PENGALAMAN PERTAMA
Sukses adalah HAK kita
Minggu sore tanggal 28 Maret 2010 saya dapat pengalaman pertama dalam hidup saya. Apa pengalaman pertama saya itu??, menjadi penerima dan jadi juru bicara sebuah acara LAMARAN. Gimana ceritanya? Emang gak ada orang lain apa?. Ngerti tata caranya?.
Di Batam, aku kebetulan udah dianggap tua atau dituakan oleh orang-orang yang sekampung, sebenarnya banyak yang lebih tua dari saya sendiri. Tapi sudahlah membahas masalah ketuaan ini jadi masalah pula nanti. Kebetulan juga wanita yang dilamar ini masih hitungannya sepupu dengan saya, mau tak mau sayalah yang maju membela yang bayar eh..maaf salah, saya bukan pengacara.
Tiba tempat acara terlambat dari jam yang sudah ditentukan, untung rombongan pihak pelamar juga terlambat, rupanya BETI (beda tipis) saja dengan saya. Sampai disana saya langsung dipersilahkan duduk, dan seorang sepupuku melihat galagat saya yang rada bingung, grogi/salah tingkah, berdiam diri dan berusaha memancing pembicaraan lalu mengatakan “ Bi…dihadapan kita sekarang ini ada bapak-bapak, dan ibu-ibu serta rombongan membawa beberapa bingkisan dan kotak sirih. Kita tidak tahu maksud dan tujuannya sepertinya sangat serius dan penting, marilah kita dengarkan penjelasan dari mereka”.
Juru bicara pihak laki-laki mempekenalkan diri serta rombongan yang menyertainya, kemudian menjelaskan maksud dan tujuan sambil meminta maaf mungkin terdapat kekeliruan karena katanya lain lubuk lain belalangnya. Rupanya saudara sepupu wanita dilamar orang.
Sayapun menimpali “Bahwa kami sudah menangkap dan memahami maksud dan tujuan mereka, sayapun menyampaikan permohonan maaf karena kami-kami ini untuk urusan seperti ini baru pertama kali, kami juga tidak mahir dalam hal ini. Kalau menghadiri pernikahan sudah, bahkan saya pernah panas dingin ketika teman saya nikah tahun 1988 yang lalu (semua tertawa). Dalam adat komering sebenarnya memiliki proses, tata cara dan tata bahasa tersendiri yang dipergunakan, namun keterbatasan kami ini hendaknya tidak menjadi hambatan / rintangan, yang penting maksud dipahami dan disepakati”.
Sepertinya dalam adat Melayu dan Komering untuk ini menggunakan pantun-pantun tersendiri, saya benar-benar tak paham. Saya mengetahui pantun seperti berikut saja “ikan sepat ikan gabus, artinya makin cepat makin bagus”.
Syukurlah acara lamaran itu berjalan lancar dan disepakati bersama, mahar, hari, tanggal, bulan dan tempat pelaksanaannya. Ya…, rupanya tidak ada pengalaman, miskin pengetahuan bisa juga sukses asalkan serius, yakin dan tenang. Sukses adalah hak semua orang, setiap kita berhak untuk sukses dalam hal apapun. Berkat ALLAH SWT. Sayapun cepat-cepat menggunakan pantun ikan sepat ikan gabus, karena gak ada bahan cerita dan takut salah ujar, setelah doa-doa dipanjatkan, kamipun segera menyantap penganan yang ada. Alhamdulillah.
Minggu sore tanggal 28 Maret 2010 saya dapat pengalaman pertama dalam hidup saya. Apa pengalaman pertama saya itu??, menjadi penerima dan jadi juru bicara sebuah acara LAMARAN. Gimana ceritanya? Emang gak ada orang lain apa?. Ngerti tata caranya?.
Di Batam, aku kebetulan udah dianggap tua atau dituakan oleh orang-orang yang sekampung, sebenarnya banyak yang lebih tua dari saya sendiri. Tapi sudahlah membahas masalah ketuaan ini jadi masalah pula nanti. Kebetulan juga wanita yang dilamar ini masih hitungannya sepupu dengan saya, mau tak mau sayalah yang maju membela yang bayar eh..maaf salah, saya bukan pengacara.
Tiba tempat acara terlambat dari jam yang sudah ditentukan, untung rombongan pihak pelamar juga terlambat, rupanya BETI (beda tipis) saja dengan saya. Sampai disana saya langsung dipersilahkan duduk, dan seorang sepupuku melihat galagat saya yang rada bingung, grogi/salah tingkah, berdiam diri dan berusaha memancing pembicaraan lalu mengatakan “ Bi…dihadapan kita sekarang ini ada bapak-bapak, dan ibu-ibu serta rombongan membawa beberapa bingkisan dan kotak sirih. Kita tidak tahu maksud dan tujuannya sepertinya sangat serius dan penting, marilah kita dengarkan penjelasan dari mereka”.
Juru bicara pihak laki-laki mempekenalkan diri serta rombongan yang menyertainya, kemudian menjelaskan maksud dan tujuan sambil meminta maaf mungkin terdapat kekeliruan karena katanya lain lubuk lain belalangnya. Rupanya saudara sepupu wanita dilamar orang.
Sayapun menimpali “Bahwa kami sudah menangkap dan memahami maksud dan tujuan mereka, sayapun menyampaikan permohonan maaf karena kami-kami ini untuk urusan seperti ini baru pertama kali, kami juga tidak mahir dalam hal ini. Kalau menghadiri pernikahan sudah, bahkan saya pernah panas dingin ketika teman saya nikah tahun 1988 yang lalu (semua tertawa). Dalam adat komering sebenarnya memiliki proses, tata cara dan tata bahasa tersendiri yang dipergunakan, namun keterbatasan kami ini hendaknya tidak menjadi hambatan / rintangan, yang penting maksud dipahami dan disepakati”.
Sepertinya dalam adat Melayu dan Komering untuk ini menggunakan pantun-pantun tersendiri, saya benar-benar tak paham. Saya mengetahui pantun seperti berikut saja “ikan sepat ikan gabus, artinya makin cepat makin bagus”.
Syukurlah acara lamaran itu berjalan lancar dan disepakati bersama, mahar, hari, tanggal, bulan dan tempat pelaksanaannya. Ya…, rupanya tidak ada pengalaman, miskin pengetahuan bisa juga sukses asalkan serius, yakin dan tenang. Sukses adalah hak semua orang, setiap kita berhak untuk sukses dalam hal apapun. Berkat ALLAH SWT. Sayapun cepat-cepat menggunakan pantun ikan sepat ikan gabus, karena gak ada bahan cerita dan takut salah ujar, setelah doa-doa dipanjatkan, kamipun segera menyantap penganan yang ada. Alhamdulillah.
Comments