BOM LAGI, BOM LAGI
Lagi Bom meledak dan menghancurkan serta merenggut nyawa manusia-katanya tidak berdosa (padahal belum tentu, siapa bilang mereka orang tak berdosa). Beritanya begitu luar biasa dan selalu saja ada upaya mengaitkan dengan Islam. Benarkah begitu? Dan kenapa begitu?
Benarkah kekerasan menjadi cap Islam atau sengaja dicapkan untuk Islam. Coba simak perjalanan Islam secara cermat, maupun sejarah negara-negara baik yang menyatakan sebagai negara Islam (jaziarah Arab pada umumnya) maupun negara yang mayoritas berpenduduk Islam (Indonesia, Malaysia misalnya). Adakah kekerasan-kekerasan itu menjadi cara atau bagian dari sikap dan tingkah laku Islam. Justru penjajahan, pembataian, pencaplokan secara masal banyak dilakukan orang diluar Islam, simak sejarah dunia (baca penjajahan) dan peristiwa dunia lainnya. Coba lihat apa yang terjadi di Irak, Afganistan, Palestina. Siapa pelaku kekerasan disana, membunuh, membantai siapapun, muda tua, anak dewasa, wanita pria, jumlahnya bahkan sangat luar biasa melebihi yang terjadi di Mega Kuningan. Pemberitaannya kebiadaban / kejahatan (yang tak perlu saya uraikan disini) di sana tidak sebesar dan seluas di Mega Kuningan. Coba simak pula apa yang dilakukan separatis di Spanyol dan di Irlandia mereka juga melakukan pemboman. Tapi beritanya tidak sebesar dan seluas Mega Kuningan. Kenapa begitu?
Lebih setahun silam, publik Amerika Serikat dikejutkan oleh temuan Fund for Independence in Journalism yang mengungkapkan kebohongan yang dibuat Presiden George W. Bush dan para pejabat puncak di Washington. Menurut mereka Bush dan para pembantunya telah mengeluarkan 935 pernyataan palsu menyangkut ancaman senjata pemusnah massal Iraq selama dua tahun sejak peristiwa 11 September 2001. Lembaga itu juga menemukan ada 532 pidato, pengarahan singkat, wawancara dan peristiwa lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintahan Bush tentang senjata pemusnah massal Iraq atau negara itu mencoba memproduksinya atau menghubungkannya dengan Alqaeda atau kedua-duanya. Kesimpulan studi ini dipublikasikan di situs Center for Public Integrity. “Pemerintahan Bush telah secara efektif membentuk pendapat umum agar menyetujui kampanye mereka untuk menyerang Iraq dengan alasan-alasan palsu,” demikian kesimpulan studi seperti dikutip oleh Yahoo!News. Adakah kita mengekspos secara besar-besaran tentang hal ini, tidak kan?.
Kalau yang pelakunya orang Islam capnya besar dan luas. Siapa sebenarnya memperbesar dan memperluas berita itu??? Kenapa pula harus masuk infotaimen tidak cukupkah hanya masuk dalam acara berita resmi pemerintah atau acara berita resmi Media masa?. Kita patut mengutuk orang yang merancang, dan pelaku bom itu, tapi tidak usah ikut-ikutan menambah-nambah cerita, apalagi mengaitkannya dengan Islam, bahkan lebih menyedihkan lagi ada kesan (dikesankan) pondok pesantren itu tempat memproduksi para peneror dengan bom, upaya apa lagi ini?. Lihat pula dibeberapa media televisi yang menayangkan secara berulang-ulang orang bertopi yang bawa tas gendong dan menarik travel bag seolah adalah pelaku bom bunuh diri di Mega Kuningan tanggal 17 Juli 2009 lalu. Padahal belum ada bukti kuat untuk itu, dengan kata lain belum ada alasan kuat yang membuktikan orang itu pelakunya, namun penayangan secara berulang gambar orang itu dengan sebuah lingkaran, jelas-jelas telah berhasil membuat sebahagian penonton menyimpulkan itulah pelakunya. Sensasional, emosional, haru-biru media televisi berhasil lakukan untuk penonton, jika tidak berfikir cerdas, selektif serta hati-hati, kita ikut tergiring bahkan ikut menyalahkan dan menghakimi…Islam bukan pelakunya, Islam tidak seperti itu. Semoga Bermanfaat.
