BENARKAH KITA SALING MEMAAFKAN?.
Sejak merakyatnya handphone (HP), manusia semakin mudah terhubung satu sama lain hanya dalam hitungan detik, komunikasi sesama manusia semakin inten begitu pula mengucapkan / ucapan 'mohon maaf lahir bathin'. Pengaruh teknologi mengucapkan / menyampaikan ucapan 'mohon maaf lahir batin' melalui kartu lebaran kini semakin ditinggal, selain karena efisien juga interkasinya lebih cepat dan lebih baik. Na...berkat ada kakaotalk, line, dan kawan-kawan, ucapan maaf lebih mudah dan praktis cukup kirim gambar tangan lagi salaman. HPlah sekarang digunakan untuk menyampaikan hal itu. Tapi perlu kita simak benarkan kita saling memaafkan, melalui HP itu.
Coba simak, saat kita mengirim ucapan 'mohon maaf lahir batin' kita rangkaikan dengan berbaris-baris kalimat, pantun, puisi baik yang serius maupun yang bernada lucu, atau sebaliknya saat kita menerima sms, pesan hal serupa dari teman, sahabat, kerabat, kita akan saling membalas sms atau pesan itu dangan hal senada.Tapi coba simak lagi apakah ada kata saling memaafkan didalam sms atau pesan itu?. Misalnya seperti berikut;
SMS/Pesan Masuk: "Selamat Iedul Fitri 1433 H, Mohon Maaf Lahir Bathin"
Kitapun membalas: "Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, maaf lahir bathin"
Dan masih banyak sekali kalimat-kalimat / isi sms / pesan seperti itu hampir semuanya indah dan menarik, tapi apakah ketika kita menerima sms / pesan dari teman, sahabat, kerabat yang memohon maaf kita menulis memaafkannya, karena jelas dalam sms / pesan yang kita terima mereka meminta/memohon maaf. Kita bukannya memaafkannya secara tertulis tapi kita malah menulis hal serupa, kita juga meminta maaf, bagus siih, tapi sebenarnya tak nyambung.
Bagaimana menurut anda jika seseorang meminta sesuatu pada anda, anda tidak menjawab tapi anda malah meminta sesuatu juga darinya?, atau bisakah anda jawab dalam hati permintaannya?. Apakah itu terkabul maksud yang mengirim pesan?. Padahal adalah sangat bijak jika saling memaafkan yang disampaikan, baik berupa tulisan dalam sms/pesan maupun diucapkan langsung, agar yang meminta / yang memohon mengetahui telah dikabulkan.
Ataukah kita hanya mengirim SMS/PESAN, karena latah, iseng, ikut-ikutan sehingga kita tidak membutuhkan 'dimaafkan', atau kita fikir orang itu tak punya kesalahan / dosa apapun pada anda, atau jangan-jangan kita sebenarnya tidak memaafkannya, atau kita ketakutan menulis "saya telah memaafkan", karena takut pengirim tersinggung?.
Jadi apakah kita benar-benar memaafkannya, atau benarkah kita saling memaafkan?. Rasanya belum. Semoga Bermanfaat.
Comments