LADING: Gambaran Penuh Kesiapan & Berjaga-jaga Lekali Komering Ulu.
Apakah anda tahu makna kata 'LADING', Kata ini cukup terkenal pada masyarakat Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan, khususnya kaum lelaki. Kata itu untuk menyebutkan sejenis pisau kecil, pisau ini bukanlah sembarang pisau, dengan kata lain pisau ini bukanlah untuk sembarangan penggunaan seperti untuk memotong ikan, sayuran, dan sebagainya.
Ukuran Lading ini biasanya antara kurang lebih 10 Cm sampai 25 Cm (dari gagang hingga ujung pisau), penampilannya cukup mungil, bersarung kulit dan bisanya berwarna coklat muda atau tua. Lading ini selalu dalam keadaan terasah, terawat, tajam dan selalu mendampingi sang empunya. Pemiliknya tak akan membiarkan dipakai sembarangan, diletakkan sembarangan, tidak terawat, berkarat dan tumpul. Lading bagi pemiliknya adalah pelambang atau gambaran penuh kesiapan, kesiagaan, berjaga-jaga dari berbagai ancaman baik dari manusia maupun dari hewan buas.
Lading adalah sebuah budaya yang tidak bisa diterjemahkan sebagai sikap banci, penakut dan lemah dari pemiliknya atau lelaki Komering.
Bagi kaum lelaki Komering Ulu, Lading adalah keharusan (zaman dulu-walau masih banyak lelaki di Komering selalu membawa lading hingga kini di Sumatera Selatan sana, kalau yang sudah merantau sejak kecil / lama tidak lagi) yang harus selalu dibawa kemanapun dengan diselipkan dipinggang 'tisolokko', bahkan banyak kaum lelaki meletakkan lading disamping tempat ia tidur. Lading adalah sebuah harga diri yang diterjemahkan bagi perlindungan diri, kewaspadaan, kehormatan keluarga, melindungi wanita keluarga, atau upaya mempertahankan diri lainnya.Lading adalah persetujuan sosial / pengakuan bagi masyarakat Komering Ulu, artinya tidak ada orangtua / keluarga yang melarang secara keras anak lelakinya memiliki / menyimpan lading, termasuk memakainya. Berselisih dan berkelahi atau tindakan kekerasan lainnya jika diselesaikan dengan lading dan mampu ditancamkan ketubuh musuh "tipagasko" lalu keluar sebagai pemenang adalah sebuah kehormatan bagi pemiliknya maupun bagi keluarganya. Itu juga sebagai isyarat penting bagi lelaki lain yang boleh diterjemahkan sebagai lelaki jantan, lelaki bukan sembarangan, lelaki tahan uji bahkan tidak jarang itu menumbuhkan rasa bangga anggota keluarga.
Budaya membawa sejenis Lading ini ada hampir diberbagai pelosok Nusantara; Clurit, Keris, Rencong, Badik, dan sebagainya. Kaum lelaki dari daerah itu juga menterjemahkan membawa senjata tajam sebagai kewaspadaan, kehormatan dan kesiapsiagaan serta pengauan sosial lainnya. Namun Lading ala Komering tidaklah berbentuk, bercorak, berukuran khusus, lading secara umum berbentuk pisau biasa yang didepannya lancip tajam, namun bagi lading yang tidak terawat, tidak tajam dan dipakai sembarangan akan menjadi bahan tertawaan lelaki lainnya sehingga walau tidak khusus (bentuk, corak, ukuran) lading tidaklah sembarangan dan haruslah menyatu dengan pemiliknya. Lading Bukan untuk ditakuti bukan juga untuk menakut-nakuti.
Masih banyak dan panjang cerita tentang LADING....Bagi anda yang bisa menuliskannya atau membantu saya untuk merangkai menjadi sebuah cerita tentang LADING lanjutannya.... silahkan kasih ke saya / kirim ke email: kolubirmn@gmail.com. atau grandqueen.blogspot.com. Terima kasih..
Comments