GERINDRA BATAM; Inginkan simpatik warga, malah sebaliknya?
Tanggal 23 Desember 2012 kemaren, Partai Gerinda mengadakan jalan santai masal. Memang sangat masal pertama kerena hadiannya, kedua karena gratis alias tidak berbayar untuk menjadi peserta. Cukup memberikan foto kopi KTP atau Kartu Keluarga, maka resmilah menjadi peserta. Acara Partai Gerindra ini sebelumnya sudah saya duga ketika partai Demokrat Batam sekitar bulan Oktober mengadakan acara jalan santai, gratis dan berhadiah besar, prediksi saya waktu itu Gerindra bakal tidak mau kalah, untuk menunjukan eksistensi mereka di Batam khususnya dan di KEPRI umumnya.
Pesertanya memang sangat membludak, luar biasa banyaknya peserta, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, ibu-ibu hamil, bahkan manula. Walau panitia sudah belajar dari kelemahan, kekacauan acara jalan santai Partai Demokrat, namun tetap saja panitia terkesan hanya ingin menonjolkan kebesaran hadiah (Mobil, sejumlah sepeda motor, paket umroh, dll) dan kebesaran jumlah peserta. Memang tidak ada peserta yang tidak mendapatkan kupon, selama sebulan waktu pembagian kupon / tanda peserta disediakan oleh panitia sedang Panitia Demokrat membagikan saat acara dilangsungkan bisa ditebak kekacauan terjadi dan ribuan peserta tidak mendapatkan kupon atau tanda peserta. Panitia Gerindra memang lebih siap, namun tetap sejak ada hal-hal yang membuat peserta kecewa.
Jarak tempuh jalan santai itu terlalu jauh, rute jalannya banyak naik turun dua jam lebih baru tiba di 'finish'. Pada jalan-jalan/simpang tertentu tidak terlihat panitia mengamankan peserta agar tidak berjalan memenuhi aspal atau mengamankan peserta saat melintas persimpangan, sehingga acara itu memacetkan jalan. Tidak ada tim medis yang bersiap-siap pada rute jalan santai, tidak ada minuman yang disediakan panitia pada rute jalan santai.
Jalur yang ditempuh yang jauh dan naik turun itu, sepertinya tidak diperhitungkan panitia. Betapa banyak ibu-ibu/bapak-bapak yang membawa bayi dengan kereta dorong kepayahan, atau orangtua yang emosi kepada anaknya yang terus menerus meminta digendong. Belum lagi banyak peserta yang mengalami lecet kaki. Ada juga ibu hamil begitu kesusahan berjalan, kakek-kakek atau nenek-nenek yang terseok-seok.
Banyak sekali yang meradang, merepet karena terlalu jauh, tidak sampai-sampai, naik turun dan tidak terlihat panitia dijalan, seolah peserta dibiarkan. Sebetulnya bagi peserta bukanlah jalan santainya tapi hadiahnya, kenapa harus begitu jauh rute jalan santai itu, kenapa pula harus memacetkan jalan. Ah...maksudnya ingin mengambil simpati warga malah sebaliknya.
Comments