Batam Semakin Jauh Suasana Keislamannya.
Tinggal beberapa hari lagi puasa berakhir, ya... hari ini tanggal 25 Agustus 2011, Insya Allah Lebaran minggu depan jatuh pada hari Rabu. Ya Allah, Ya Rab terimalah semua amal ibadahku selama bulan ramadhan tahun ini dan jadikanlah aku insan yang bertaqwa yang mampu mengendalikaka diri, hawa nafsu, pandangan, ucapan, perbuatanku dan selamatkanlah, bahagiankanlah aku , istriku dan anak-anakku dunia akhirat, amiin.
Sudah beberapa tahun menjalani puasa di Kota Batam, namun dari tahun ketahun siatuasi puasanya semakin jauh dari suasana keislaman. Hampir tidak ada perbedaan antara bulan ramadhan dengan bulan lainnya. Perbedaanya hanya sedikit saja; pertama mesjid tampak lebih sibuk dan ramai pada awal-awal minggu berpuasa, terutama dimalam hari, kedua banyak sekali orang memanfaatkan situasi dengan ikut-ikutan menjual penganakan (ta'jilan) diberbagai sudut di kota Batam baik yang terorganisir maupun yang tidak terorganisir, penjualnyapun lebih banyak yang non muslim dari pada yang muslim yang belum tentu peduli atau paham halal atau tidaknya suatu produk, bahkan penganan itu umumnya asal jadi sehingga rasa dan kualitasnya jauh. Itulah dua perbedaan situasi yang sangat mencolok dibulan ramadhan ini di Kota Batam.
Selebihnya sungguh tidak ada yang berbeda. Coba lihat restoran, warung makan, tetap saja buka, lalu orang makan dan atau merokok kita bisa temukan semudah kita menemukan orang dijalan. Orang berpakaian minim nan sempit juga semudah kita menemukan orang dijalan. Sungguh tidak ada perbedaan apapun, apa penyebabnya? atau apa masalahnya?.
Sebelum saya menguraikan hal diatas, saya ingin bercerita sedikit. Saya 15 tahun lebih menetap di Aceh, dari tahun 1977 akhir hingga 1993 awal. Jika bulan ramadhan tiba sungguh terjadi perbedaan yang mencolok suasananya, tidak akan ditemukan restoran, warung makan buka dipagi hari kecuali menjelang sore. Tidak akan ditemukan manusia makan adan atau merokok diruang terbuka (sambil jalan) kecuali diterminal antar kota. Konon katanya di Padang juga begitu. Kenapa di Aceh bisa seperti itu?, tentu ini karena para pemimpin, ulama (MUI) dan warga sangat kuat dan peduli, pengumuman disebar dan ditempel jika ada yang melanggar sangsinya berat. Himbauan ini tidak hanya berlaku bagi umat Islam disana tapi juga berlaku bagi orang diluar Islam, penerapannya jauh sebelum syariat islam diberlakukan disana, kini hal itu menjadi budaya yang kuat.
Lalu mengapa di Batam suasana ke Islamannya semakin jauh, apakah karena orang islam jumlahnya semakin sedikit, apakah para pemimpin, ulamanya dan umat islamnya tidak peduli?. Di Batam itu himbauan untuk menghormati orang berpuasa dan bulan suci ramadhan selalu dikeluarkan, namun hanya sebatas himbauan, lalau apakah himbauan itu dipatuhi atau tidak itu bukan persoalan, yang penting himbauan sudah dikeluarkan, lalu kewajiban gugur sudah. Sama halnya himbauan dimana-mana bisa ditemukan untuk mengurus IMB, atau himbauan untuk tidak membangun rumah liar, ya, itulah hanya sebatas pengumuman...mau ditaati atau tidak terserah.
Bila model ini yang terus dilakukan, percayalah Batam akan semakin jauh dari suasana keislaman, karena para pemimpinnya tidak peduli, kalaupun peduli itu karena ada kepentingan dan mungkin ada maunya, dan umat Islam semakin tersisih. Mungkin jadi pemimpin masa kini lebih sulit ya?,. terlalu banyak biaya politik, balas jasa politiknya sehingga dalam menjalankan roda pemerintah faktor itu selalu dipetimbangkan????. Itulah yang tidak terjadi di Batam, pemimpinnya yang orang Islam tidak hadir dalam siatuasi bulan ramadhan?, mereka memang rajin bersafari dari mesjid ke mesjid tapi apa ada dampaknya untuk umat islam?..Entahlah..silahkan jawab sendiri!. Semoga Batam memang menuju kota yang madani yang penuh suasana keislamannya, rukun dan damai, amiin.
Lalu mengapa di Batam suasana ke Islamannya semakin jauh, apakah karena orang islam jumlahnya semakin sedikit, apakah para pemimpin, ulamanya dan umat islamnya tidak peduli?. Di Batam itu himbauan untuk menghormati orang berpuasa dan bulan suci ramadhan selalu dikeluarkan, namun hanya sebatas himbauan, lalau apakah himbauan itu dipatuhi atau tidak itu bukan persoalan, yang penting himbauan sudah dikeluarkan, lalu kewajiban gugur sudah. Sama halnya himbauan dimana-mana bisa ditemukan untuk mengurus IMB, atau himbauan untuk tidak membangun rumah liar, ya, itulah hanya sebatas pengumuman...mau ditaati atau tidak terserah.
Bila model ini yang terus dilakukan, percayalah Batam akan semakin jauh dari suasana keislaman, karena para pemimpinnya tidak peduli, kalaupun peduli itu karena ada kepentingan dan mungkin ada maunya, dan umat Islam semakin tersisih. Mungkin jadi pemimpin masa kini lebih sulit ya?,. terlalu banyak biaya politik, balas jasa politiknya sehingga dalam menjalankan roda pemerintah faktor itu selalu dipetimbangkan????. Itulah yang tidak terjadi di Batam, pemimpinnya yang orang Islam tidak hadir dalam siatuasi bulan ramadhan?, mereka memang rajin bersafari dari mesjid ke mesjid tapi apa ada dampaknya untuk umat islam?..Entahlah..silahkan jawab sendiri!. Semoga Batam memang menuju kota yang madani yang penuh suasana keislamannya, rukun dan damai, amiin.
Comments