BERLEBARAN DI KOTA TARAKAN
Lebaran Idul Fitri/Lebaran Puasa tahun 2019 saya tidak bersama istri dan anak-anak, tahun ini tidak di Batam bersama mereka. Hal baru bagi saya sejak menikah tahun 1997 kami selalu bersama merayakan Lebaran. Cukup terasa, sendiri, jauh dan tidak ada sanak famili.
Ini merupakan taqdir yang wajib saya jalani, ketika bekerja mencari nafkah demi istri dan anak-anak, nun jauh dari kelaurgapun dijalani. Tapi alhamdulillah ada teman saya yang satu perusahaan satu atap tempat menginap untuk mengistirahatkan diri, dan sama-sama keluarga (istri dan anak) jauh, kami senasib, walau beda keyakinan. Dalam merayakan lebaran tahun ini kami berkeliling bersama.
Setelah selesai menunaikan sholat ied kamipun berangkat menuju sasaran pertama, rumahnya tak jauh dari perusahaan tempat kami bekerja sekaligus juga tempat kami menetap (mes/akomodasi) yang disediakan perusahaan. Makanan berat pertama yang disuguhkan adalah soto jawa, karena orang yang kami kunjungi pertama memang orang jawa, Pak Sujak. Rumahnya mengingatkan saya pada rumah kami dikampung dusun Banding agung OKU Timur SUMSEL, yang juga dari kayu model panggung, tetangganya jauh-jauh, jaraknya karena masih suasana kebun, pas mau pulang saya diajak keliling kebun, ada sapi, ada buah-buahan, ada singkong, dan terus ngutip kweni yang berjatuhan, alhamdulillah rencananya mau disambal atau di jus.
Kemudian kami terus berkunjung, bersilaturrahim ke teman-teman karyawan lainnya, hingga menjelang tengah hari, karena kekenyangan kami memutuskan balik ke mes/akomodasi untuk istirahat, dan setelah zuhur kami lanjut lagi keliling hingga petang hari. Berbagai makanan khas
Makasar/Sulawesi mendominasi makanan berat, yang disuguhkan ke kami. Diantaranya Buras, Konro, Coto Makasar, Tumbuk adalah ketan itam yang dimasak lalu dibungkus dengan daun pisang yang berbentuk bulat, seperti sudah dipotong padahal diatara ketan itu diletakkan daun sebagai pemisah, Sawak adalah ketan itam juga bedanya dibungkus dengan daun muda kelapa berbentuk memanjang, Canai berbentuk bulan agak tebal, Ayam bumbu lengkuas, Bangkek, Bakso dengan soun berwarna biru, Soto yang disandingkan dengan berbagai pilihan seperti buras, tumbuk, sawah, atau lontong. Gulai Entok/Bebek na..yang ini bebek saya juga mencicipi sato potong kecil, saya memang kurang suka bebek dari dulu, mungkin lebaran kali ini baru yang pertama makan daging bebek/entok.
Lebaran pertama dan kedua kami berkeliling menu yang disajikan tak jauh beda. Konon katanya di Tarakan kalau lebaran ditawarkan makan gak boleh nolak. Ya saya ikut saya walau dikit-dikit saya ambil makanannya. Na..makanan berat yang diambilkan oleh tuan rumah yang problem, lumayan banyak. Alhamdulillah kami kekenyangan dan hampir dipastikan turun berat badan selama puasa gak sebanding naik nya dalam 2 hari saja.
Kami berdua konsisten untuk tidaak meminum minuman bersoda atau berkarbonasi, seperti cocacola, sprite, fanta atau sejenisnya. Kami hanya meminum air bening kemasan, dan air putih soya kaleng 2 kaleng itupun 1 kaleng kami bagi dua.
Kemudian kami terus berkunjung, bersilaturrahim ke teman-teman karyawan lainnya, hingga menjelang tengah hari, karena kekenyangan kami memutuskan balik ke mes/akomodasi untuk istirahat, dan setelah zuhur kami lanjut lagi keliling hingga petang hari. Berbagai makanan khas
Makasar/Sulawesi mendominasi makanan berat, yang disuguhkan ke kami. Diantaranya Buras, Konro, Coto Makasar, Tumbuk adalah ketan itam yang dimasak lalu dibungkus dengan daun pisang yang berbentuk bulat, seperti sudah dipotong padahal diatara ketan itu diletakkan daun sebagai pemisah, Sawak adalah ketan itam juga bedanya dibungkus dengan daun muda kelapa berbentuk memanjang, Canai berbentuk bulan agak tebal, Ayam bumbu lengkuas, Bangkek, Bakso dengan soun berwarna biru, Soto yang disandingkan dengan berbagai pilihan seperti buras, tumbuk, sawah, atau lontong. Gulai Entok/Bebek na..yang ini bebek saya juga mencicipi sato potong kecil, saya memang kurang suka bebek dari dulu, mungkin lebaran kali ini baru yang pertama makan daging bebek/entok.
Lebaran pertama dan kedua kami berkeliling menu yang disajikan tak jauh beda. Konon katanya di Tarakan kalau lebaran ditawarkan makan gak boleh nolak. Ya saya ikut saya walau dikit-dikit saya ambil makanannya. Na..makanan berat yang diambilkan oleh tuan rumah yang problem, lumayan banyak. Alhamdulillah kami kekenyangan dan hampir dipastikan turun berat badan selama puasa gak sebanding naik nya dalam 2 hari saja.
Kami berdua konsisten untuk tidaak meminum minuman bersoda atau berkarbonasi, seperti cocacola, sprite, fanta atau sejenisnya. Kami hanya meminum air bening kemasan, dan air putih soya kaleng 2 kaleng itupun 1 kaleng kami bagi dua.
Comments