MASIH NONTON TV DIRUMAH?

Entah mengapa sejak sekitar 3 tahun ini, saya tidak lagi menghabiskan waktu didepan televisi (TV) setelah pulang kerja atau setelah maghrib. Kalaupun saya menonton TV, biasanya paling berita, atau acara seperti makan, jalan, hal-hal unik, sejenis flora dan fauna,  agama Islam itupun yang sudah dikemas berbeda tidak seperti zaman TV dulu. Dan sayangnya jarang saya nonton sampai habis acara-acara tersebut. 

Kalo dulu saya bisa nonton TV berjam-jam, apa karena faktor U, Atau  karena acara TV lebih banyak bikin capek, tambah pusing, bukannya terhibur atau menjadi tenang. Seperti acara perdebatan atau sejenis yang tidak ada solusi, tidak mendidik, muak liat acara TV. Atau karena terlalu banyak pilihan sehingga saya jadi muak dan memutuskan untuk tidak ada yang saya tonton acara TV. Untuk mendapatkan informasi saya tidak lagi mengandalkan TV. Sepertinya apa yang saya rasakan dan bosan terhadap TV bukan saya saja, simak hasil survey berikut.

Beralih ke digital Global Web Index menyurvei 391.130 responden di 41 negara. Konsumen digital kini menghabiskan lebih dari 6 jam 45 menit online, 3 jam 18 menit dihabiskan lewat smartphone. Bagaimana dengan TV?
TV streaming termasuk yang cukup pesat pertumbuhannya, kini sudah dinikmati lebih dari satu jam per hari. Sementara televisi linear, yakni TV gratis dan kabel hanya stagnan ditonton di bawah dua jam sehari. Sejak 2014, dari 33 negara yang disurvei, TV linear mengalami penurunan di 29 negara. Sementara TV online naik di 28 negara. Media konvensional seperti televisi, hanya tumbuh di negara dengan banyak penduduk lansia seperti sebagian Eropa dan Jepang. Penonton televisi terbesar adalah mereka yang berusia lebih dari 50 tahun.

Fenomena serupa ditemukan di Indonesia. Penelitian lembaga rating AC Nielsen mengungkap pertumbuhan kepemilikan smartphone dalam lima tahun terakhir sangat pesat, mencapai 250 persen. Waktu yang dihabiskan konsumen Indonesia untuk media digital pun meningkat dalam tiga tahun terakhir. Dari rata-rata 2 jam 26 menit menjadi 3 jam 20 menit per hari. Sementara waktu yang dihabiskan untuk media TV baik streaming, kabel, atau gratis nyaris tidak bertambah. Dari 4 jam 54 menit menjadi hanya 4 jam 59 menit pada periode yang sama.

Di zaman serba mudah, siapa pun bisa saja membuat konten dan menuai keuntungan. Bisnis tontonan tak lagi dikuasai stasiun televisi. "Ada 10.000 televisi di media sosial. Siapa saja bisa membuat tayangan lewat Instagram, yang nonton ribuan," lanjut dia.

Dari hasil survey tersebut bisa disimpulkan bahwa memang TV dirumah sudah banyak ditinggalkan, mungkin sebagai pajangan atau hiasan saja. Jadi wajar jika ada sebuah TV swasta yang terdengar sedang melakukan perampingan karyawan, karena alasan-alasan diatas.


Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.

Obat Gangguan Telinga.