CITA-CITA dan INGIN KAYA/SUKSES
Tadi pagi sebelum berangkat bekerja, istri saya tersenyum geli mengingat peristiwa yang terjadi pada anak kami yang nomor dua FARRAS ANRUKO-sekarang ia duduk di kelas 1 SMP. Apa yang membuat istriku tersenyum geli, kemudian ia bercerita kalau siang kemaren salah seorang guru anak saya itu. Bertanya tentang cita-cita para muridnya. Sang guru bertanya tentang beberapa jenis cita-cita yang tak lazim dicita-citakan oleh para anak-anak zaman sekarang, maka para murid tidak ada yang menjawab.
Anak-anak (termasuk anak saya) waktu kecil ditanya, "kalau sudah besar mau pengen jadi apa?". Anak-anak umumnya menjawab Dokter, Pilot, Tentara, Presiden, Guru, Polisi, Orang Kaya dan seterusnya. Sebelum sekolah anak saya itu sempat pengen/bercita-cita jadi seorang dokter, kemudian saat ia masuk SD, iapun merubah cita-citanya ingin jadi guru, karena mungkin terpesona pada keterangan/penampilan gurunya. Kemudian setelah beberapa tahun cita-citanyapun belum jelas bahkan sempat ingin menjadi penulis.
Dalam penjelasannya sang guru kemudian berujar, tak usah rumit-rumit dalam bercita-cita, tu liat Soto kwali depan sekola kita, selalu ramai, dan pemiliknya kaya, banyak duit, mampu menyekolahkan anak. Liat juga tukang jahit (tak jauh juga dari sekolah mereka) juga sukses dan kaya. Na...penjelasan guru itu rupanya mengena di hati anak saya. Ia lalu bercerita sama bundanya ingin mulai belajar menjahit, ikut sama bunda, kalau pas libur sekolah. Perubahan cita-cita dan ingin belajar menjahit itu, yang membuat istriku tersenyum. Ya....namanya anak-anak, soal cita-cita bisa berubah, bisa gonta-ganti, bahkan tidak peduli apa yang di cita-citakannnya sekedar berucap.
Tapi saya kemudian berujar sama istri saya, "bagus tu guru, maksudnya kalau bercita-cita yang sederhana saja tapi bisa tercapai, bisa menghidupi dan mambahagiakan". Istri sayapun sependapat soal itu, apalagi sekarang semua serba mahal, semua diukur dengan uang. Bahkan sukses orang dilihat dan diukur dari seberapa banyak seseorang memilik harta (rumah, mobil, tabungan, perusahaan/usaha, HP, pakaian, sepatu bermerek).
Kalau itu ukurannya, maka cita-cita tidaklah perlu terlalu mentereng; seperti dokter, arsitek, pilot, pejabat. Untuk menjadi kaya dan banyak harta, masih banyak jalan lain yang bisa ditempuh, yang penting tekun, ulet, serius dijalani serta doa yang tanpa lelah kepada Yang maha Kuasa. Ada pemulung-kolektor/penampung barang-barang bekas, besitua juga kaya. di Batam kehidupannya macam terlalu sederhana, tapi rupanya dikampungnya tanahnya banyak, rumahnya bagus, tabungan uangnya di bank banyak. Begitu juga beberapa pemilik usaha makanan yang sederhana dan kecil, tukang jahit, martabak langganan kami sampai buka 11 cabang di Batam. Mbok jamu langganan hampir tiap lebaran pulang kampung di Pulau jawa..
Cita-cita boleh setinggi langit tapi bukan berarti harus yang mentereng, yang berkelas, mewah. Jika hanya ingin keberhasilan dan kekayaan di dunia, tidak harus bercita-cita setinggi langit. Kekayaan ternyata tidak harus melalui sekolah tinggi dengan cita-cita tinggi pula. Banyak di dunia ini orang kaya dan sukses tidak bersekolah tinggi dan tidak pula mencita-citakan hal yang membuatnya kaya dan sukses seperti sekarang. Bercita-citalah yang sederhana yang membuatmu kaya, sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat. Aamiin. Semoga bermanfaat.
Comments