Posts

Showing posts from March, 2011

BATAM MEMBUTUHKAN RUANG PUBLIK TERBUKA NAN HIJAU.

Image
Jika kita keliling kota Batam ruang publik terbuka sangat kurang, tapi ruang publik tertutup sangat banyak. Tapi sebenarnya, apa yang dimaksud ruang publik, secara sederhana adalah suatu tempat yang dapat dipergunakan secara bersama. Simak salah satu pendapat pakar berikut; Pada umumnya ruang publik adalah ruang terbuka yang mampu menampung kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang ini memungkinkan terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi. Karena pada ruang ini seringkali timbul berbagai kegiatan bersama, maka ruang-ruang terbuka ini dikategorikan sebagai ruang umum. Menurut sifatnya, ruang publik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : • Ruang publik tertutup : adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu bangunan, contohnya mall. • Ruang publik terbuka : yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang sering juga disebut ruang terbuka (open space), contohnya alun-alun. Mengapa dibutuhkan ruang publik?. Semakin menin

ANAK TERSIRAM AIR PANAS, SEBUAH PELAJARAN DIDAPAT.

Image
Hari Sabtu tanggal 26 Maret 2011 yang lalu, anak seorang karyawan yang belum genap berusia 2 tahun, tersiram air panas mendidih yang baru saja diangkat sang ibu dari kompor. Kejadianya, ketika sang ibu mengangkat air panas, entah dari mana tiba-tiba sianak muncul mendekati ibunya dan tumpahlah air panas itu mengenai dada dan perutnya anaknya. Sianak tentu saja langsung menjerit dan menangis karena kepanasan. Ibunya panik dan segera berusaha menolong dengan membuka baju kaos yang dikenakan sianak dari bawah keatas dalam keadaan masih basah dan panas. Namun apa yang terjadi kemudian; wajah, bibir dan hidung sianak yang terkena baju kaos itu juga ikut melepuh kepanasan. Sianak tambah berteriak dan kepanasan dan siibu malah ikut menangis karena melihat anaknya bertambah parah penderitaannya dan merasa ikut bersalah. Lalu pelajaran apa yang didapat atas kejadian itu?. Tentu saja kita tak boleh panik, baringkanlah/dudukkanlah sianak secara perlahan-lahan lalu jangan sekali-kali membuka b

SEBUAH PERTEMUAN, TAQDIR.

Image
Minggu tanggal 27 Maret 2011, seperti biasa saya mengantar istri ke pasar, namun kali ini agak berbeda.. Mengapa begitu?, karena ada perbedaan-perbedaan dari kebiasaan yang kulakukan, apa itu?. Pertama saya sama istri biasanya pergi kepasar (Mega Legenda) mendekati pukul 07.00 pagi, kali ini entah mengapa kami pergi ke pasar sekitar pukul 09.00 pagi. Kedua biasanya saya mengikuti istriku dari belakang untuk mengelilingi pasar (hunting) kebutuhan yang diperlukan, kali ini entah kenapa saya berujar sama istriku untuk tidak ingin ikut mau lihat-lihat suasana didepan pasar. Ketiga biasanya kami kalau mau minum atau sarapan di pasar itu hanya masuk di dua kedai kopi langganan kami, tapi kali ini entah kenapa saya seolah digiring untuk masuk ke kedai kopi yang belum pernah kami masuki sejak dibuka / beroperasi. Pagi itu sebelum berangkat ke pasar, saya memang sudah sarapan dirumah. Dengan alasan sambil menunggu istri selesai belanja masuklah saya ke kedai kopi / tempat sarapan yang leta

PEMERATAAN ORANG PINTAR & ORANG HEBAT.

Image
Waktu itu saya masih kuliah di Fakultas Ekonomi-Syaih Kuala banda Aceh, sekitar tahun delapanpuluhan , saya melihat ketimpangan-ketimpangan Universitas di Indonesia, baik dari segi fasilitas, mutu pendidikan (lulusannya) serta tenaga pengajarnya. Di Jawa pada umumnya fasilitasnya sangat memadai, lulusannya juga diperhitungkan, tenaga pengajarnya juga lebih baik dan lebih banyak bahkan waktu itu sudah diatas S2 serta profesor. Kita tahu banyak sekali universitas negeri maupun swasta, setiap provinsi memiliki universitas, namun percayalah hingga kini masih banyak orang yang tidak tahu keberadaan (nama) sebuah universitas negeri di salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Universitasnya saja tidak dikenal apalagi lulusannya tidak diperhitungkan. Maksud saya orang Indonesia pada umumnya masih dengan mudah mengingat dan menyebut universitas negeri yang ada di pulai Jawa saja. Lowongan kerja juga selalu tidak adil hanya menginginkan tamatan universitas yang bereputasi saja. Maaf jika be

KORUPTOR DIREHABILITASI SAJA, BUKAN DIHUKUM.

