MERINDUKAN JAM NASIONAL
Dahulu, ketika Televisi hanya TVRI yang ada dapat kita tonton di Indonesia. Ada satu tolak ukur ketepatan sebuah jam yang dipakai oleh masyarakat Indonesia, baik itu yang di tangan, dirumah maupun ditempat lainnya.
Tolak ukurnya adalah acara "DUNIA DALAM BERITA" TVRI (DDB). Hampir setiap orang yang ditanya ketepatan jam yang dipakainya, akan dengan bangga mengatakan "jam ini sesuai/sama dengan Dunia Dalam Berita". Karena memang kala itu TVRI sangat konsisten dengan waktu penayangan acara tersebut, selalu tepat pukul 21.00 WIB, TVRI tidak akan memulai penayangan DDB sebelum tepat pukul 21.00 WIB. Ukuran jam seseorang adalah ketepatannya dengan DDBnya TVRI, bagaimana pula yang Waktu Indonesia Tengah dan Waktu Indonesia Timur, sama saja masyarakat disana juga menyesuaikan hal itu.
TVRI kala itu hampir dipastikan menjadi tolak ukur jam yang ada baik secara perorangan, rumah tangga, kantor dan hampir semua jam diseluruh Indonesia. Kala itu pula ada kesamaan ukuran waktu secara nasional.
Namun ketika Televisi mulai marak di Indonesia, maksudnya televisi swasta mulai ramai. Ketepatan jam yang dipakai orang mulai kehilangan patokan atau ukuran. Sejak itu TVRI secara perlahan kehilangan penonton setia, karena faktor acaranya yang membosankan, faktor lain karena televisi-televisi swasta yang ada juga dalam menyiarkan acaranya tidak selalu tepat waktu sesuai jadwal. Masing-masing televisi terlihat memiliki jam tersendiri, dan itu tidak bisa dijadikan sebagai patokan.
Saya heran kenapa sekarang jam yang kita pakai tidak memiliki patokan lagi secara nasional seperti dulu. Coba kita lihat Negara Malaysia, disana juga banyak televisi, namun ketika pukul 19.00 waktu Malaysia semua televisi disana secara serentak dan waktunya persis sama menyiarkan Berita, padahal masing-masing televisi menyiarkan berita sendiri-sendiri. Kalau disana bisa kenapa Indonesia tak bisa. Hal sepele namun kita tak bisa melakukannya.
Tolak ukurnya adalah acara "DUNIA DALAM BERITA" TVRI (DDB). Hampir setiap orang yang ditanya ketepatan jam yang dipakainya, akan dengan bangga mengatakan "jam ini sesuai/sama dengan Dunia Dalam Berita". Karena memang kala itu TVRI sangat konsisten dengan waktu penayangan acara tersebut, selalu tepat pukul 21.00 WIB, TVRI tidak akan memulai penayangan DDB sebelum tepat pukul 21.00 WIB. Ukuran jam seseorang adalah ketepatannya dengan DDBnya TVRI, bagaimana pula yang Waktu Indonesia Tengah dan Waktu Indonesia Timur, sama saja masyarakat disana juga menyesuaikan hal itu.
TVRI kala itu hampir dipastikan menjadi tolak ukur jam yang ada baik secara perorangan, rumah tangga, kantor dan hampir semua jam diseluruh Indonesia. Kala itu pula ada kesamaan ukuran waktu secara nasional.
Namun ketika Televisi mulai marak di Indonesia, maksudnya televisi swasta mulai ramai. Ketepatan jam yang dipakai orang mulai kehilangan patokan atau ukuran. Sejak itu TVRI secara perlahan kehilangan penonton setia, karena faktor acaranya yang membosankan, faktor lain karena televisi-televisi swasta yang ada juga dalam menyiarkan acaranya tidak selalu tepat waktu sesuai jadwal. Masing-masing televisi terlihat memiliki jam tersendiri, dan itu tidak bisa dijadikan sebagai patokan.
Saya heran kenapa sekarang jam yang kita pakai tidak memiliki patokan lagi secara nasional seperti dulu. Coba kita lihat Negara Malaysia, disana juga banyak televisi, namun ketika pukul 19.00 waktu Malaysia semua televisi disana secara serentak dan waktunya persis sama menyiarkan Berita, padahal masing-masing televisi menyiarkan berita sendiri-sendiri. Kalau disana bisa kenapa Indonesia tak bisa. Hal sepele namun kita tak bisa melakukannya.
Comments