PARTAI

Hari ini, PEMILU adalah sebuah hal yang begitu banyaknya menyedot perhatian. Bagaimana tidak dengan pemilu katanya masa depan bangsa Indonesia ditentukan. Tapi benarkah begitu?.

Bicara Pemilu tak lepas dari pembicaraan PARTAI. Partai yang sekarang banyak berdiri, sebahagian besar merupakan pecahan dari partia lama, sebutlah GOLKAR, PPP, PDI. Dari ketiga partai inilah kemudian lahir partai-partai baru, kelahirannya disebabkan adanya perbedaan sesama pengurus, ketidakpuasan, terhambatnya komunikasi dan karir, ketidakcocokan sikap dan cara pandang, tidak sejalan lagi, adanya perubahan-perubahan yang terjadi baik secara individu maupun kelompok.

Lalu hal tersebut menimbulkan keberanian orang-orang tertentu untuk membuat atau memperakarsai terbentuknya partai baru. Banyak alasan yang mendasari berdirinya partai baru, tentu saja mereka tidak mungkin menyebut secara tegas karena persoalan dengan partai lama, dibilang sama juga tidak mungkin. Buktinya dalam anggaran dasar visi dan misinya berbeda dengan tiga partai lama. Bahkan berdirinya partai baru karena dianggap partai lama sudah tak “mampu” lagi. Lihatlah para pendiri/pengurus rata-rata mereka sebelumnya pentolan di partai lama.

Namun dibeberapa tempat, perbedaan, kekecewaan, ketidakpuasan, bisa dihilangkan demi kekuasaan. Lihat saja, partai-partai bisa berkoalisi padahal sejak awal kelahiran partai baru merupakan kekecewaan terhadap partai lama. Ketidakmampuan partai lama sudah tidak ada lagi. Bukti lain kalau mereka tidak konsisten adalah, mereka berkoalisi disatu tempat, namun ditempat lain mereka bermusuhan atau tidak berkoalisi, dengan kata lain itu juga demi kekuasaan. Lantas untuk apa mereka mendirikan partai baru kalau akhirnya berkoaliasi juga dengan eks partai lamanya.

Sangat tidak mudah mencerna serta memetakan perpolitikan seperti diatas. Bayangkan saja mereka berkoalisi untuk merebutkan Walikota, Bupati, Gubernur. Lihat contoh ketika pemilihan Gubernur DKI, PKS di keroyok belasan partai, tapi KEPRI Golkar dan PKS berkoalisi. Di Jawa Barat pemilihan Gubernur PKS dan Golkar tidak berkoalisi. Bahkan untuk mencukupi sebuah fraksi mereka yang tadinya jelas tidak sejalan bisa juga beroalisi di Gedung Rakyat yang terhormat dan megah itu.

Indonesia macam apa yang terbayang dibenak kita dimasa depan, jika wajah perpolitikan kita seperti itu. Indonesia yang lebih baik atau Indonesia yang segitu-segitu saja, atau Indonesia yang meminjam istilah “kalau gak gitu bukan Indonesia”. Disebut Indonesia karena ciri khasnya yang melekat. Banyak pungli, banyak korupsi, banyak kongkalikongnya, mudah dibikin sulit. Banyak partai bukannya lebih baik dan nyaman malah membingungkan, malah menjadi tak karuan. Makin banyak yang terlihat berambisi karena kekuasaan.


Kolubi Arman

Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

RASA TOLONG MENOLONGNYA TINGGI