WISUDA TPQ KOTA BATAM
Mengapa banyak sekali yang pidato
Anakku Nabila Khansa, Alhamdulillah kemaren tanggal 18 April 2010 di Wisuda, sudah khatam Al’quran. TPQ se Kecamatan Batam Kota melakukan wisuda terhadap sekitar 600 lebih santriwan dan santriwati. Wisuda bagi santriwan dan santriwati begitu sakral dan penting karena mereka juga sudah menamatkan sesuatu yang penting dalam kehidupan mereka.
Ruang besar politeknik dilantai 2 itu penuh sesak oleh peserta wisuda dan orangtua, adik, kakak serta sanak famili. Jumlah manusia yang begitu banyak sungguh mengakibatkan kesemrautan, suara gaduh dari orang-orang yang terus berbicara, tangisan anak-anak, lalulalang, berlarian tak terhindarkan. Suara pembicara juga kurang jelas akibat salah memposisikan Speaker.
Acara serupa ini tetap saja terasa membosankan, banyaknya orang yang memberikan kata sambutan menambah acara semakin terasa lama dan banyak yang tak menyimaknya. Semua dalam kata sambutannya menyebut “yang saya hormati” sambil menyebut jabatan yang dipegang dan seterusnya hingga hadirin dan hadirat. Saya yakin orang itu dihormati dan disebut karena jabatan dipundaknya, kalau sudah pensiun tidak akan pernah disebut lagi.
Ruangan yang tadinya terasa sejuk dan nyaman semakin lama semakin panas, karena jumlah manusia yang begitu banyak, pergerakan manusia dalam ruangan seperti jalan dan berlarian menimbulkan reaksi panas. Yang saya juga tidak paham, masih ada orang yang tidak mampu menyesuaikan acara dengan pakaian yang dikenakannya, maksud saya jelas acara tersebut bernuansa Islam, tapi pakaiannya para wanita itu sama sekali tidak islami….
Tanggal 25 April 2010 Wisuda bagi santriwan dan satriwati ini dilakukan lagi, kali ini diikuti satri yang khatam Al Quran dari seluruh kota Batam di Mesjid Raya-Batam Centre yang diikuti sekitar 1000 orang santri. Lebih penting lagi alasannya karena di hadiri Mentri Agama Republik Indonesia. Anakku begitu sumringah dan sedikit kesal. Sumringah karena ternyata katanya yang ikut dipilih dan bawa nasi kotak dari panitia, kesalnya karena banyak sekali yang berpidato.
Heran tu.. untuk acara anak-anak saja begitu banyaknya yang memberi kata sambutan, mau apa mereka..…anak-anak juga tak mendengarkan dan tidak begitu memahami.
Anakku Nabila Khansa, Alhamdulillah kemaren tanggal 18 April 2010 di Wisuda, sudah khatam Al’quran. TPQ se Kecamatan Batam Kota melakukan wisuda terhadap sekitar 600 lebih santriwan dan santriwati. Wisuda bagi santriwan dan santriwati begitu sakral dan penting karena mereka juga sudah menamatkan sesuatu yang penting dalam kehidupan mereka.
Ruang besar politeknik dilantai 2 itu penuh sesak oleh peserta wisuda dan orangtua, adik, kakak serta sanak famili. Jumlah manusia yang begitu banyak sungguh mengakibatkan kesemrautan, suara gaduh dari orang-orang yang terus berbicara, tangisan anak-anak, lalulalang, berlarian tak terhindarkan. Suara pembicara juga kurang jelas akibat salah memposisikan Speaker.
Acara serupa ini tetap saja terasa membosankan, banyaknya orang yang memberikan kata sambutan menambah acara semakin terasa lama dan banyak yang tak menyimaknya. Semua dalam kata sambutannya menyebut “yang saya hormati” sambil menyebut jabatan yang dipegang dan seterusnya hingga hadirin dan hadirat. Saya yakin orang itu dihormati dan disebut karena jabatan dipundaknya, kalau sudah pensiun tidak akan pernah disebut lagi.
Ruangan yang tadinya terasa sejuk dan nyaman semakin lama semakin panas, karena jumlah manusia yang begitu banyak, pergerakan manusia dalam ruangan seperti jalan dan berlarian menimbulkan reaksi panas. Yang saya juga tidak paham, masih ada orang yang tidak mampu menyesuaikan acara dengan pakaian yang dikenakannya, maksud saya jelas acara tersebut bernuansa Islam, tapi pakaiannya para wanita itu sama sekali tidak islami….
Tanggal 25 April 2010 Wisuda bagi santriwan dan satriwati ini dilakukan lagi, kali ini diikuti satri yang khatam Al Quran dari seluruh kota Batam di Mesjid Raya-Batam Centre yang diikuti sekitar 1000 orang santri. Lebih penting lagi alasannya karena di hadiri Mentri Agama Republik Indonesia. Anakku begitu sumringah dan sedikit kesal. Sumringah karena ternyata katanya yang ikut dipilih dan bawa nasi kotak dari panitia, kesalnya karena banyak sekali yang berpidato.
Heran tu.. untuk acara anak-anak saja begitu banyaknya yang memberi kata sambutan, mau apa mereka..…anak-anak juga tak mendengarkan dan tidak begitu memahami.
Comments