Jangan Biasakan Mengucapkan 'NAMANYA JUGA (Masih) ANAK-ANAK'

Pernahkan anda mendengar kalimat seperti judul tulisan ini atau sejenisnya, "Namanya anak-anak", atau 'Namanya juga anak-anak', 'Harap Maklum, masih anak-anak'. 
Kalimat tersebut biasanya untuk memaklumi tindakan anak, atau kenakalan anak. Orangtua mengeluarkan atau mengucapkan kalimat sejenis itu dalam upaya membela kenakalan anaknya, atau tindakan anaknya yang kurang sopan, atau melebihi perilaku anak-anak umumnya. 
Sayangnya terkadang perilaku  anak yang nakal semua dimaklumi atas nama anak-anak, karena kasih sayang orang tua yang berlebihan kepada anak atau ketidak mampuan mendidik anak sang orang tua tidak pernah melarang atau membiarkan perilaku anak menjadi diluar kenormalan anak pada umumnya. Dalam usia balita sianak sudah pandai memaki, mengeluarkan kata-kata kotor, menghina, kasar dan bahkan seolah tak mampu dikendalikan.

Pertanyaannya adalah perilaku atau tindakan seorang anak yang macam mana yang harus kita maklumi?. Apakah wajar seorang balita atau masih dibawah usia sekolah SD, sudah pandai memaki, kasar, pandai berbohong dan seolah tak mampu dikendalikan.

Saya terus terang berkali-kali, atau melihat, mendengar orang tua cerita, menurut saya  takluk pada anaknya. Contoh anaknya tak mau belajar kalau tidak dibelikan pulsa, tidak dibelikan handphone baru. Tidak mau pakai pakaian punya kakaknya yang sudah sempit, padahal masih layak dan masih tergolong bagus, bahkan walau baru dari toko/baru beli, ada adik yang tak mau pakai padahal tak jadi dipakai sang kakak karena ukuran yang salah. Siadek merontak dan bersikeras tetap tak mau memakai baju baru itu, bahkan maksa ingin dibelikan yang lain. Supaya anaknya tidak menangis maka diturutilah sianak.

Anak-anak yang seperti pada cerita diatas, umumnya kalau ada orang lain yang menegur, mengeluhkan tingkah laku, perbuatan sianak, orang tuanya malah menjawab dengan santai; "Namanya anak-anak", atau 'Namanya juga anak-anak', 'Harap Maklum, masih anak-anak'. Si orang tua malah membela, padahal dia sendir ikewalahan menghadapi perilaku anaknya. Menurut saya orang tua yang sering menggunakan kalimat, pemakluman terhadap perilaku anaknya, merupakan orangtua yang akan gagal mendidik anaknya jika tak segera merubah cara ia mendidik anaknya, maka sianak besar kemungkinan selalu membawa masalah. Mereka tergolong orang tua yang malas, mau enak sendiri.

Tidak semua perilaku anak harus dimaklumi, menurut saya justru pada usia anak-anaklah orangtua harus betul-betul mendidik,  mengarahkan, memberitahukan hal-hal baik, tidak boleh menang sendiri, tidak boleh memaksakan kehendak, tidak boleh berbohong, menerima keadaan, demi sianak dan si orang tua sendiri.  Orang tua tidak boleh memaklumi anaknya, duduk depat televisi, seharian sehingga candu, begitu juga pada HP.

Orang tua harus sadar setiap anak diciptakan dengan beragam karakter, gak mungkin sama walaupun ayah dan ibunya sama. Saya percaya bahwa orangtualah yang akan membentuk sianak sejak anak-anak. Bahkan dari pemberian nama, saya yakin bahwa pada nama terdapat doa, tedapat harapan-harapn.


Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

RASA TOLONG MENOLONGNYA TINGGI