CUMA SUKA KOMENTAR

Untuk menjelaskan maksud judul diatas, saya ingin nukilkan kisah seorang ayah yang sedang mendidik anaknya. Alkisah si ayah mengajak sianak berjalan-jalan melintas beberapa perkampungan menggunakan keledai (maaf ceritanya sudah saya edit). Lalu keduanya naik ke punggung keledai itu berjalanlah mereka melitas perkampungan pertama, lalu berkatalah sekelompok orang pada mereka.

"Dasar anak kurang ajar, tidak tahu diri, keledai tua, dinaiki berdua, seharusnya anaknya yang turun". Lalu turunlah sianak, dan memegang tali keledai untuk meneruskan perjalanan, si ayah tetap diatas punggung keledai. Ketika memasuki perkampungan berikutnya, mereka ditegur kembali.

"Dasar orangtua, tak sayang sama anak, tega-teganya membiarkan anaknya menuntun keledai sementara ayahnya senang-senang diatas punggung keledai". Lalu turunlah siayah dari punggung keledai itu dan menaikkan anaknya keatas punggung keledai. Lalu mereka kembali meneruskan perjalanan. Kini si ayah yang menuntun keledai dengan memegang talinya. Masuk ke kampung berikutnya, merekapun kembali ditegur sekelompok orang.

"Dasar orang bodoh, keledai masih kuat dan gagah begitu, tak di naik berdua, malah dituntun, bukankah si bapak bisa duduk di depan dan sianak bisa duduk dibelakang si ayah", ujar para penegur dikampung terakhir.

Kemudian siayah mengajak anaknya istirahat di bawah pohon rindang lalu berujar pada anaknya.
"Anakku, hari ini kamu mendapat pelajaran penting. Sangat penting untuki kehidupanmu kelak".
"Pelajaran apa, ayah", ujar sianak.
"Tidakkah kamu perhatikan, setiap kita bertemu dengan orang, mereka selalu menegur dan menyalahkan tindakan kita, Yang pertama kita disalahkan karena berdua naik keledai. Kedua kita disalahkan lagi, karena kamu yang nuntun keledai, sedang aku diatas punggungnya. Ketiga kita disalahkan karena tidak naik bersamaan kepunggung keledai". Ujar siayah.
"Lalu pelajaran apa yah, yang penting aku itu?".
"Kebanyakan manusia itu cuma pandai, mengomentari, menyalahkan, bahkan terkadang bukannya positif namun malah negatif dan memperkeruh suasana, mereka bukannya menyemangati namun melemahkan. Pelajaran yang sangat baik untuk kamu, kamu jangan terlalu banyak mendengarkan apa kata orang lain, bahkan terkadang kamu harus tidak peduli apa kata orang, jika itu menurutmu benar, ada keyakinanmu yang kuat demi cita-citamu. Terlalu banyak mendengarkan kata orang lain, kamu bisa terhambat menuju tujuanmu, bahkan bisa tidak sampai. Beberapa manusia hebat didunia ini, justru berhasil dengan gemilang karena tidak peduli apa kata orang".


Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.

Obat Gangguan Telinga.