PEMILIHAN PRESIDEN
(Tak Pusing Siapapun Pemenangnya)
Pemilihan Presiden (PILPRES) secara langsung hampir tiba, semakin dekat dan semakin membuat para calon semakin tegang dan harap-harap cemas. Kemenangan yang ingin diraih belum tergambar secara jelas, artinya belum ada kepastian bakal menang atau kalah. Maka proses kampanye dan promosi terus digenjot dengan berbagai cara melalui berbagai media masa; TV, Radio, Koran dsb.
Saya termasuk yang didaftar sebagai pemilih, ikut-ikutan disibukkan, karena sering ditanya teman-teman, saudara-saudara.. Pertanyaanya, mana yang akan saya pilih. Saya tentu saja tidak bisa menjawab secara gamblang, rahasia. Pertanyaan itu saya kira wajar muncul, apalagi sekarang lagi menghangatnya masalah PILPRES, dan yang bertanya umumnya cuma iseng atau sekedar untuk memancing pembicaraan, ingin menambah keyakinan, bahkan ingin mempengaruhi lawan bicara.
Orang seperti saya tidak banyak merasakan perbedaan siapapun presidennya. Hal yang sering ditemui atau langsung saya alami, itulah yang saya harapkan untuk berubah total. Misalnya pembuatan Akte Lahir, KTP harus mudah, cepat dan teritegritas. Bayar pajak kendaraan juga mudah cepat, gak pake antri, gak ada calo, apapun yang kita urus dengan pemerintah/aparat, sederhana, cepat, gak ada pungli, berharap seperti ATM saja. Sekolah gratis, bukan pendidikan gratis. Berobat murah bukan kesehatan gratis. Harga terkendali, bila minyak turun, sembilan bahan pokok ya turun juga. Gimana pula harapan saudara kita di Irian Jaya, seperti dalam gambar, , saya yakin harapan mereka tidak muluk-muluk, kalau dilihat mereka belum rasakan dampak pemilu.
Dalam benak saya sering muncul, kenapa harga minyak dari Sabang sampai Merauke bisa dikontrol atau paling tidak ada harga terendah dan harga tertinggi. Untuk sembilan bahan pokok kenapa tidak bisa dibuat seperti itu? Minimal seperti beras, gula, minyak goring, tepung. Bisakah…itu dilakukan, rokok saja bisa dibandrol harganya.
Saya tak pusingkan calon presiden punya program membangun infrastruktur seperti jalan, gedung, pelabuhan laut dan udara, membangun sekolah dan sebagainya karena hal-hal seperti itu, siapapun presidennya dia harus lakukan. Anehkan…kalo ada presiden, gubernur, bupati, walikota tidak melakukan apapun. Ngaku bagi-bagi bantuan untuk rakyat padahal memang uang rakyat juga.
Presiden tidaklah istimewa kalau membangun dan mensejahterakan Indonesia karena memang kewajibannya sebagai Presiden, yang istimewa dari seorang Presiden zaman sekarang jika ia mampu menjadi TELADAN. Teladan dalam bersikap, bertindak, bekeluarga, beragama, dan seterusnya diluar tugasnya sebagai Presiden. Macam mana jadi teladan dalam satu keluarga (abang-adik) beda akidah, misalnya.
Kolubi Arman
Comments