Ustadz Artis dan Ustadz Beneran

Mengapa belakangan muncul istilah ustad artis?. Media televisi telah membentuk hal itu, jumlah televisi yang mengudara di Indonesia sungguh banyak. Media Televisipun bergerak cepat demi persaingan dan demi mempertahankan kelangsungan hidupnya yang wajib untung. Televisi sesungguhnya industri, ada dan hidup karena penonton.

Pengisi-pengisi televisi haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu; (mungkin) harus cantik, menarik, menghibur, menggugah, menyentuh, bahkan harus mendatangkan penonton yang harus semakin banyak dari hari ke hari. Jika hal itu tidak dilakukan maka acara atau stasiun televisi akan ditinggal atau tidak ada penontonnya, sehingga ustadpun dicari ustad yang gaul, ustad yang populer, ustad yang tidak kaku, ustad yang jawababnya atas pertanyaan umat tidak hitam putih tapi yang abu-abu, atau diserahkan kepada penonton, maka ustad yang bergaya artispun laku keras. 

Bergeserlah gaya-gaya ustad sekarang, gaya ustad yang santai, ustad yang tak mempersoalkan pakaian bintang tamunya, walau seorang islam. Jadi format acara-acara islam (seperti kuliah subuh, dan sejenisnya) tidak lagi kaku, sekarang sudah mengikuti pasar, lebih longgar, lebih santai dan lebih terbuka isi pertanyaannya (tidak ada lagi yang tabu).

Dikeranakan Televisi adalah industri maka wajib mengikuti pasar, maka ustad yang serius (beneran) tidak laku, yang laku ustad bergaya artis. Menurut Ust. Ahmad Syarwat, seorang penggiat Islam yang Insya Allah istiqomah, membuat beberapa catatan bagaimana perbedaan ustadz yang artis dan ustadz beneran. Berikut di antaranya :

  1. Artis butuh manager, tapi ustadz butuh perpustakaan
  2. Artis lewat manager minta bayaran tinggi dan pakai tarif, tapi ustadz lebih sering dibayar dengan ucapan syukran
  3. Artis tampil sesuai selera dan permintaan pasar, tapi ustadz menyampaikan risalah langit
  4. Artis tidak belajar ilmu agama, tapi ustadz wajib nyantri dan kuliah bertahun-tahun
  5. Artis haus popularitas, tapi ustadz haus ilmu dan hidayah
  6. Artis hidup akrab dengan dusta, gosip dan kepalsuan, ustadz akrab dengan kewaraan, kesederhaan dan kerendahan hati.
  7. Artis mengumpulkan penonton yang membeludak, ustadz mendidik dan melahirkan calon ulama
  8. Artis butuh yel-yel, kostum, joget, nyanyi dan akting, ustadz mengajar lewat hati
  9. Artis ceramah biar orang tertawa menangis dan menghibur, ustadz mengajarkan ilmu agar Allah turunkan hidayah
  10. Artis butuh media, TV dan wartawan khususnya infoteinmen, tapi ustadz butuh majelis ilmu, kitab dan perpustakaan
  11. Artis sering jadi bintang iklan, tapi ustadz lebih suka bicara kebenaran
  12. Artis dikerumuni sesama artis dan fans, sementara ustadz dikerumuni orang-orang yang ingin mengaji dan mensucikan diri.
Tentu saja kita sebagai umat islam harus bijak dan benar-benar berhati-hati, agar selamat dunia akhirat. Semoga bermanfaat. Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.