Kolubi Arman
Benarkah kekerasan menjadi cap Islam atau sengaja dicapkan untuk Islam. Coba simak perjalanan Islam secara cermat, maupun sejarah negara-negara baik yang menyatakan sebagai negara Islam (jaziarah Arab pada umumnya) maupun negara yang mayoritas berpenduduk Islam (Indonesia, Malaysia misalnya). Adakah kekerasan-kekerasan itu menjadi cara atau bagian dari sikap dan tingkah laku Islam. Justru penjajahan, pembataian, pencaplokan secara masal banyak dilakukan orang diluar Islam, simak sejarah dunia (baca penjajahan) dan peristiwa dunia lainnya. Coba lihat apa yang terjadi di Irak, Afganistan, Palestina. Siapa pelaku kekerasan disana, membunuh, membantai siapapun, muda tua, anak dewasa, wanita pria, jumlahnya bahkan sangat luar biasa melebihi yang terjadi di Mega Kuningan. Pemberitaannya kebiadaban / kejahatan (yang tak perlu saya uraikan disini) di sana tidak sebesar dan seluas di Mega Kuningan. Coba simak pula apa yang dilakukan separatis di Spanyol dan di Irlandia mereka juga melakukan pemboman. Tapi beritanya tidak sebesar dan seluas Mega Kuningan. Kenapa begitu?
Lebih setahun silam, publik Amerika Serikat dikejutkan oleh temuan Fund for Independence in Journalism yang mengungkapkan kebohongan yang dibuat Presiden George W. Bush dan para pejabat puncak di Washington. Menurut mereka Bush dan para pembantunya telah mengeluarkan 935 pernyataan palsu menyangkut ancaman senjata pemusnah massal Iraq selama dua tahun sejak peristiwa 11 September 2001. Lembaga itu juga menemukan ada 532 pidato, pengarahan singkat, wawancara dan peristiwa lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintahan Bush tentang senjata pemusnah massal Iraq atau negara itu mencoba memproduksinya atau menghubungkannya dengan Alqaeda atau kedua-duanya. Kesimpulan studi ini dipublikasikan di situs Center for Public Integrity. “Pemerintahan Bush telah secara efektif membentuk pendapat umum agar menyetujui kampanye mereka untuk menyerang Iraq dengan alasan-alasan palsu,” demikian kesimpulan studi seperti dikutip oleh Yahoo!News. Adakah kita mengekspos secara besar-besaran tentang hal ini, tidak kan?.
Kalau yang pelakunya orang Islam capnya besar dan luas. Siapa sebenarnya memperbesar dan memperluas berita itu??? Kenapa pula harus masuk infotaimen tidak cukupkah hanya masuk dalam acara berita resmi pemerintah atau acara berita resmi Media masa?. Kita patut mengutuk orang yang merancang, dan pelaku bom itu, tapi tidak usah ikut-ikutan menambah-nambah cerita, apalagi mengaitkannya dengan Islam, bahkan lebih menyedihkan lagi ada kesan (dikesankan) pondok pesantren itu tempat memproduksi para peneror dengan bom, upaya apa lagi ini?. Lihat pula dibeberapa media televisi yang menayangkan secara berulang-ulang orang bertopi yang bawa tas gendong dan menarik travel bag seolah adalah pelaku bom bunuh diri di Mega Kuningan tanggal 17 Juli 2009 lalu. Padahal belum ada bukti kuat untuk itu, dengan kata lain belum ada alasan kuat yang membuktikan orang itu pelakunya, namun penayangan secara berulang gambar orang itu dengan sebuah lingkaran, jelas-jelas telah berhasil membuat sebahagian penonton menyimpulkan itulah pelakunya. Sensasional, emosional, haru-biru media televisi berhasil lakukan untuk penonton, jika tidak berfikir cerdas, selektif serta hati-hati, kita ikut tergiring bahkan ikut menyalahkan dan menghakimi…Islam bukan pelakunya, Islam tidak seperti itu. Semoga Bermanfaat.
Kolubi Arman
Comments