WAKIL RAKYAT, MINTA DIPILIH LAGI.
Kompas menulis, sidang-sidang DPR yang selama ini sepi
bakal makin sepi. Anggota DPR bakal lebih sibuk menyongsong Pemilu
Legislatif, 9 April 2014. Dari 560 anggota DPR, 507 anggota atau 90,5
persen ingin tetap menjadi anggota DPR.
Masyarakat tentu tidak bisa berharap kinerja DPR meningkat. Dari target legislasi 70 UU, DPR hanya sanggup menyetujui 13 UU. Di bidang pengawasan, justru makin banyak anggota DPR yang terjerat korupsi. Kinerja anggaran juga begitu. Sulit mengharapkan DPR dan pemerintah menghasilkan UU APBN 2014 yang matang sehingga tak perlu lagi ada APBN Perubahan 2014 karena akurasi prediksinya lemah.
Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan mayoritas publik tak kenal dengan anggota DPR dari daerahnya. Padahal, para wakil rakyat itulah yang menjadi penyalur aspirasi. "Secara umum sangat lemah (publik yang mengenal anggota legislatifnya), karena lebih dari separuh publik dari semua partai tidak mengenal wakilnya," kata peneliti CSIS Tobias Basuki di kantor CSIS, Jl Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Minggu (1/12/2013). Survei ini dilakukan lewat wawancara tatap muka di 33 provinsi dan berlangsung dari tanggal 13 hingga 20 November 2013. Ada 1.180 responden yang dilibatkan, dengan margin of error sebesar 2,85 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Itu cerita wakil rakyat dari berbagai daerah, yang duduk di Jakarta yang biasa kita sebut DPR-RI. Lalu bagaimana pula yang di daerah. Setali tiga uang, tak jauh beda maksudnya alias sama saja. Para wakil rakyat itu sejak di umumkan partai yang lolos untuk dapat / berhak ikut pemilu saja sudah sibuknya bukan main. Terutama partainya yang tidak lolos, mereka mulai sibuk cari partai baru tempat untuk bernaung supaya bisa mencalonkan lagi.
Kesibukan selanjutnya para wakil rakyat, berjuang 'habis-habisan' agar namanya tercantum sebagai 'bacaleg' dari partainya. Setelah namanya tercantum sebagai 'calon' tentu wakil rakyat itu harus terus memantau agar namanya tetap tercantum sebagai 'bacaleg', hingga KPU mengumumkan secara resmi daftar calon wakil rakyat. Selesaikah sampai disitu?, belum!!.
Kesibukan masih panjang dan harus 'sibuk' didepan khalayak ramai, bahkan kesibukan yang sangat melelahkan, menyita waktu, uang dan tenaga baru akan dimulai. Menebar 'pesonapun' dimulai, sibuk kunjungan sana-sini, cetak dan tempel gambar sana-sini, tebar janji sana-sini. Hal-hal itu harus terus dilakukan hingga pemilu tahun depan 2014, masih sekitar satu tahun lagi. Coba perhatikan beberapa gambar-gambar caleg yang terpasang dipinggir jalan-jalan di Batam, mereka itu sangat kreatif-kreatif bahkan cendrung 'berlebihan' supaya tetap bisa tampil di pinggir jalan. Bahkan ada yang terkesan mau jadi photo model berpenampilan modis diberbagai sesi penampilannya ketimbang mau jadi seorang yang mengedepankan intelektualias.
Kalau sudah begitu wakil rakyat yang kini masih duduk 'manis' di gedung mewah milik rakyat, kapan kerjanya?. Padahal Masa keja mereka seharusnya penuh 5 tahun. Mencuri start, absen / tidak hadir, mencuri waktupun dilakukan agar tidak kehilangan jabatan sebagai wakil rakyat. Bisa jadi tujuan untuk menyerap aspirasi malah untuk 'membeli' suara, atau untuk berkampanye 'minta untuk dipilih lagi'.
Akhirnya tugasnya sebagai wakil rakyat, untuk memperjuangkan rakyat terbengkalai, atau bahkan sementara waktu 'terabaikan' karena wakil rakyat lagi sibuk memperjuangkan diri sendiri dan sibuk 'MINTA DIPILIH LAGI'. soal etika nanti saja, yang penting perjuangkan diri sendiri dulu. Kalau begini modelnya, sebaiknya tidak usah dipilih lagi, biar mereka jera, juga supaya kita punya wakil rakyat yang lebih baik dan lebih mementingkan yang diwakilinya, bukan dirinya sendiri apalagi partainya. Semoga Bermanfaat.
Comments