INI PRODUK KEBODOHAN ATAU PRODUK MODERENISASI?.

Dua hari yang lalu tepatnya, Hari Senin 8 Agustus 2011, saya diundang oleh salah seorang warga baru di perumahanku, rumahnya kira-kira hanya berjarak 100 meter dari rumahku. Yang bersangkutan hendak bersyukur karena menempati rumah baru dan sekalian ingin minta didoakan supaya karir dan rezekinya terus berprestasi, berkembang dan tambah banyak aliran rezekinya, amiin, amiin. Para undangan diminta hadir pukul 17.00, maksudnya sekalian bukber itu, buka bersama.

Pukul 17.00 saya menuju rumah tempat berlangsungnya acara syukuran itu, sampai disana sudah ada beberapa orang saja dua orang berpakaian batik rapi dan berpeci. Saya langsung menebak kalau mereka ustad yang sengaja diundang untuk memimpin pembacaan Yassin dan doa-doa, yang lain sekitar ada sekitar 5 orang. sayapun masuk sambil mengucapkan salam lalu menyalami bapak-bapak yang sudah hadir satu persatu. Ah... jadi ingat cerita orang kampung yang baru pertama kali nonton bioskop. Begitu masuk siorang kamung mengucakan salam dan menyalami penonton satu persatu, dan ketika semua telah disalaminya satu persatu filmpun selesai dan seatupun hilang karena ditanggalkan didepan pintu masuk bioskop.


Saat para undangan yang semuanya laki-laki duduk dalam rumah sambil menunggu acara dimulai, ada hal yang sungguh diluar adab dan kebiasaan orang kita ketika hendak melakukan acara yang penuh nuansa islam itu. Terganggulah pemandangan para bapak-bapak oleh seorang wanita muda yang lalu-lalang dengan menggunakan pakaian sangat minim-celana pendek dan berkaos tanpa lengan yang sangat sempit, kelihatannya ia terpelajar dan kerja kantoran-itu semakin jelas ketika ia mengganti pakaiannya dan ikut berbicara disela-sela menunggu tanda berbuka puasa. Sungguh ia terlihat tidak sedikitpun risih berlalu-lalang didepan para bapak-bapak para undangan yang berpakaian muslim dan didepan pak ustad, justru bapak-bapaknya yang pada menoleh ketempat lain atau menunduk. Inikah salah produk ketidakpedulian, kebodohan dan sok 'cuek', atau inikah produk moderenisasi atau ini salah satu bentuk emansipasi, sehingga tidak mampu lagi menempatkan diri dan cara berpakaian, ia telah berhasil menyamaratakan situasi dengan cara ia berpakaian.

Tak lama kemudian keluarlah seorang laki-laki bule, tinggi berpakaian koko. Ternyata ia suami dari yang punya hajatan, lalu sayapun mencoba mengajaknya berbicara dalam bahasa negeri Mr . Bean. Ternyata ia orang Belanda, yang dipekerjakan oleh Perusahaan Belanda di Batam, umurnya baru 30 tahun dan ingin belajar dan masuk islam-lelaki bule itupun duduk manis selama pembacaan yassin dan doa dipanjatkan, bahkan ketika hendak memoto dengan kamera digital para undangan, iapun meminta izin terlebih dahulu, baru jepret sana-jepret sini.

Syukurlah dan pak ustadpun langsung memberikan nasehat pada wanita punya hajatan itu untuk berhati-hati agar tidak terikut dengan agama lamanya dan ketika punya anak juga harus lebih cepat diajarkan ketauhidan dan agama islam, jika ingin mendapat bimbingan suaminya bisa diajak ke Mesjid Raya Batam Center- disana ada kelas berbahasa Inggris, ujar pak Ustad. Sang punya hajatpun mengatakan masih terus ingin belajar agama islam. Semoga mereka dijadikan keluarga syakina, mawadah, warrohma dan diselamatkan dunia akhirat,.amiin.
Enhanced by Zemanta

Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.