PEMUTIH GIGI ALAMI.

Dulu, dikampungku Banding Agung, Komering Sumatera Selatan, ketika aku masih kecil, arang digunakan untuk menggosok gigi. Arang mungkin pengganti odol atau pasta gigi yang juga zaman itu sulit. Maksudnya tidak banyak dan semudah mendapatkannya seperti sekarang. 

Zamanku kecil dulu memang tidak banyak jenis dan merek pasta gigi, bungkusnya terbuat dari / berbahan alumunium kalau sudah mau habis digulung sehingga isinya benar-benar terkuras. Kemudian untuk berbelanja hal-hal serupa itu warga kampung saya hanya memiliki satu hari dalam seminggu untuk berbelanja, yang biasa kami sebut hari "KALANGAN". Hari itulah ada pasar rakyat dan itupun bukan di desa kami tapi di desa seberang sungai. Artinya jika kami harus pergi ke 'kalangan' kami harus menyeberang sungai dengan biduk alias perahu. 

Wah..betapa menyenangkannya jika Umak & Ubak ( Ibu & Ayah) jika mengajakku ke kalangan itu...mungkin serasa pergi ke mal zaman sekarang, tak sedikit anak-anak menangis karena tak diajak ke kalangan. Ramai, bisa jajan limapuluh rupiah sudah banyak dan hebat saat itu, soalnya masih ada harga satu rupiah dan lima rupiah. Es parut waktu itu sudah hebat sekali, ada lagi oleh-oleh yang juga selalu ada kami sebut 'kolong-kolong' penganan dari ubi yang dibentuk seperti gelang, keras tapi rasanya renyah.

Kembali ke Arang. Konon menggosok gigi dengan arang itu dapat memutihkan gigi secara alami. Bagaimana caranya, arang dihancurkan hingga menyerupai serbuk. Setelah arang itu seperti serbu gosokkanlah ke gigi dengan menggunakan jari. Jika anda melakukannya secar rutin Insya Allah gigi akan putih. Bahkan sekarang sudah ada pasta gigi yang berbahan arang, setelah diproses atau diolah secara moderen dan sehat.



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

DARAH QURBAN SAPI UNTUK OBAT TELAPAK KAKI

Kemaren tanggal 15 Oktober 2013, Hari Raya Idul Adha 1434 H. Sekitar jam sembilan pagi acara pemotongan hewan qurban rencana akan dimulai di Mesjid Nurul Jannah Batam Center. Saya sama istri dan anak-anaku ikut menonton. ternyata acaranya tidak tepat waktu karena berbagai persiapan yang masih perlu dimatang, juga banyaknya sukarelawan yang berdatangan / tiba-tiba muncul ingin membantu ikut mempengaruhi persiapan panitia. Ketika sapi pertama dipotong dan darahnya mengalir ke tanah, seorang gadis yang berdisi disampingku, seperti tidak sabar ingin mendekat. Ketika saya berkata bahwa darah sapi ini (sambil menunjuk) obat. Sang gadis langsung saja nyeletuk "Ya, saya ingin mengobati kaki saya ini" sambil menunjukkan telapak kakinya ke saya, padahal kami tidak saling mengenal dan bertegur sapa sebelumnya. Saya jadi ingat dulu masa kecil di kampung di Dusun Banding Agung-OKU Timur Sumsel, masa sekitar dibawah kelas IV SD, orang kampung kami mengobati penyakit di telapak kakinya
Read more

Obat Gangguan Telinga.

Image
Sekali lagi aku menuliskan soal pengobatan ini bukan karena aku ahli atau pakar tentang pengobatan. Tapi sekedar untuk berbagi. Dulu waktu masih kecil saya memang pernah memiliki cita-cita untuk menjadi dokter. Gak kesampaian jadi dokter sungguhan, alhmadulillah jadi dokter yang lain, dokter tulis menulis. Pernahkah anda mengalami gangguan telinga, misalnya pekak, sakit karena kemasukan air, gatal, berdengung bahkan gangguan yang lumayan hebat seperti bernanah / tungkik, teler. Nah...kalau pengajaran orangtua dulu gangguan telingan yang ringan dapat dihilangkan dengan cara; ambilah batang daun pepaya (yang seperti pipa itu) yang masih segar, tidak terlalu tua juga tak terlalu muda. Lalu batang daun pepaya itu dihangatkan / jerang / panggang diatas apa, tapi jangan sampai terbakar atau hangus. Lalu setelah dirasa cukup tiuplah telingan secara perlahan-(ingat! pelan-pelan) dengan menggunakan batang pepaya yang masih hangat tadi, mintalah orang lain untuk meniupkannya, karena kal
Read more

KERAJAAN SRIWIJAYA; Minimnya Informasi.

Image
Membaca buku Karya O.W Wolters (akademiskus, sejarawan paling berpengaruh asia tenggara, penulis dari Inggris (1915-2000). Berjudul Kemaharajaan Maritim SRIWIJAYA & Perniagaan Dunia abad III - Abad VII, diterbitkan Komunitas Bambu, cetakan pertama-September 2011, mulai terkuaklah sedikit demi sedikit betapa besarnya kerajaan ini, jauh lebih luas dari yang pernah dibayangkan, halaman 1. Walau aku membaca buku ini belum selesai tebalnya saja 361 halaman, baru bab I dan bab II. Mungkin selama ini kita hanya mengetahui Kerajaan Sriwijaya ini besar, tapi kita tak pernah tahu asal usulnya, seberapa besar dan kebesarannya, mengapa ia begitu besar, apa faktonya?, mengapa pula harus bermarkas di Palembang ? Adakah hubungan para raja-raja serta keturunannya dengan orang Palembang?. Sebetulnya masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa dijawab hingga kini, untuk mengungkap lebih banyak tentang kerajaan yang luar biasa besar di Nusantara. Selama kurang lebih 500 tahun berperan pentin
Read more