baik. Aku fikir aku tak perlu bangga dengan banyaknya jumlah teman di FB yang tidak ada interaksi positif dan menyumbang kebaikan. Tidak tertutup kemungkinan aku akan terus meninjau daftar teman-temanku dalam FB, akupun sudah siap jika dihapus. Terima kasih untuk sahabatku yang kembali, tulus dan iklas, semoga silatirrahim kita terus terjalin dan semoga kalian semua sehat dan bahagia.
Sungguh aku berterima kasih kepada FB, sejak memulai beraktifitas didunia yang satu ini. Aku banyak menemukan sahabat-sahabat baikku, terutama masa-masa sekolah dulu di Aceh, rekan-rekan kerjaku diberbagai perusahaan yang pernah sama-sama berjuang, atau rekan-rekanku yang kukenal diberbagai daerah. Para sahabatku itu satu persatu bermunculan, silaturrahim tersambung kembali yang pernah puluhan tahun terputus, tak kuketahui keberadaan, apalagi kabarnya.
Semua itu aku anggap sesuatu yang luar biasa dan sungguh menyenangkan, teman, sahabat, rekan lama dapat berjumpa lagi walau melalui ‘dunia maya’. Kami bisa saling bertukar informasi dan kabar keadaan masing-masing dan banyak hal lagi yang dapat diketahui melalui media FB ini. Siapa sih yang tak senang memiliki teman banyak di FB. Tapi kemudian FB menurutku juga banyak yang aneh-aneh serta konyol, simaklah apa yang kutemui dalam FB.
Ada yang menggunakan FB untuk tempat berkeluh kesah, menghina, memojokkan, memamerkan, menipu, bahkan tempat bertransaksi untuk hal yang negatif alias buruk. Sejatinya FB bukan untuk itu. Anehnya lagi kalau kalimat yang disampaikan bernada kebaikan (nasehat) sedikit sekali yang menanggapi, tapi kalau yang disampaikan sebaliknya (keluh kesah, kekesalan) emm…banyak sekali yang menanggapi. Padahal banyak manfaat positik FB.
Pertemanan, menurutku sejatinya ada interaksi. Untuk saling menyapa, saling menanyakan kabar kawannya (idealnya) atau yang lebih baik untuk saling mengingatkan, tapi apa yang terjadi di FB, sungguh banyak yang tidak berinterkasi apapun walau mereka berteman. Ada yang meminta untuk berteman lalu sampai berbulan-bulan, mungkin bahkan sampai hari ini belum pernah melakukan interaksi apapun. Temannya hanya sebagai penambah daftar teman saja yang dari hari kehari jumlah temannya memang semakin banyak. Lalu pertemanan jenis apa yang dapat diharapkan seperti itu?. Mungkin ada yang memang tak ingin berinteraksi, karena ada permintaan untuk berteman lalu dikonfirmasi, maklum orang Indonesia, tak enak kalau ditolak. Ada kisah lain yang pernah terjadi, disapa tak dibalas, namun ‘up dates status’nya masuk terus, setiap hari. Bahkan ketika yang bersangkutan ‘milad’ / ulang tahun saya ucapkan sesuatu melalui FB yang bersangkutan juga tak memberikan reaksi apapun. Aku bertanya pertemanan model apa ini?. Lebih heran lagi FB seolah tempat menumpahkan semua perasaan, termasuk, AC mobilnya yang tak dingin, mobil sedang dicucipun masuk, FB, sofa dirumahnya yang empuk dan lain-lain.
Na.. dari beberapa kasus itulah saya akhirnya punya ide untuk mencoba / menguji apakah pertemanan ala FB ini tulus atau hanya sekedar iseng, atau adakah yang akan kehilangan ketika saya menonaktifkan FB dan menghapus beberapa teman dalam daftar teman saya di FB. Setelah beberapa bulan saya nonaktifkan FB saya, hasilnya adalah yang benar-benar menanyakan perihal mengapa FB saya nonaktif hanya beberapa orang saja. Dan yang kembali lagi ingin berteman hingga hari ini hanya satu orang. Kesimpulanku berarti pertemanan ala FB, hanya sedikit yang benar-benar iklas dan tulus. Selebihnya..?????, Mereka sibuk semua dengan urusan masing-masing atau sudah bosan dengan FB. Tak pernah dibuka lagi, atau buka sekedar liat lalu ditutup lagi. Mereka sudah tak lagi bergantung sama FB lagi, pakai apa ya….????. banyak media lain sebagai penyambung silaturrahim.
Aku harus realistis untuk mepertanyakan pertemanan ala FACEBOOK. Lebih baik memiliki teman yang sedikit tapi yang sedikit itu benar-benar teman. Ada saling interaksi, saling sapa, saling tukar kabar dan perkembangan untuk hal-hal positif dan baik. Aku fikir aku tak perlu bangga dengan banyaknya jumlah teman di FB yang tidak ada interaksi positif dan menyumbang kebaikan. Tidak tertutup kemungkinan aku akan terus meninjau daftar teman-temanku dalam FB, akupun sudah siap jika dihapus. Terima kasih untuk sahabatku yang kembali, tulus dan iklas, semoga silatirrahim kita terus terjalin dan semoga kalian semua sehat dan bahagia.
Comments