Image
Sungguh aneh dan ironis, saya fikir. Kalau artis, pejabat, anak pejabat atau bahkan keturunan mantan pejabat hebat, terlibat narkoba atau tertangkap karena narkoba, yang mengemuka / yang menonjol adalah upaya ‘rehabilitasi’ bukan upaya aspek hukumnya. Diberbagai media masa berita tertangkapnya beberapa artis dan anggota pejabat oleh keluarganya / pengacaranya agar yang tertangkap direhabilitasi, dengan alasan mereka masih muda, karya-karya mereka dinantikan banyak orang, mereka tempat bergantungnya anak-istri serta keluarga besarnya. Bukannya saya tidak setuju ada upaya rehabilitasi, saya sangat setuju kalau memang bisa diupayakan. Kalau semua bisa direhabilitasi harus diupayakan kepada semua rakyat Indonesia, dan kepada jenis kejahatan apapun, artinya proses hukum tidak diperlukan lagi. Apakah kita menganggap bahwa pengedar dan pemakai narkoba adalah sebuah kejahatan?. Kalau kita tidak menganggap sebuah kejahatan maka tidak perlu upaya hukum. Biarkan saja narkoba meraja lela di

BISNIS PEMBALUT WANITA BEKAS.

Image
Ah…judulnya saja tak elok dan tak menarik, jorok lagi. Pada kenyataannya ada perusahaan atau orang yang hidup dari berbisnis ‘pembalut wanita’. Na.. yang ingin saya tulis berikut ini bukan pembalut wanita yang bersih dan masih dalam kemasan dalam keadaan terbungkus dengan rapi, indah dan menarik, tapi maaf ngomong ‘pembalut bekas pakai, ya pembalut yang sudah dipakai oleh wanita. Ihh.. jorok, siapa sih yang mau bisnis itu!, siapa pula atau wanita mana pula yang menjual benda itu, itu mungkin pertanyaan yang akan muncul kemudian dan memang layak anda bertanya, karena anda berfikir aneh dan anda mungkin keki kalau anda tahu ada wanita yang membisniskan benda jorok itu. Pada gedung-gedung, kantor-kantor moderen seperti mall, supermarket, pabrik, rumah sakit, hotel dan sebagainya yang memiliki pekerja wanita melarang membuang ‘pembalut wanita ke dalam toilet, karena benda itu tidak mudah terurai sehingga akan membuat toilet mampet. Coba anda simak ditempatku bekerja dari sekitar hampi

ANAK SD BICARA SOAL SOGOK MENYOGOK.

Image
Sore kemarin tanggal 15 Maret 2011, tiba-tiba anakku yang nomor dua Farras Anruko menghampiri istriku yang lagi asyik nonton TV, lalu ia bertanya. “Bunda, kalau ada anak yang belum berumur 7 tahun, tapi sudah masuk SD, itu namanya nyogok ya?”. “Apa itu nyogok nak?” “Itu kata kawan adik, masuknya bayar, adek dengar aja mereka ngomong”. “Ya..mungkin karena anak itu pintar, sudah pandai membaca dan menghitung. Kawan adek itu siapa, yang mana”. “Adek lupa namanya”. “Adek, tak boleh tanya-tanya dan ngomong-ngomong soal itu disekolah ya…,nanti gurunya dengar dan marah”. Aku cuma menyimak saja pembicaraan itu, karena aku lagi sakit gigi. Sejatinya memang di Batam itu ada aturan, untuk masuk SD minimal harus berumur 7 tahun. Nyatanya banyak anak yang umurnya dibawah tujuh tahun, sudah masuk SD, aturan itu seperti tidak bisa diterapkan. Jadi untuk apa dibuat tapi tidak ditaati. Ironisnya orangtua yang memasukkan anaknya SD sebelum berumur 7 tahun itu adalah orang yang memahami aturan

DOKTER GIGI DAN PERTEMUAN TIDAK SENGAJA.

Gigiku senut-senut sejak empat hari yang lalu, kalau berkumur atau meminum yang agak dingin atau yang agak panas, macam ditusuk, ngilunya bukan main. Terutama sejak kemarin semakin terasa. Senin malam tanggal 14 Maret 2011, aku mengajak istriku ke klinik perusahaan untuk memeriksa atau mengobati rasa tak indah pada gigiku itu. Sampai di klinik orang yang ada diresepsinis cuma bertanya, “sebelumnya sudah pernah kesini Pak?”. “Sudah” ujarku singkat dan Ketika duduk menunggu panggilan istriku berujar; “Ayah ke dokter gigikan?”. “Ya..maunya begitu, tapi tadi tidak ditanya keluhannya apa dan tidak pula diarahkan mau ke dokter mana/apa”. Tak lama kemudian namaku disebut, lalu aku masuk kearah panggilan. Dokter wanita yang bertugas itu kemudian bertanya: “Kenapa pak, apa keluhannya?”. “Gigi saya, ngilu”. “Wah bapak seharusnya ke dokter gigi” “Ya, tadi diluar saya cuma ditanya sudah pernah kesini”. “Ya..kalau program INHEALTH, untuk gigi, tidak disini”, sang dokter lalu mencatatkan al

TERTAWALAH.

