ANDAI BATAS UMUR DIKETAHUI.
Apa yang akan dilakukan jika kita mengetahui batas umur dan waktu kematian kita?, karena kematian adalah sesuatu yang pasti. Atau saat kita lahir, kita langsung diberitahukan atau disodorkan (dituliskan di tubuh kita) batas umur kita dan disitu juga tercantum tahun, bulan, minggu, hari, tanggal jam dan detik ajal kita dijemput. Akah kita bergembira atau sebaliknya. Apakah kita menyesal dilahirkan atau malah bersyukur. Bukankah kematian pasti datang.
Seandainya saat kita lahir diberitahu batas umur kita dan waktu kematian kita, pendek. Katakanlah beberapa menit saja mungkin tak terlalu masalah, lalu bagaimana jika hanya berumur hingga beberapa bulan saja atau 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun saja. Maka pihak orangtualah (Ibu dan Ayah) yang akan bersedih, atau bahkan bayi yang baru lahir itu langsung di bunuh, dibuang. Orangtua mungkin akan melakukan itu karena mereka beranggapan untuk apa, memelihara, membesarkan anak yang berumur pendek, mereka akan menganggap kelahiran anaknya adalah sia-sia. Orangtuapun tidak akan melakukan tindakan maksimal demi anaknya yang sudah diketahui berumur pendek, pendidikannya tak perlu lagi difikirkan/usahakan, pakaiannya seadanya, kalau sakit akan dibiarkan, tak perlu diobati dan seterusnya, tidak perlu usaha / perjuangan lagi karena sudah diketahui batas umurnya, dengan kata lain semangat juang bisa tidak ada. Kalau perlu orangtua ingin segera anaknya meninggal supaya ia bisa buat anak lagi dan mencari anak berumur panjang. Sianak yang tahu umurnya pendek juga akan bersedih, minder,semangat hidupnya tidak ada, mungkin menjadi bahan ejekan orang yang berumur panjang. Kasihankan si orangtua dan sianak.
Bagaimana pula jika saat lahir kita diberitahukan batas umur dan waktu kematian kita panjang, maksudnya berumur panjang hingga tua renta. Tentu saja orangtua sianak akan sangat bahagia, dan si orangtua akan berusaha semaksimal mungkin memelihara dan memperjuangkan kehidupan anaknya. Sianak yang tahu umurnya panjang akan menghina anak yang berumur pendek, lupa daratan, dia akan sombong, asyik dengan syahwat dan membuat kerusakan dan doyan maksiat. Kalau naik motor mungkin ia akan pacu sekencang-kencangnya karena dia tahu bahwa umurnya masih panjang. Dia tidak akan berbuat baik sebelum mendekati batas umur atau kematiannya, itupun kalau berubah. Umur panjang membuat orang lupa diri, mengetahui umurnya panjang nafsu shahwatnya di umbar. Kasihan para ustad, guru agama, penggiat etika, budi pekerti tidak dihiraukan, alias tak laku.
Allas SWT, memang mencegah manusia mengetahui batas umur dan waktu kematiannya. Itu semata-mata untuk kebaikan manusia itu sendiri kata Imam Ghazali.. Dengan tidak diketahuinya hal itu maka manusia akan berusaha untuk lebih baik, berusaha membuat amalan-amalan guna mempersiapkan diri menuju keabadaian. Bahkan manusia akan takut pada kematian yang mungkin malaikat maut segera menceraikan jasatnya dengan rohnya, Kata Imam Ghazali yang paling jauh itu masa yang sudah lewat dan yang paling dekat itu adalah kematian. Semoga menjadi renungan dan bermanfaat, amiiin.
Comments