GANTUNG SAJADAH & MUKENA.

Duh.. senangnya liat jemaah mesjidku begitu ramai dan semangatnya mereka menyambut puasa ramadhan dan melakukan sholat berjamaah di mesjid. Malam pertama tarawih membludak hingga teras dan halaman terpakai, sebetulnya bukan tidak muat tapi karena kurang antisipasi dan pengaturan saja. Memang sudah selayaknya orang Islam yang beriman menyambut gembira dan antusias atas kedatangan ramadhan, karena banyak sekali keberkahannya. Tapi kenapa ya…hanya dibulan ramadhan saja mereka ramai dan antusias? Apakah setelah bulan ramadhan iman mereka menurun?, apakah masa pelatihannya dianggap selesai?, lalu kemudian gantung sajadah atau mukena?.

Tahukan anda apa maksudnya?. Dengan ilustrasi berikut anda mungkin akan mudah memahaminya. Seorang pemain tenis lapangan, pemain badminton dan pemain sepak bola jika memutuskan untuk tidak lagi bermain (istirahat total) olah raga kesukaannya, maka disebut gantung raket atau gantung sepatu. Mengapa mereka gantung raket atau sepatu; bisa jadi karena faktor usia yang sudah tak mampu lagi bersaing dengan orang-orang muda, bisa juga karena cedera yang berat dan berkepanjangan, sehingga tidak mungkin lagi bermain secara baik. Lalu apa kaitannya dengan judul “gantung sajadah atau mukena?”

Kaitan secara langsung memang tidak ada, saya hanya ingin menggambarkan perbuatan serupa itu ada dalam dunia ibadah. Orang Islam memang diwajibkan untuk sholat wajib 5 kali dalam sehari semalam dan itu sudah lazim diketahui oleh orang Islam sendiri, maka hampir tidak ada orang islam yang tidak mempunyai sajadah atau mukena, karena peralatan sholat itu seperti wajib dimiliki. Ya…bayangkan saja seorang wanita sholat tanpa mukena?....misalnya Cuma pakai handuk atau kain jarik (itu kain batik panjang untuk gendong bayi)

Terus..apa memang ada orang Islam yang gantung sajadah atau mukena?. Ya ada…mereka yang jarang menggunakannya bahkan tidak pernah lagi sholat ataupun kalau sholat hanya dua kali setahun, atau mulai rajin sholat ketika bulan Ramadhan tiba seperti sekarang ini. Sajadah atau mukena mereka tergantung, terletak atau tersusun dengan rapi dan tersembunyi dalam lemari pakaian. Islam mereka hanya tertera dalam Kartu Identitas saja, seperti KTP. Kenapa ya..mereka menggantung sajadah / mukena mereka, padahal mereka sudah paham bahwa sholat itu wajib dilaksanakan/didirikan.

Yang jelas seharusnya bukan karena faktor usia tua dan cedera yang berkepanjangan, atau kurangnya pengetahuan ke-Islaman mereka. Bisa sangat banyak alasan mengapa orang menggantung sajadah / mukena, malas, merasa muda, sibuk, asyik dan banyak lagi. Kasihan tu sajadah / mukenanya banyak debu, baunya tak sedap dan cepat lapuk bukan karena sering dipakai.Makin berumur seharusnya makin sadar, untuk mengurangi keburukan menambah kebaikan.


Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.