Image
Apa manfaat tertawa?. Tertawa paling tidak menunjukkan anda lagi senang, namun menurut Professor Andrea Nelson, seperti dilansir BBC News ‘tertawa yang benar-benar hangat dan membuat anda merasa senang juga dapat membantu mempercepat penyembuhan, hal ini karena tertawa membuat diafragma bergerak dan ini memainkan peranan penting dalam menggerakan darah ke seluruh tubuh”. Hebat bukan?. Lalu kenapa pula kita harus bermuka cemberut, murung dan muka ketat?, padahal manfaat tertawa lebih banyak. Anda tahu jika anda marah, cemberut dan bermuka ketat akan membuat orang disekitar anda atau yang melihat anda ketakutan dan mungkin hilang rasa simpatinya. Cobalah anda lihat foto dari beberapa orang, pasti anda menyukai atau ingin melihat foto orang / wajah orang yang lagi senyum, bukan yang lagi cemberut. Namun begitu masih banyak orang yang suka atau senang kalau orang lain tahu ia sedang marah. Ia ingin agar orang disekelilingnya tahu ia lagi marah. Ia tunjukkan lagi MARRRAAHHHH. Sebuah stu

REUNI KECIL DAN IKAN KAYU.

Seorang teman wanita SMA (Tamsis Arun-Aceh) dulu, datang ke Batam tanggal 4 Februari 2011. Kami bertemu lagi setelah 24 tahun. Terakhir kami ketemu tahun 1986 saat kami menamatkan SMA setelah itu tidak pernah ketemu padahal kami sama-sama kuliah di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, cuma beda fakultas. Kini ia sebagai guru SMK yang berkerudung, istri dari seorang Kepala Dinas (rahasia nama Dinasnya) di Kota Lhokseumawe. Kedatangannya ke Batam bersama rombongan ibu Walikota Lhokseumawe sekitar 31 orang (ibu-ibu PKK). Katanya ini kunjunganya yang ketiga ke Batam. Temanku SMA (Tamsis Arun-Aceh)yang bekerja di Singapura seorang lelaki, juga datang hari itu untuk menjumpai teman kami dari ACEH itu. Saya sedang di Mesjid Jumat itu, terus-terusan ditelpon sama teman lelakiku itu, namun aku abaikan. Selama bertahun-tahun kerja di Singapura tampaknya ia lupa, hari Jumat dan pukul 12 adalah waktu untuk Sholat Jumat. Setelah Jumatan selesai temanku itu menelpon lagi yang menanyakan posisiku se

MATI JAM

Sabtu 5 Februari 2011 kemarin, saya beserta anak keduaku dan seorang keponakanku menuju Lobam-Bintan. Tujuanku untuk melapisi salah satu pintu dengan plastik agar tidak lapuk karena kena air hujan sekaligus melihat rumah dan mengambil bibit bonsai yang ada dibelakang rumah, yang kuanggap sudah boleh kubawa, yang masih tersisa masih lumayan banyak, mudah-mudahan tidak mati, atau tidak hilang lagi. Speedboad yang kami tumpangi berangkat 09.30. Saya sengaja memilih jurusan Punggur-Lobam-Tanjung Pinang, karena saya ingin mencoba dan melihat pelabuhan yang baru diresmikan oleh Gubernur KEPRI tanggal 08 Februari 2011 yang lalu, kebetulan tak jauh dari perumahan kami. Sampai disana Sutriono sudah menunggu, rupanya ia salah sangka dan bertanya-tanya kenapa istri dan anak pertama saya tak ikut. Setelah membetulkan pintu, kami lalu kebelakang rumah melihat kebun. Lalu membakar daun-daun kering untuk mengusir nyamuk. Ah..ternyata manggaku sudah mulai berbunga, jeruk sambalnya berbuah, dua bat

TIDAK DIANGGAP MENOLONG.

Mulailah Menolong Diri Sendiri. Teleponku berbunyi, diseberang langsung berujar. “Kak Kolubi!, ini Iwan kak.” “Iwan mana ya?”. Tentu saja aku bertanya karena tidak paham. Setelah itu ia langsung berbahasa komering bahasa ‘ibu’ kami dan kamipun ngobrol berbahasa komering sampai selesai, (saya ubah ke bahasa Indonesia. “Saya adik Pandi, Raden Ismail nama Bapaknya. Akupun langsung ingat Pandi dimaksud dan Orangtuanya. “Adik Dul” “Ya kak”. Dul dan Pandi (kakak adik) kawan saya sekolah, main dan cari ikan disusun dulu. Kalau Iwan ini saya tak begitu paham karena waktu itu ia masih kecil sekali. “Mainlah kerumah” ujar saya. Iwanpun langsung minta alamatku. Malamnya Iwan bersama tiga orang lelaki muda yang semuanya berasal dari dusunku datang. Semuanya aku tak paham, yang satu panggil akas / kakek, yang dua lagi panggil mamang / paman. Aku tak paham karena ketika aku merantau ke Aceh tahun 1977, mereka masih diawang-awang alias belum lahir, bahkan bapak dan ibunya belum menikah. B