KITAPUN AKAN IKUT DITANYAI, bahkan IKUT TERSERET

Sejak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berkiprah, makin banyak saja yang tertangkap karena korupsi. Pejabat, Anggota Dewan, Petinggi Partai, Pengusaha tidak luput dari KPK. Pada mulanya yang tertangkap tangan, tertangkap basah tidak merasa bersalah, tidak mengakui, atau ketika di konfrontir dengan orang tertentu mengaku tidak mengenal, tidak pernah ketemu. Kini KPK benar-benar merupakan salah satu badan / lembaga yang paling menakutkan.

Menarik menyimak proses penyidikan yang dilakukan oleh KPK. Ketika ada yang tertangkap tangan lalu di sidik, atau ditanyakan secara mendalam, siapapun yang terpaut akan dipanggil, mengelak akan diputar rekaman pembicaraannya di pengadilan melalui telepon. Orang-orang yang tadinya merasa tidak ada sangkut pautnya bisa tiba-tiba dipanggil KPK, atau bila tiba-tiba ada yang 'bernyanyi' di media masa maka hampir dipastikan mulai tak tenang tidurnya. 

Proses KPK itu, jadi membuat saya terbayang dan takut proses pengadilan yang digelar oleh Allah SWT nanti terhadap hambanya manusia. Coba bayangkan ketika kita sendiri sebagai anak, sebagai orangtua diadili ditanyakan. Misalnya ketika anak perempuan kita ditanya kenapa kamu selama hidup suka pamer aurat?. atau kenapa kamu dulu ketika hidup suka pakaian mini, ketat dan terbuka aurat?.

Lalu bagaimana kalau anak kita menjawab; dulu saya tidak dilarang sama orangtua berpakaian seperti itu, dulu saya malah dibelikan pakaian seperti itu sama orangtua, dulu orangtua saya tidak peduli. Maka untuk memastikan keterangan si anak harus dikonfrontir, dipanggilah orangtua sianak padahal sudah di syurga. Tentu saja disana tidak bisa bohong, tidak bisa jawabnya asal-asal atau kongkalikong, disana juga bisa di putarkan catatat tentang kita. Nah kalau kita memang tidak peduli, tidak melarang, atau malah membelikan atau menganjurkan maka berkuranglah hukuman bagi sianak dan kitalah yang menerima siksaan karena itu, mungkin yang tadinya sudah di syurga malah pindah alamat ke sebelah yaitu neraka.

Jangan dikira kita tidak punya sangkut paut dengan anak-anak kita. Kalau sianak menuntut keadilan, bisa!. "Kenapa orangtuanya masuk syurga, kenapa ia yang masuk neraka. Padahal dulu selama di dunia saya tak pernah mendapatkan pengajaran, ajakan / perintah kebaikan, sholat dari orangtua. Berarti orangtua saya memang menghendaki saya masuk neraka". Maka kita Bisa tuntutan sianak seperti itu, tidaklah terlalu persis.

Tulisan ini bertujuan mengingatkan saya sendiri, istri, anak, keluarga dan siapapun yang membaca tulisan ini.

SEMOGA BERMANFAAT.

Comments

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Obat Gangguan Telinga.

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.