MENINGGAL MENDADAK?.

Berita tentang wafat atau meninggalnya seseorang di media masa seperti TV, koran dan lainnya, patut dikoreksi. Penggunaan kalimat seperti MENDADAK MENINGGAL, sesungguhnya patut tidak dipakai lagi. Semisal kalimat berita berikut; aktor sekaligus politisi ADJIE MASSAID, RICKY JO meninggal mendadak, atau kepergiannya yang mendadak mengejutkan semua orang.
Kita semua sepertinya terlanjur memahami bahwa meninggalnya seseorang harus melalui proses, paling tidak kita telah memahami bahwa meninggal itu memiliki tanda-tanda. Tapi Proses atau tanda-tanda yang kita pahami hanyalah, proses atau tanda umum yang dialami manusia seperti sakit yang berkepanjangan, proses penuaan, atau serangkaian penderitaan memilukan yang menyebabkan sipenderita tak berdaya. Itulah yang kita pahami selama ini. Betulkah meninggalnya seseorang itu mendadak?.
Kalau itu yang kita pahami, sepertinya kita melupakan bahwa Allah SWT sebagai pemilik otoritas tunggal nyawa / kematian mahluknya sudah membuat ketentuan. Kita sesungguhnya telah diberi ketentuan termasuk umur atau seberapa lama kita akan hidup di dunia. Datangnya ajal atau kematian, hanya Tuhanlah yang tahu. Dan jika ajal sudah tiba, tidak akan bisa ditunda. Dan manusia tidak bisa menghindar dari kematian.  Kematian adalah kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia sebagaimana yang telah ditegaskan dalam firman Allah SWT, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS Ali Imran [3]: 185). Jadi sesungguhnya meninggal / kematian tidak selamanya harus melalui proses sakit dan penderiataan. Jadi ‘TIDAK ADA ISTILAH MENINGGAL MENDADAK’.
Karena itu, kita berharap agar saat menghadapi kematian dalam keadaan tunduk dan patuh kepada-Nya. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS Ali Imran [3]: 102).
Kata ustad, tidaklah terlalu penting kita akan mati, tapi yang terpenting adalah sejauh mana persiapan menghadapi kematian itu. Rasulullah SAW mengingatkan agar kita bersegera untuk menyiapkan bekal dengan beramal saleh. "Bersegeralah kamu beramal sebelum datang tujuh perkara: kemiskinan yang memperdaya, kekayaan yang menyombongkan, sakit yang memayahkan, tua yang melemahkan, kematian yang memutuskan, dajjal yang menyesatkan, dan kiamat yang sangat berat dan menyusahkan."HR Tirmidzi).
Bekal adalah suatu persiapan, tanpa persiapan tentu akan kesulitan dalam mengarungi perjalanan yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu, "Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa." (QS Al-Baqarah [2]: 197). SEMOGA BERMANFAAT.

Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.