RUMAH BESAR, BAGUS DAN MEWAH
Siapa yang tidak mau rumah besar, bagus dan mewah. Impian semua orang untuk memiliki rumah idaman seperti itu, rumah yang kita miliki masa kini cenderung menjadi pertanda bahwa penghuni atau pemilik rumah itu adalah orang sukses dan kaya. Siapa yang tidak ingin disebut sukses dan kaya. Kita dapat membayangkan betapa nikmatnya menetap dalam rumah besar, bagus dan mewah itu apalagi dilengkapi fasilitas yang maksimum, tersedianya pembantu yang bisa melayani segala kebutuhan, dan berbagai aktivitas.
Tapi mungkin anda bisa berubah pikiran, jika rumah besar, bagus dan mewah itu tidak membahagiakan anda. Saya sudah menyaksikan sendiri beberapa orang dengan rumah besar, bagus dan lumayan mewah tidak membawa kebahagian bagi penghuninya.
Di Tanjung Uban ada kenalan saya perantau dari Jawa, karena sukses berhasil membangun sebuah rumah dua tingkat yang besar, tujuan utamanya untuk anak. Tapi kemudian setelah anak-anaknya besar dan menikah. Anak-anaknya tidak ada yang mau menetap bersama orangtuanya, mereka memiliki pilihan sendiri dan ingin mandiri. Rumah besar dua tingkat itu kini hanya ditempati berdua saja. Sang kenalan mungkin harus berpikir ulang apa gunanya rumah besar.
Beberapa hari yang lalu saya ke Plaju-Palembang. Saya juga menyaksikan beberapa rumah dengan kondisi seperti tak berpenghuni, sepi, suram dan agak remang. Pada lain kesempatan saya melihat sebuah rumah yang tidak berpenghuni sama sekali. Lalu saya tanyakan sama abang saya. Katanya 2 rumah merupakan pensiunan Pertamina, sekarang hanya ditempati oleh sepasang suami istri yang sudah tua, sementara anak-anaknya sudah pada menikah dan memiliki rumah sendiri-sendiri, bahkan ada yang di luar Sumatera Selatan.
Rumah yang kosong malah lebih tragis, tidak ter urus halamannya ditumbuhi semak belukar, pemiliknya sudah meninggal, anak-anaknya juga sudah pada menikah dan sukses juga memiliki rumah-masing-masing, yang artinya mereka tidak ingin menetap dirumah orangtuanya. Dan masih banyak cerita rumah besar, bagus dan lumayan mewah yang kemudian seperti sia-sia, kemudian rumah itu tidak membahagiakan malah sebaliknya.
Dan apalah gunanya rumah besar, bagus, mewah jika mengurangi interaksi sesama anggota keluarga, jarang bertemu, jarang berbicara, bahkan jarang berkumpul. Masing-masing anggota keluarga sibuk dengan kegiatan masing-masing. Rumah tidak lagi menjadi syurga bagi penghuninya. Dengan tulisan ini saya berharap kita tidak terlalu berharap untuk punya rumah besar, bagus dan mewah. Rumah sederhana tapi menjadi syurga bagi penghuninya, itu lebih baik. In sya Allah..aamiin.
Comments