MEMANFAATKAN DIMAS KANJENG, Sungguh Kita Sedang Sakit.
Gegernya masyarakat kita akibat pemberitaan Padepokan Dimas Kanjeng (DK) atau Taat Pribadi, di Probolinggo Jawa Timur, sehubungan dengan praktek penggandaan uang yang dilakukannya, membuat kita geleng-geleng kepala. Kenapa geleng kepala karena pengikutnya yang luar biasa banyak menyebar ke berbagai daerah mulai dari orang kecil hingga orang besar, dari berpendidikan rendah hingga ke yang berpendidikan tinggi, dari yang tidak kaya hingga yang kaya raya. Semua media memberitakan hal ini, pagi, siang, sore bahkan malam hari. Media seolah ingin terus memperbaharui berita tentang Dimas Kanjeng ini.
Kini DK di anggap melakukan praktek penipuan. Benarkah begitu?. Saya kurang setuju kalau DK dianggap menipu santrinya. Saya tak pernah jumpa apalagi kenal DK. Kenapa saya tidak setuju DK dianggap menipu. Jika kita menyimak di beberapa media beberapa cerita dan ketentuan Padepokan diantara seperti berikut:
Bahwa DK mempunyai sultan-sultan (pengikut terdekat) yang bertugas merekrut orang-orang yang ingin menggandakan uang. Bahwa Pengikut tidak boleh bertemu dengan DK selama 5 tahun. Jika bertemu maka tidak boleh berbicara langsung dan hanya boleh tersenyum.
Na kalau betul ketentuan padepokan seperti itu apakah DK dianggap menipu. DK tidak mencari santri, DK tidak berhubungan langsung dengan para santri atau para peminat penggandaan uang, bahkan tidak boleh berbicara dengan DK selama 5 tahun. Lalu siapakah yang menipu?. Menurut saya yang menipu tentu saja para sultan atau mereka-mereka yang mencari dan bertugas untuk mencari pengikut atau mereka yang ingin menggandakan uang. Ini kalau dari segi ini saya anggap DK tidak menipu.
Tapi timbul iseng saya jika menurut Marwah Daud di acara ILC bahwa DK itu memang mampu menggandakan uang, barang-barang (seperti yang ditampilkan di TV). Mari kita manfaatkan DK sebagai pejuang Kesejahteraan Masyarakat Indonesia dan Sebagai Tenaga Pemerataan Pembangunan, Sebagai upaya mempercepat Pembangunan Indonesia. Bagaimana caranya?. Kita minta DK bekerja di setiap departemen tertentu per 2 bulan.
- Pertama di departemen PU tugasnya menggandakan jalan-jalan bagus yang biasa maupun jalan tol, untuk segera digandakan diseluruh indonesia.
- Di departemen Perhubungan tugasnya untuk menggandakan pelabuhan udara, pelabuhan laut, alat-alat transportasi masal (pesawat, kapal laut, kereta api, bis) sehingga harga tiket bisa ditekan lebih murah lagi.
- Di departemen Kelautan DK diminta segera menggandakan kapal-kapal penangkap ikan atau segera menggandakan ikan-ikan, baik ikan laut maupun ikat danau dan sungai.
- Di Departemen Pertanian DK segera menggandakan sayuran, buah-buahan, palawija atau tanaman lainnya yang bernilai ekonomi, ekologi, menggandakan hewan ternak dan hewan yang yang sudah hampir punah.
- Di departemen perdagangan DK diminta segera menggandakan "SEMBAKO" agar sembako menjadi murah, tidak langka, tidak dipermainkan dan biar buruh bergaji rendah tetap bisa belanja dan menabung.
- Di departemen ESDM DK segera menggandakan sumber-sumber energi seperti; gas, bensin, solar, mintak tanah, batu bara, emas dan semua hasil tambang bernilai ekonomi tinggi lainnya. Agar Indonesia tidak bergantung dari pihak luar lagi, tidak impor dan harganya murah.
- Di departemen Perindustrian DK segera diminta menggandakan alat, peralatan rumah tangga, industri mesin-mesin, elektronika, manufaktur, alat berat, pengeboran/pertambangan, industri pesawat, perkapalan, IT, dan teknologi lainnya sehingga Indonesia maju dan mandiri adil dan merata.
- Di departemen Pariwisata DK segera harus menggandakan tempat-tempat wisata yang menarik baik yang bersifat wisata alam, wisata laut, dan sebagainya sehingga wisatawan dari luar negeri tumpah ruah di Indonesia dan merata diseluruh Indonesia.
- Di departemen pendidikan DK diminta segera menggandakan orang-orang pintar / cerdas, bijaksana, sopan santun, berbudi luhur, hebat, tangguh dan penuh keimanan serta ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar mereka yang sudah digandakan itu memacu kemajuan dunia pendidikan di Indonesia sehingga sekolah-sekolah menengah hingga tinggi di penuhi orang-orang dari luar untuk belajar di Indonesia.
Na..kira-kita begitulah jika benar apa yang dikatakan oleh Ibu Marwah Daud, guna memanfaatkan Dimas kanjeng untuk Indonesia. Tapi mana mungkin DK sudah ditangkap, atas keterlibatannya dalam kematian pengikutnya sendiri, dan pengaduan santri-santri yang tak kunjung mendapatkan uang / benda yang banyak, maksudnya ternyata uang / benda yang ada tidak juga 'berganda' atau menjadi lebih banyak.
Betul kata KH. Ahmad Hasyim Muzadi mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU), dalam acara ILC itu, menanggapi gegernya Indonesia akibat ulah Dimas Kanjeng, "Masyarakat kita yang sakit", kenapa yang seperti itu dipercaya dan banyak pengikutnya dan banyak pula yang telah memberikan uang untuk diganda dalam jumlah tidak sedikit bahkan milyar. Kalau DK benar kenapa dalam upaya menggandakan uang menggunakan uang orang lain, dan kenapa pula harus memakai mahar. Sungguh sakit. Semoga menjadi pelajaran bagi saya, keluarga maupun siapa saja yang membaca tulisan ini atau menyimak perihal ini di berbagai media. Semoga saya tidak termasuk yang sakit...aamiin.
Comments