CARI DUIT.
Setiap melaksanakan Orientasi kepada Karyawan baru, saya hampir selalu menanyakan kepada mereka “apa tujuan mereka merantau jauh-jauh ke Batam?”. Bermacam-macam jawaban mereka.
“Ada yang ingin bekerja”.
“Ada yang ingin membantu orang tua”.
“Ada yang ingin cari duit”.
“Ada yang ingin mencari pengalaman”.
“Ada yang ingin mencari modal untuk buka usaha”.
Semuanya benar, namun tidak tepat. Mengapa begitu?. Kalau cuma ingin kerja, cuma ingin bantu orangtua kenapa harus jauh-jauh ke Batam. Dikampung banyak pekerjaan, mencuci pakaian, menggosok, dan sebagainya. Kalau ingin mencari pengalaman, pengalaman apa pula yang ingin dicari?. Lalu kalau sudah dapat pengalaman, mau diapakan pengalaman-pengalaman itu?. Lalu apakah dengan bekerja pasti dapat duit?. Belum tentu bukan…simaklah.
Tahun 2011 ini, pendapatan minimal mereka sesuai UMK sebesar Rp 1.180.000,- perbulan tanpa lembur. Cukupkah itu?,…berbicara uang, tidak akan pernah cukup, karena kebutuhan selalu saja ada dan terus meningkat. Pekerja-pekerja itu pada umumnya setelah mendapatkan pekerjaan sudah lupa tujuannya ke Batam. Kenapa begitu?.
Pada umumnya mereka datang dari kampung, dalam keadaan berkekurangan, jarang memegang/memiliki duit melebihi satu juta rupiah. Ketika mendapatkan pekerjaan lalu bergaji atau menerima upah yang terkadang melebihi dua juta (akibat lembur) mereka terkejut. Gaji pertama terkadang hampir ludes karena mentraktir teman-teman.
Sudah menjadi kelaziman uang berkaitan dengan ‘gengsi’, makin besar uang yang didapat makin besar pula yang dibelanjakan mereka tergiur membeli ini dan itu, pakaian , makanan, perawatan diri serta asesorisnya. Salahkan itu?, ya.. tidak salah….akibat dari pola diatas (gengsi) sebahagian besar uang mereka cuma numpang le
wat di ATM, bahkan ada juga yang hampir selalu ATMnya bersisa sampai batas Rp.50.000,- agar tak ditutup pihak bank, bahkan ada yang baru 2 minggu sudah mulai mencatatkan diri di warung, dan kantin untuk berhutang, karena gaya dan pola hidupnya yang semakin berubah menuju pemborosan.
Mereka lupa atau bahkan tak bisa menabung, bertahun-tahun bekerja di Batam tapi tidak mendapatkan duit. Duit yang dimaksud adalah uang yang kita miliki dalam bentuk tabungan, mereka lupa kalau ke Batam untuk bekerja cari duit. Ternyata bekerja belum tentu dapat duit, kalau gaya dan pola hidupnya berubah mengikuti ‘gengsi’. Bagimana mau dapat duit kalau tujuannya sudah lupa atau sekedar ingin dapat pekerjaan.
Seharusnya ketika sudah merantau jauh-jauh ke Batam, tujuannya jelas, bekerja untuk cari duit, ya..cari duit Kumpulkanlah duit sebisa dan sebanyak-banyaknya dengan cara terhormat dan halal. Bagaimana caranya?. Dengan berhemat dan menabung cara itulah kita akan mendapatkan duit, menabung ternyata harus dipaksakan, perbulan dan dalam jumlah tertentu, supaya ada hasilnya.
“Ada yang ingin bekerja”.
“Ada yang ingin membantu orang tua”.
“Ada yang ingin cari duit”.
“Ada yang ingin mencari pengalaman”.
“Ada yang ingin mencari modal untuk buka usaha”.
Semuanya benar, namun tidak tepat. Mengapa begitu?. Kalau cuma ingin kerja, cuma ingin bantu orangtua kenapa harus jauh-jauh ke Batam. Dikampung banyak pekerjaan, mencuci pakaian, menggosok, dan sebagainya. Kalau ingin mencari pengalaman, pengalaman apa pula yang ingin dicari?. Lalu kalau sudah dapat pengalaman, mau diapakan pengalaman-pengalaman itu?. Lalu apakah dengan bekerja pasti dapat duit?. Belum tentu bukan…simaklah.
Tahun 2011 ini, pendapatan minimal mereka sesuai UMK sebesar Rp 1.180.000,- perbulan tanpa lembur. Cukupkah itu?,…berbicara uang, tidak akan pernah cukup, karena kebutuhan selalu saja ada dan terus meningkat. Pekerja-pekerja itu pada umumnya setelah mendapatkan pekerjaan sudah lupa tujuannya ke Batam. Kenapa begitu?.
Pada umumnya mereka datang dari kampung, dalam keadaan berkekurangan, jarang memegang/memiliki duit melebihi satu juta rupiah. Ketika mendapatkan pekerjaan lalu bergaji atau menerima upah yang terkadang melebihi dua juta (akibat lembur) mereka terkejut. Gaji pertama terkadang hampir ludes karena mentraktir teman-teman.
Sudah menjadi kelaziman uang berkaitan dengan ‘gengsi’, makin besar uang yang didapat makin besar pula yang dibelanjakan mereka tergiur membeli ini dan itu, pakaian , makanan, perawatan diri serta asesorisnya. Salahkan itu?, ya.. tidak salah….akibat dari pola diatas (gengsi) sebahagian besar uang mereka cuma numpang le
wat di ATM, bahkan ada juga yang hampir selalu ATMnya bersisa sampai batas Rp.50.000,- agar tak ditutup pihak bank, bahkan ada yang baru 2 minggu sudah mulai mencatatkan diri di warung, dan kantin untuk berhutang, karena gaya dan pola hidupnya yang semakin berubah menuju pemborosan.
Mereka lupa atau bahkan tak bisa menabung, bertahun-tahun bekerja di Batam tapi tidak mendapatkan duit. Duit yang dimaksud adalah uang yang kita miliki dalam bentuk tabungan, mereka lupa kalau ke Batam untuk bekerja cari duit. Ternyata bekerja belum tentu dapat duit, kalau gaya dan pola hidupnya berubah mengikuti ‘gengsi’. Bagimana mau dapat duit kalau tujuannya sudah lupa atau sekedar ingin dapat pekerjaan.
Seharusnya ketika sudah merantau jauh-jauh ke Batam, tujuannya jelas, bekerja untuk cari duit, ya..cari duit Kumpulkanlah duit sebisa dan sebanyak-banyaknya dengan cara terhormat dan halal. Bagaimana caranya?. Dengan berhemat dan menabung cara itulah kita akan mendapatkan duit, menabung ternyata harus dipaksakan, perbulan dan dalam jumlah tertentu, supaya ada hasilnya.
Comments