Makan enak di Batam
Tanggal 16 April 2019 lalu saya pulang ke Batam dari Tarakan-Kalimantan Utara. Selain memang karena lagi libur (dapat jatah libur 7 hari) juga kebetulan untuk menyalurkan pilihan saya dalam PEMILU serentak yang dilaksanakan tanggal 17 April 2019. Bercerita sedikit tentang pemilu. Konon katanya telah terjadi kecurangan. Tapi menurut saya bagaimana mau curang dengan sistim pemilu dan pelaporanya yang begitu rumit dan berlapis dan baru pada pemilu kali ini pengawas ada disetiap TPS, ada saksi, ada pemantau, semua orang sepertinya dengan mudah mengambil gambar dan mempublikasikan apa-apa yang terjadi di TPS termasuk hasil perhitungannya.
Pada saat akan dimulai semua kertas diperiksa untuk memastikan sesuai jumlahnya, sesuai gambarnya, tidak koyak, tidak telah tercoblos. Jika tidak sesuai, koyak, telah tercoblos maka akan ditarik untuk tidak digunakan. Hal itu wajib dilaporkan berapa yang koyak, berapa yang telah tercoblos, berapa yang gagal, tidak sah dan berapa yang sah. Lalu panitia melakukan perhitungan disaksikan khalayak, saksi, pengawas, dan oleh warga. Hasil perhitungan ditulis secara manual pada lebaran yang telah disediakan, dan kertas itu harus ditempel di papan sehingga semua orang bisa menyaksikan. Setelah semua dihitung panitia wajib merekap semua hasil, jika terjadi kesalahan maka akan terjadi ketidak cocokan dengan laporan, Maka sesulit itu, dan sesulit itu pula kecurangan sulit terjadi.
Setelah beberapa hari pencoblosan saya berkumjung kerumah teman, yang kebetulan yang bersangkutan menjadi anggota TPS dan menjadi pendukung berat salah satu calon Presiden., Saya kasihan sama dia karena mengikuti salah satu grup WA pendukung salah satu calon, melarang istri daan anak-anaknya untuk tidak menonton TV, karena perintah grup (mungkin), kata istrinya menurut grup tersebut informasi di TV mengenai hasil pemilu menyesatkan. Terus saya tanyakan ke teman saya yang menjadi anggota TPS, coba dengan sistim pemilu sekarang ini masih bisa tidaak ada kecurangan, atau bagaimana bisa curang, dia diam saja.
Saat di Batam saya menyempatkan diri singgah di Warung Orang Aceh yang menjual Soto Medan yang sangat melegenda, bersama istriku.
Soto yang terletak di Kawasan Nagoya, di sebuah pertokoan lama sebelum Mall Nagoya Hill ada, posisi warung soto ini sederetan dengan kantor pos, namun agak ketengah, hanya ada penjual soto. Anda jangan sampai salah masuk sebab sederatan lebih dekat dengan kantor pos ada juga penjual soto Medan, namun penjualnya bukan orang Aceh, dan didalamnya banyak stan penjual makanan bahkan ada prasmanan.
Soto yang terletak di Kawasan Nagoya, di sebuah pertokoan lama sebelum Mall Nagoya Hill ada, posisi warung soto ini sederetan dengan kantor pos, namun agak ketengah, hanya ada penjual soto. Anda jangan sampai salah masuk sebab sederatan lebih dekat dengan kantor pos ada juga penjual soto Medan, namun penjualnya bukan orang Aceh, dan didalamnya banyak stan penjual makanan bahkan ada prasmanan.
Soto Medan yang penjualnya orang Aceh dulunya nempel atau ikut diwarung China, warung itu ramai karena ada soto Medan itu, terus akhirnya buka sendiri masih di deretan pertokoakn yang sama. Soto ini memang patut di rekomendasikan karena memang nikmat, terus segar ketika diberi perasan jeruk. jika saat makan siang tiba bisa saja anda tidak dapat tempat duduk, karena ramai pengunjung. Soto ini memang sudah terbilang lama, tahun 90an sudah ada.
Hari berikutnya saya sama istri singgah di Warung Makan Mie Tarempa. Warung ini termasuk fenomenal. Kenapa? hanya dalam waktu (menurutku) singkat ramai, sukses dan berkembang dari segi jumlah pengunjung, besarnya warung, dan jumlah cabangnya, lalu mampu pula melayani pesanan untuk oleh-oleh/buah tangan untuk dibawa keluar Batam. Luti Gendang.
Luti gendang berasal dari Terampa, sebuah pulau di KEPRI, disekitar area pulau tujuh. Tepung terigu sebagai adonan yang kemudian dibentuk seperti kapsul (obat) yang diisi abon daging ikan tongkol.
lalu digoreng..wah rasanya begitu aduhai...lembut. Pengunjungnya dari pagi sampai sore terus ramai, Lokasinya dikawasan pertokoan Royal Sinkom Batam Center, Persis depan Perusahaan grup Matsushita Elektronik Batam. Sekarang makin banyak orang membeli sebagai buah tangan untuk dibawa. Ada kota berisi 10 buah, 15 buah, 20 buah, 25 buah dan terakhir 30 buah, per buahnya dijual Rp 3300,-. Bahkan sudah ada yang berani membuka sebagai sub agen untuk diperjual belikan kembali. Seperti di bandara Hang Nadim. Bagi anda warga diluar Batam yang kebetulan ke Batam patut mencoba penganan ini. Anda juga bisa makan/sarapan santai disini, dengan berbagai menu pilihan dan yang paling utama menunya adalah Mie Tarempa.
Hari berikutnya saya sama istri singgah di Warung Makan Mie Tarempa. Warung ini termasuk fenomenal. Kenapa? hanya dalam waktu (menurutku) singkat ramai, sukses dan berkembang dari segi jumlah pengunjung, besarnya warung, dan jumlah cabangnya, lalu mampu pula melayani pesanan untuk oleh-oleh/buah tangan untuk dibawa keluar Batam. Luti Gendang.
Luti gendang berasal dari Terampa, sebuah pulau di KEPRI, disekitar area pulau tujuh. Tepung terigu sebagai adonan yang kemudian dibentuk seperti kapsul (obat) yang diisi abon daging ikan tongkol.
lalu digoreng..wah rasanya begitu aduhai...lembut. Pengunjungnya dari pagi sampai sore terus ramai, Lokasinya dikawasan pertokoan Royal Sinkom Batam Center, Persis depan Perusahaan grup Matsushita Elektronik Batam. Sekarang makin banyak orang membeli sebagai buah tangan untuk dibawa. Ada kota berisi 10 buah, 15 buah, 20 buah, 25 buah dan terakhir 30 buah, per buahnya dijual Rp 3300,-. Bahkan sudah ada yang berani membuka sebagai sub agen untuk diperjual belikan kembali. Seperti di bandara Hang Nadim. Bagi anda warga diluar Batam yang kebetulan ke Batam patut mencoba penganan ini. Anda juga bisa makan/sarapan santai disini, dengan berbagai menu pilihan dan yang paling utama menunya adalah Mie Tarempa.
Comments